Travel  

Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat

Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat

tribunwarta.com – Lokasi: Jl. Taman Suropati, RT.5/RW.5, Menteng, DKI Jakarta 10310Map: Klik DisiniHTM: FreeBuka Tutup: 24 JamTelepon: –

Ditengah kepadatan aktivitas sehari-hari, ditambah lagi dengan kemacetan jalanan ibukota terutama saat jam berangkat, makan siang dan jam pulang kerja menjadikan rasa penat kian memuncak.

Namun bagaimana bila kita sulit mengambil libur panjang dan hanya memiliki 1-2 hari libur dalam 1 minggu?

Tentunya hal ini perlu di siasati dengan baik agar dapat menghilangkan penat, namun aktivitas pekerjaan pun tidak terganggu.

Berlibur dengan mengunjungi tempat-tempat yang masih asri dan hijau dengan pemandangan alam indah, tentunya menjadi salah satu dambaan bagi setiap orang.

Namun bila waktu yang dimiliki cukup sempit, ada baiknya mencari alternative lainnya agar dapat menghilangkan penat dengan maksimal.

Biasanya kebanyakan warga ibukota dan sekitarnya akan pergi berlibur ke daerah-daerah seperti puncak Bogor.

Namun bila waktu libur yang dimiliki hanya 1 hari ditambah harus bermacet-macetan pula diperjalanan, tentu akan sangat melelahkan bukan?

Alternative paling tepat bila Anda memiliki waktu libur terbatas bisa jadi dengan berjalan-jalan ke Taman di sekitar kota, selain relatif lebih dekat dan tidak menyita waktu di perjalanan, biaya yang dikeluarkan pun lebih hemat.

Di kota Jakarta sendiri, terdapat 3.098 taman yang bisa jadi pilihan untuk Anda berlibur baik dengan pasangan maupun bersama teman dan keluarga.

Di antaranya yang sudah tak asing lagi seperti Taman Menteng, Waduk Ria Rio, Taman Langsat, Taman Ayodya Jakarta selatan dan terakhir ialah Taman Suropati.

Namun tahukah Anda bahwa penamaan Taman Suropati sendiri tidak hanya di satu tempat saja?

Dari info yang kami dapatkan, beberapa tempat memiliki nama sama yakni Taman Surapati di Bandung serta Taman Ria Suropati di Pasuruan.

Ternyata nama Pahlawan Nasional yang merupakan Cicit dari Panembahan Senopati Mataram ini cukup menarik untuk dipergunakan sebagai nama perumahan di Jl. Untung Suropati Bandar lampung hingga Suropati Residence di Bekasi.

Lokasi Dimana

Taman Suropati yang akan kita bahas kali ini, berada di Jakarta Pusat, dengan alamat lengkapnya yakni di Jl.Taman Suropati RT.5/5 Menteng.

Letak dari Taman Suropati sendiri berada di lokasi yang strategis dengan titik temu dari Jl.Diponegoro dan Jl.Imam Bonjol, dimana sisi utaranya berada di ujung Jl.Teuku umar.

Sementara sisi barat dan timurnya sendiri berada di ujung jalan simetris dari Jl.Besuki serta Jl.Samsurizal.

Hal inilah yang membuat lokasi Taman Suropati sendiri terhubung dengan 2 Taman lainnya yakni Taman Menteng yang dapat Anda akses melalui Jl.Besuki & Taman Situ Lembang melalui Jl.Samsurizal maupun Jl.Teuku Umar.

Sekilas Sejarah

Burgemeester Bisschopplein adalah nama Taman Suropati pada awalnya, yang di ambil dari nama G.J. Bisshop yang kala itu menjabat sebagai Walikota pertama di Batavia dengan masa jabat 1916 hingga 1920.

Taman Burgemeester Bisschopplein sendiri merupakan taman yang dirancang oleh F.J Kubatz & P.A.J Moojen yang kala itu bekerja di Indonesia mulai dari 1904 hingga 1929.

Dan beliau pun turut serta dalam pembangunan perancangan Nieuw-Gondangdia danRencana Moojen yang diterapkan sebagai pola Radial.

Pembangunan Taman Suropati ini, juga ditujukan sebagai pengganti Lapangan bundar yang ada dalam Rencana Moojen.

Taman ini bahkan di gadang-gadang sebagai titik nol Republik Indonesia, dengan berisi pohon rindang serta beberapa patung karya para pematung tersohor dari negara pendiri Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN.

Setelah kemerdekaan Indonesia, akhirnya penamaan Burgemeester Bisschopplein pun diubah menjadi Taman Suropati guna menghormati dan mengabadikan jasa dari Untung Suropati yang telah gugur sebagai salah satu Pahlawan Nasional.

Kisah Misteri

Meski kerap ramai oleh pengunjung, bukan berarti Taman Suropati bebas dari gangguan makhluk tak kasat mata.

Beberapa kisah yang pernah dialami pedagang yang mangkal di sekitar Taman Suropati, sempat membuat merinding bulu kuduk siapa saja yang mendengarnya

Seperti kisah mistis mengenai adanya rombongan anak-anak yang kerap muncul sehabis hujan menjelang sore dari arah Jalan Besuki yang menyebrang dan masuk ke taman, namun ketika ditengok kembali tak ada siapapun disana.

Ada pula kisah suara-suara tangis pilu yang kerap didengar oleh pengunjung yang kebetulan melintas di bawah dahan pohon mahoni besar di tengah taman.

Bahkan ada juga sosok ibu tua berkerudung yang kerap muncul saat tengah malam dan duduk menyendiri di keremangan taman seraya sibuk menebar sesuatu.

Keindahan Keunikan

Terlepas dari kisah mistis, tempat wisata yang memiliki konsep Taman Tropis yang ada ditengah kota, dengan rimbunan berbagai vegetasi pohon ini begitu diminati masyarakat.

Beberapa diantaranya yang diketahui seperti Swietania Mahagoni atau yang lebih akrab dengan nama Mahoni, Chrysophiliium Spa tau biasa disebut pohon Sawo Kecik.

Ada juga Terminalia Catappa atau pohon Ketapang, Mimmusop Elengi atau pohon Tanjung, Lagerstromea Loudonii atau pohon Bungur, serta Khaya Senelaensis L atau yang lebih dikenal dengan pohon Khaya.

Menurut info, luas dari Taman Suropati ini sendiri yakni 16.328 M2 dengan luas bagi tanaman hias yang berdiri di atas lahan seluas 1.173 M2.

Taman ini sendiri terletak di belakang sebuah taman kecil yang dipenuhi bunga yang terdapat sebuah patung Pangeran Diponegoro.

Pada tahun 2009-2010 Taman Suropati sempat mengalami renovasi guna pemasangan batu alam yang dipergunakan sebagai track untuk berjalan para pengunjung serta pemasangan bangku taman Jokowi.

Di beberapa bagian Taman Suropati, terpasang 6 buah patung yang merupakan karya para pematung ASEAN.

Diantaranya yakni Patung Harmony yang merupakan buah tangan dari Awang Hj L. Aspar dari Brunei Darussalam, ada juga Patung Rebirth yang merupakan buah tangan dari Junyee atau Luis E. Yee Jr dari Philippines.

Kemudian Patung Fraternity karya dosen Silpakorn University Thailand yang juga menjabat sebagai Presiden asosiasi pematung Thailand yakni Nonthivathn Chandhanaphalin.

Tak hanya itu ada juga Patung Peace Harmony & One karya Lee Kian Seng pematung Malaysia, Patung Peace Karya Sunaryo dari Indonesia.

Dan juga ada patung yang diberi nama The Spirit of Asean yang dibuat oleh Wee Beng Chong yang merupakan pematung asal Singapura.

Dari sekian banyak patung-patung tersebut, hanya patung Rebirth yang memiliki fungsi selain sebagai penghias yakni sebagai tempat berteduh dikala hujan selain berteduh di pos jaga, hahaha.

Bagi yang berkunjung ketempat ini di hari minggu pagi hingga sore, biasanya Anda akan ditemani dengan alunan musik yang mendayu dari biola para anggota komunitas chamber di tempat ini.

Komunitas Taman Suropati Chamber ini, merupakan gabungan dari penghoby Gitar dan Biola yang telah berjumlah hingga 100 orang.

Selain memiliki daya tarik sebagai tempat berkumpul dan juga sarana olahraga, ditempat ini juga tersedia wifi gratis dengan kecepatan tinggi yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung.

Biasanya pengunjung yang datang ke tempat ini menghabiskan waktu dengan jogging, bermain sepeda baik anak maupun dewasa, atau sekedar di lukis oleh pelukis yang mangkal disana.

Meskipun pengunjung taman ini didominasi anak muda, bukan berarti Taman Suropati ini tidak ramah untuk anak ya.

Sebab di taman ini, anak-anak bisa bebas bermain karena Taman Suropati bebas dari mesum karena terdapat pos jaga dan pos polisi, berani macam-macam? Siap-siap di ciduk, hahaha.

Selain itu tempat ini juga aman dari tindak kriminal, karena para penjaga rumah-rumah dinas siap membantu bila terjadi keributan.

Selain itu di Taman Suropati ini juga terdapat sekumpulan merpati yang memang memiliki kandang khusus tersendiri di bagian taman ini.

Meski tak jelas apakah merpati-merpati ini masih diberi pangan oleh pengelola, namun pengunjung bisa bebas memberi makanan karena burung-burung ini sudah terbiasa berada didekat manusia meski tidak sejinak merpati peliharaan.

Selain merpati, di Taman Suropati pengunjung juga dapat menjumpai ayam kate yang memiliki 3 sangkar, burung dara, 4 taman kecil berbentuk persegi dan 4 taman kecil berbentuk lingkaran berisi tanaman bunga serta kolam air mancur.

Bila ingin refleksi, di Taman Suropati pun tersedia 4 track yang memiliki tonjolan berbatu dan memang dipersiapkan bagi mereka yang ingin refleksi kaki.

Ingin berkunjung di malam hari namun takut sepi & terkesan angker? Eitss buang jauh-jauh pikiran anda, karena Taman Suropati ini berbeda dari taman-taman lainnya.

Bila di taman lainnya biasanya akan sepi dan cenderung dihindari pada malam hari, di Taman Suropati ini justru akan ramai dengan para pengunjung yang sekedar santap malam.

Pasalnya disini banyak dijajakan aneka gorengan, tahu gejrot,bakpau maupun makanan berat seperti mie goreng, nasi goreng, martabak dan sate.

Mau ngopi bareng teman sepulang kerja? Bisa banget sob, ditempat ini juga banyak penjaja kopi keliling yang sigap melayani para pengunjung.

Apalagi kalau ngopi sambil mendengarkan pertunjukan musik gratis dari komunitas yang sering tampil disana, tambah asyik bukan? hahaha.

Apalagi tempat ini memiliki 17 petugas kebersihan yang akan membersihkan dan menyapu 3 hingga 5 kali sehari sehingga kebersihannya tetap terjaga.

Namun ada baiknya berkunjung mulai dari pukul 7 malam agar suasana belum terlalu padat, pertunjukan musiknya baik dari Suropati.art maupun Komunitas suara kuricang pun dimulai dengan jam yang sama hingga jam 12 malam.

Bahkan tema tiap malamnya pun berbeda tergantung harinya, biasanya tema yang akan dibawakan hari itu akan di posting pada akun sosmed dari komunitas ini.

Biayanya? Cukup bayar seikhlasnya, sekedar membantu mereka merawat alat musik yang ada. Kehadiran komunitas musisi seperti Komunitas Suropati Chamber ini, memberi kontribusi positif bagi Taman Suropati.

Sebab Taman Suropati ini, pernah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dari grup orchestra seperti Biola dan Cello.

Di Taman Suropati ini, biasanya juga di gelar event-event yang tak kalah seru seperti yang di gelar oleh Central Culture Francis (CCF) yang kala itu menggelar pameran lukisan dan foto.

Tak perlu khawatir gelap-gelapan bila berkunjung malam-malam, sebab lampu sorot yang ada di sekitar taman secara otomatis akan menyala dan menerangi secara bertahap mulai dari pukul 17.54 hingga 17.57 WIB.

Fasilitas lainnya yang ada ditempat ini seperti peta taman, kotak saran, tong sampah organik dan anorganik, serta papan informasi mengenai peraturan di Taman Suropati.

Sekedar info bagi yang gemar berfoto maupun mengabadikan gambar di tempat-tempat wisata, ada baiknya menghindari memotret ke arah barat bila tidak mau mendapat masalah sob.

Hal ini bukan dikarenakan adanya hal mistis maupun lainnya, namun disebabkan karena pada arah tersebut terdapat rumah dinas bagi duta besar Amerika Serikat.

Bila nekat, siap-siap didatangi oleh security yang berjaga di rumah dinas tersebut dan akan mencatat identitas Anda.

Objek Penting Sekitar

Seperti yang kita ketahui, di sekitar Taman Suropati banyak sekali rumah Dinas kenegaraan, diantara rumah dinas tersebut terdapat juga rumah dinas bagi Wakil Presiden RI yang lokasinya berada di seberang kanan dari Taman Suropati.

Di seberang barat Taman Suropati, ada rumah dinas bagi Duta Besar Negara Amerika Serikat, kemudian dibagian utara Taman Suropati terdapat Rumah Dinas bagi Gubernur DKI Jakarta.

Di bagian depan Taman Suropati, terdapat sebuah loji yang pada tempo dulu dipergunakan sebagai bangunan freemasonry.

Bangunan yang dibangun pada tahun 1830 dengan tanggal 15 februari, dirancang oleh J Tromp yang merupakan insinyur Belanda dengan biaya 12 ribu gulden.

Sebelum menjadi Gedung Bappenas seperti sekarang, Loji yang awalnya bernama Adhuc Stat ini mulai beroperasi sejak 1934.

Meski anggota mereka sempat diburu & ditangkap pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, namun pada saat Indonesia merdeka gedung ini mulai beroperasi kembali bagi gerakan freemason.

Objek bersejarah lainnya seperti Museum Perumusan Naskah Proklamasi berada di seberang kiri dari Taman Suropati, yang berjarak kurang lebih 50 meter.

Di sebelah museum tersebut terdapat Gedung Komisi Pemilihan Umum. Untuk para pengunjung yang beragama muslim dan ingin menunaikan shalat 5 waktu, bisa langsung menuju ke Masjid Sunda Kelapa di belakang Gedung Bappenas.

Sementara bagi yang beragama Kristen dan ingin menghadiri misa, di sebelah kanan dari Gedung Bappenas terdapat Gereja Paulus.

Cara Menuju Lokasi

Bagi yang ingin berkunjung ketempat yang satu ini misal dari Bandung maupun kota lainnya di luar Jabodetabek dan menggunakan mobil, dapat menggunakan Jalur tol lalu mengarah ke Jakarta-Cikampek.

Kemudian lanjut ke Tol dalam kota dan mengambil exit Semanggi. Dari situ Anda dapat melalu Jl.Jend.Gatot Subroto menuju ke Semanggi, lalu ke Jl.Jend.Sudirman menuju Bundaran H.I dan terakhir ke Jl.Imam Bonjol hingga sampai di tujuan.

Begitupun dengan Anda yang menggunakan sepeda motor, dapat menggunakan rute yang sama dengan pengguna mobil & tentunya tanpa menggunakan rute tol.

Untuk lebih mudahnya, Anda dapat menggunakan bantuan aplikasi peta seperti google maps. Sementara bagi yang ingin berkunjung dari luar pulau dan ingin menggunakan transportasi umum, tak perlu bingung harus naik apa.

Menurut info yang kami dapat, Anda bisa turun di Bandara Halim Perdanakusumah dan melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum dengan angkot warna biru yang merupakan Trans Halim dengan tujuan UKI.

Setibanya di perempatan Cawang UKI, anda dapat turun dan melanjutkan kembali dengan menggunakan fasilitas busway.

Di Halte Transjakarta ini, Anda dapat memilih tujuan baik itu ke Harmoni, Kampung Melayu maupun Ancol, nantinya turun di Halte Kampung Melayu.

Kemudian berpindah dengan busway yang menuju Grogol dan turun pada Halte Bappenas lalu melanjutkan berjalan kaki hingga sampai di Taman Suropati.

Rute lainnya bagi anda warga Jatabek yang ingin menggunakan kereta api, Anda dapat turun di Stasiun Jakarta Kota dan melanjutkan perjalanan dengan rute Blok M maupun Pinang Ranti.

Nantinya Anda harus turun di Halte Sarinah untuk berpindah menggunakan busway yang menuju Kampung Melayu dan turun di Halte Bappenas untuk dapat berjalan kaki hingga sampai di tujuan.

Sementara untuk Anda yang merupakan warga Depok maupun Bogor, bisa turun di Stasiun Cikini kemudian lanjut berjalan kaki.

Sekedar info untukAnda yang kebetulan ingin berkunjung namun membawa kendaraan pribadi, dapat langsung memarkirkan motor di sekeliling Taman Suropati.

Sementara bagi yang kebetulan datang membawa mobil, kini sudah tak diperbolehkan parkir di sekeliling Taman.

Untuk parkir terdekat bisa memanfaatkan parkiran gedung perumusan naskah proklamasi maupun parkiran yang ada di Masjid Agung Sunda Kelapa.

Naah sudah tahu kan cara berkunjung, jam operasional dan apa saja yang ada di Taman Suropati Jakarta ini? Jadi tunggu apalagi? Yuk kunjungi taman yang satu ini & lepaskan segala kepenatan Anda disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *