Travel  

Pura Ulun Danu Batur Kintamani Bali

Pura Ulun Danu Batur Kintamani Bali

tribunwarta.com

Lokasi: Jalan Kintamani, Batur Selatan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali 80652Map: Klik DisiniHTM: Rp.50.000 per OrangBuka Tutup: Senin – MingguTelepon: 0366 51477

Harga Tiket Masuk

Untuk harga tiket masuk pura yaitu sekisar 50.000 per Orang. Tetapi sebelum anda masuk kedalam tempat wisata Pura, anda wajib mengenakan sebuah kamen atau kain yang diikatkan dipinggan menyerupai rok panjang.

Ini merupakan sebuah ketentuan yang digunakan umat hindu untuk memasuki pelataran Pura.

Pura Batur sering kali ramai oleh para pengunjung lokal maupun asing. Kunjungan yang lebih besar terjadi pada sekitaran bulan Agustus dan Desember, disaat penyambutan Tahun Baru.

Selain itu, Pura ini juga ramai pada saat hari Raya Galungan, Idul Fitri serta hari Raya Natal.

Karena keindahannya, bahkan Pura ini sering dikunjungi oleh tamu negara, dari pusat maupun luar negeri. Jadi bagi anda yang ingin berkunjung, harus datang pada saat hari-hari biasa bila tidak ingin berdesakan dengan pengunjung lain.

Pura Ulun Danu Batur

Mungkin sudah tak asing lagi bagi anda para pecinta travelling mendengar kata Bali. Bali merupakan sebuah provinsi yang banyak menyajikan tempat wisata dengan keindahan alam maupun keindahan buatan tersendiri.

Salah satu keindahan alam yang disajikan di Bali adalah Pantai yang begitu luas, sejuk dan sangat indah.

Adapun keindahan buatan di Bali yaitu adanya berbagai candi ataupun pura yang sangat megah, indah yang mana anda akan dibuat kagum hanya dengan sekali lihat saja.

Pulau Bali memiliki dua nama Pura yang hampir sama. Pura tersebut yaitu Pura Ulun Danu Batur yang terletak di dekat danau batur dan Pura Ulun Danu Beratan yang terletak di dekat danau beratan.

Walaupun mempunyai nama yang sama, Pura tersebut menyajikan keindahan yang berbeda-beda. Pura Ulun Danu sendiri memiliki arti yaitu Pura yang letaknya berada di danau bagian hulu.

Pura Batur sangatlah megah dan besar, di dalam pura terdapat banyak candi bentar yang menjulang tinggi bagaikan pencakar langit. Selain itu terdapat pula berbagai menu yang memiliki tingkat kualitas rasa yang berbeda-beda.

Pura Ulun Danu Batur merupakan objek wisata pelengkap untuk para wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke danau maupun gunung batur.

Pura ini sangat cocok bagi anda para wisatawan yang senang terhadap berbagai objek wisata seni arsitektur yang bernilai bersejarah.

Daya Tarik

Pura Ulun Danu Batur atau lebih biasa dikenal dengan sebutan Pura Batur berada diketinggian 900 m dari permukaan air laut.

Pura Batur berlokasi di Desa Kalanganyar, Kecamatan Kintamani Bangli atau lebih tepatnnya berada disebelah Timur jalan raya Denpasar-Singaraja.

Tempat wisata Pura Batur menghadap kearah Barat yang dilatari oleh Gunung Batur dengan lavanya yang hitam.

Dan juga Danau Batur yang membentang jauh di kaki Gunung yang sungguh melengkapi keindahan disekitaran Pura Batur. Di Pura Ulun Danu Batur ini pada setiap tahunnya selalu mengadakan suatu upacara yang dinamakan Ngusaba Kesada.

Pura ini pertama kali terletak di lereng Barat daya Gunug Batur, dikarenakan oleh adanya peristiwa bencana Gunung Batur yang meletus pada tahun 1917, mengakibatkan area Pura Batur ini hancur.

Namun masih ada sebuah pelinggih yang tetap berdiri menjulang keatas dengan kokoh selepas bencana tersebut.

Setelah kejadian bencana yang melanda pura tersebut, kepala daerah setempat bersama dengan masyarakat sekitar, memindahkan Pura Ulun Danu Batur ke tempat yang memiliki dataran lebih tinggi, yaitu di tempat sekarang ini.

Pura Batur kini berada diketinggian 900 m dari permukaan air laut. Ketinggian tersebut membuat udara yang berada di sekitar Pura menjadi lebih sejuk serta sedikit lebih dingin.

Saat udara dingin tiba, daerah Kintamani juga tak jarang diselimuti oleh kabut tebal.

Sisa-sisa lahar letusan Gunung Batur yang telah membeku dan kini berubah menjadi warna hitam, sangatlah menarik perhatian pengunjung.

Ditambah lagi dengan adanya Gunung Batur yang berdiri tegak menjulang menjadikan pemandangan disini sangatlah indah.

Selain itu, adanya Danau Batur yang sangat indah, teduh nan biru menambah daya tarik Pura Ulun Danu Bantur di mata pengunjung.

Para pengunjung juga dapat menikmati pemandangan birunya Danau Batur yang disertai buih-buih ombak. Keindahan tersebut akan menemani anda disaat menggunakan perahu boat untuk menyebrang dari Desa Kedisan ke Desa Trunyan.

Di Danau Batur juga anda dapat melihat kesibukan para nelayan mengail ikan mujaer yang akan mewarnai keindahan di Danau.

Pura Batur disebut juga dengan nama Pura Pradana. Di Pura Pradana tuhan dipuja untuk menguatkan spiritual umat dalam membangun kemakmuran ekonomi.

Lain halnya dengan Pura Besakih atau biasa disebut Pura Purusa, di Pura ini tuhan dipuja untuk mencapai kebahagiaan spiritual. Disebut Pura Purusa dan Pura Pradana sebab hal ini diceritakan didalam Lontar Usana Bali.

Pura Batur juga sempat dilecehkan oleh warga desa tetangga, dimedia sosial Facebook yang berujung laporan ke polisi. Menurut cerita, terssangka telah melakukan pencemaran dan pelecehan kesucian Pura Batur.

Sejarah Singkat

Pura Batur awalnya terletak di kaki Gunung dekat tepi Barat Daya Danau Batur. Pada tahun 1917 terjadi suatu bencana yaitu meletusnya Gunung Batur yang merusak 65.000 rumah, 2.500 Pura serta lebih dari ribuan makhluk hidup yang mati.

Tetapi kerusakan di kaki Pura Beratan tersebut berhenti karena adanya sebuah keajaiban. Diceritakan Pura Batur sudah berdiri dari zaman Empu Kuturan yaitu pada abad X sampai dengan permulaan abad XI.

Masyarakat sekitar melihat semua kejadian ini sebagai pertanda yang baik. Maka para warga melanjutkan untuk tetap bertempat tinggal di sekitar Pura.

Akan tetapi, terjadi lagi letusan baru yang menghancurkan seluruh kawasan Pura pada tahun 1926. Namun ada pula satu pelengkap pura yang tidak hancur yaitu Pelinggih, yang merupakan sebuah tempat pemujaan.

Letusan tersebut menutupi seluruh wilayah Pura kecuali Palinggih atau tempat pemujaan yang letaknya paling tinggi. Palinggih tersebut merupakan tempat pemujaan terhadap Dewi Danu. Dewi Danu sendiri adalah seorang Sewi Air Danau.

Selepas kejadian tersebut, para warga sekitar serta kepala desa setempat memindakan Pura ketempat yang lebih tinggi. Mereka membawa Pelinggih yang masih utuh dan memulai tugas untuk membangun kembali Pura Ulun Danu Batur.

Beberapa lontar suci Bali menceritakan asal muasal Pura Batur yang merupakan bagian dari sad kayangan.

Enam kelompok Pura yang ada di Bali tercatat dalam lontar Widi Satra, lontar Raja Purana, dan Babad Pasek Kayu Salem.

Sedangkan Lontar yang menyatakan keberadaan Pura Ulun Danu Batur antara lain Lontar Usana Bali, Lontar Raja Purana Batur dan Lontar Kusuma Dewa.

Menurut lontar tersebut Pura Batur disebutkan sebagai Pura sad kayangan yang tergolong kayangan jagat.

Yang diyakini oleh masyarakat umum sebagai tempat memuja tuhan yakni Dewa Kemakmuran. Kahyangan jagat merupakan tempat pemujaan tuhan untuk semua umat Hindu.

Sejarah Pura Ulun Danu Batur merupakan persembahan untuk Dewi Danu, Dewi Kemakmuran yang merupakan Dewi yang berasal dari air danau.

Diceritakan air yang kaya akan mineral mengalir dari Danau Batur dari satu petak sawah kepetak yang lain. Beberapa lama kemudian air tersebut turunlah ke Bumi.

Di dalam Lontar Usana Bali, ada sebuah legenda kuno yang melukiskan susunan tahta Dewi Danu. Susunan tersebut terdapat di salah satu sastra suci yang berada di dalam Pura Batur.

Dalam lontar Usana Bali secara mitologi diceritakan bahwa dahulu kala Gunung Mahameru yang berada di India, sangatlah tinggi dan hampir menyentuh langit.

Apabila langit sampai tersentuh oleh Gunung Mahameru, maka alam yang berada di muka bumi ini akan hancur lebur.

Maka dari itu, pada suatu malam di awal bulan kelima, Sang Hyang Pasupati mengambil puncak Gunung Mahameru dan membaginya menjadi dua bagian dengan menggunakan kedua tangannya.

Kemudian puncak gunung tersebut diterbangkan ke Bali menjadi tahta. Bongkahan puncak yang berada di tangan kanan menjadi Gunung Agung, yang merupakan tahta untuk anak Sang Hyang Pasupati yaitu Dewa Putranjaya (Mahadewa Siwa).

Sedangkan bongkahan puncak yang berada di tangan kiri menjadi Gunung Batur, yakni tahta bagi Dewi Danu.

Oleh karena itu, Gunung Agung diistanakan oleh Sang Hyang Putra Jaya (Sang Hyang Maha Dewa), sedangkan di Gunung Batur diistanakan oleh Dewi Danu.

Dewi Danu yang tak lain merupakan saktinya Dewa Wisnu, yang merupakan tuhan sebagai dewanya air untuk kemakmuran seluruh makhluk hidup yang ada di seluruh muka bumi.

Cerita ini membuat Gunung terbesar di Bali melambangkan dua elemen simbolis yaitu laki-laki dan perempuan (Purasa dan Pradana) atau dua asal mula manifestasi tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).

Fungsi pendirian sad kahyangan itu sendiri salah satunya yaitu untuk memotivasi umat manusia dalam melestarikan sad kerti yang membangun kesejahteraan lahir maupun batin.

Dua dari enam unsur sad kerti adalah Danu Kerti dan Wana Kerti. Seperti hukum alam yang ada yaitu, air yang berada di Samudera mengua menjadi sebuah mendung, selepas itu mendung jatuh ke Bumi menjadi air hujan.

Air yang turun tanpa adanya berbagai tumbuhan di muka bumi akan lanjut tanpa terhenti menuju ke laut lepas.

Apabila di bumi terdapat berbagai tumbuhan sebagai hutan didataran yang tinggi seperti bukit, dan gunung, maka air yang turun sebagai hujan akan diresap dan menjadi sungai dan danau yang terus mengalir tiada pernah berhenti.

Proses alam tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Menurut Canakya Nitsastra ada tiga ratna permata dibumi yaitu air, tumbuh-tumbuhan bahan makanan, serta kata-kata yang bijak.

Apabila air serta tumbuh-tumbuhan tidak dilindungi dengan kata-kata yang bijak maka semua itu akan membawa bencana bagi seluruh alam di muka bumi.

Fasilitas

Fasilitas di Pura Batur bisa dibilang cukup memadai, taj jauh dari sekitaran Pura terdapat restoran, wartel, Warung-warung makanan dan minu man kecil, tempat parkir yang sangat luas, penginapan, serta toilet.

Dan untuk angkutan umum serta angkutan penyeberangan disekitaran Pura juga telah tersedia.

Bagi anda para wisatawan yang ingin berkunjung berpusat di Singaraja atau Pantai Lovina, maka anda akan menempuh jarak sejauh 60 km dengan waktu tempuh sekisar dua setengah jam.

Namun bagi yang bepusat di Kota Denpasar anda akan menempuh jarak sejauh 50 km dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Dan bila dari Ibu Kota bangli berjarak 23 km.

Dikarenakan lokasi ini menghubungkan kota Bangli dan Singaraja, maka dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *