Travel  

Makam Imogiri Raja Jogja

Makam Imogiri Raja Jogja

tribunwarta.com

Lokasi: Girirejo, Imogiri, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta 55782Maps: Klik DisiniHTM: GratisBuka Tutup: 10.00 – 13.00 WIB (Senin dan Minggu), 13.00 – 16.00 WIB (Jumat), Selasa – Kamis dan Sabtu TutupTelepon: (0274) 496419

Yogyakarta merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang masih memiliki kerajaan kesultanan di daerahnya. Hal ini bisa terlihat dimana Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini dipimpin oleh raja Yogya.

Hanya di kota Jogja saja hal ini bisa ditemukan di Indonesia. Sejarah dan juga asal usul serta awal mula Jogja memang tidak bisa lepas dari kerajaan yang ada di kota ini.

Salah satu peninggalan sejarah dari raja-raja terdahulu dan memiliki kisah historis dengan aura mistis yang sangat kental adalah makam raja-raja Mataram atau yang biasa di kenal dengan Makam Raja Surakarta dan Yogyakarta Imogiri.

Alamat dari tempat persemayaman raja-raja ini berada di desa Ginirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Mengenal Makam

Makam ini menurut cerita sejarah dibangun pada tahun 1632 sampai 1640 Masehi. Kala itu dibangun oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo yang menjabat sebagai Sultan Mataram yang ke-3.

Sultan Agung ini merupakan keturunan langsung dari Panembahan Senopati yang menjadi raja Mataram pertama.

Hingga sekarang ini makam raja-raja tersebut masih dikunjungi oleh masyarakat Jogja dan juga menjadi salah satu incaran para wisatawan yang ingin melihat sisi historis di makam tersebut. Walaupun kawasan keangkerannya memang masih terasa.

Berziarah ke komplek makam raja Mataram ini memang bisa meningkatkan kualitas dan juga memiliki kegunaan meningkatkan iman dan spiritual kita agar lebih memahami hidup dan membumi.

Pemakaman ini sendiri memang menjadi salah satu daya tarik dari dunia pariwisata di Jogja. Terutama di sektor sejarah

Sejarah Makam

Kawasan makam raja Imogiri ini menurut asal usulnya merupakan bagian dari bangunan keraton dari Kasultanan. Dan letak dan lokasinya sendiri berada di atas perbukitan.

Setelah kerajaan Mataram Islam kala itu terbagi menjadi 2 yang terdiri dari Kasunanan yang berada di daerah Surakarta serta Kasultanan yang ada di Yogyakarta, maka makam Imogiri ini yang digunakan untuk tempat persemayaman para raja ini sendiri juga terpecah menjadi 2.

Di sebelah barat digunakan untuk makam para raja-raja yang memiliki silsilah dari Kasunanan Surakarta. Sementara di bagian timur ini digunakan untuk tempat pemakaman para raja yang asalnya dari silsilah Kasultanan Yogyakarta.

Dan Raja Mataram yang pertama kali di makamkan di kawasan pemakaman raja-raja ini adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kala itu beliau sudah berpesan jika meninggal hendaknya dimakamkan di areal tersebut. Dan inilah kronologis awal mula makam raja Mataram di semayamkan di sini.

Dan sampai sekarang jika para raja baik dari Kasultanan Yogyakarta dan juga Kasunanan Surakarta akan dimakamkan di kompleks makam Raja Imogiri tersebut.

Komplek pemakaman Imogiri ini berada di areal sekitar 10 hektar. Dan di sekeliling makam ini juga ada masjid, gapura dan juga kelir yang merupakan bangunan dengan fungsi sebagai pembatas pintu dan gerbang serta padasan yang biasa digunakan untuk berwudlu.

Padasan ini biasanya diisi setiap satu tahun sekali pada bulan Suro. Di dekat masjid juga terdapat kolam.

Mengunjungi Makam

Jika melihat bentuk arsitektur di kawasan makam ini, percampuran atau akulturasi antara Hindu dan Jawa sangat kental terlihat. Arsitek KRT Tjitrokusumo dari Jepara merancang bangunan di sekitar kawasan makam.

Para peziarah sendiri nantinya akan ditemani oleh juru kunci makam. Bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan makam Raja Imogiri, ada beberapa peraturan dan juga larangan yang harus dipatuhi.

Para peziarah yang ingin mengunjungi kawasan makam ini memang harus mematuhi beberapa peraturan. Para peziarah diwajibkan menggunakan pakaian budaya adat Jawa. Untuk wanita akan diwajibkan menggunakan kemben atau bisa menggunakan baju batik.

Sementara untuk para pria diwajibkan menggunakan jarik dan tidak boleh menggunakan alas kaki.

Sementara larangan yang tidak boleh dilanggar adalah dilarang menggunakan perhiasan emas bagi para peziarah yang datang ke kawasan makam ini. Dilarang juga mengambil gambar atau foto di area makam Sultan Agung.

Sementara tangga yang digunakan untuk menuju ke makam ini bisa dilihat terdapat nisan yang di buat menjadi tangga yang jumlahnya konon mencapai 1000. Hal ini dikabarkan nisan ini sengaja agar diinjak oleh para peziarah.

Nisan ini konon merupakan nisan dari Tumenggung Endranata yang ketika itu dianggap telah berkhianat kepada kerajaan Mataram Islam.

Sementara versi lainnya adalah makam ini merupakan makam dari Gubernur Jendral Belanda yang cukup tersohor yaitu JP Coen.

Nilai sejarah yang tinggi membuat Makam Raja Imogiri ini kerap menjadi tempat wisata untuk para pelajar dan mahasiswa untuk menjadi makalah dan tugas mereka merangkum sejarah dari raja-raja terdahulu

Jadwal Jam Buka

Jam operasional dari kawasan Makam Raja Imogiri ini hanya buka 3 hari saja dalam 1 minggu. Para peziarah bisa datang pada hari Senin, Jumat dan juga hari Minggu.

Sementara ada hari-hari khusus yang bisa digunakan para peziarah untuk mengunjungi makam ini. Biasanya setiap tanggal 1 dan 8 Syawal dan juga tanggal 10 Dzulhijjah.

Ziarah kubur ke Makam Imogiri ini akan sangat ramai ketika menjelang bulan puasa. Meski pada hari biasa juga ramai, akan tetapi menjelang puasa ada banyak peziarah dari luar Jogja yang datang ke sini.

Harga tiket masuk ke kawasan makam raja ini masih gratis. Akan tetapi disarankan kepada para peziarah untuk memberikan sumbangan sukarela kepada petugas jaga di kawasan Makam Raja Imogiri.

Berziarah ke makam raja Imogiri ini harus didasari ibadah untuk mengingat jasa mereka menyebarkan agama Islam di Jawa. Jangan dijadikan tempat berdoa yang berujung syirik.

Fakta unik yang cukup menarik adalah setiap Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon di bulan Muharam, komplek area pemakaman ini biasanya diadakan acara yaitu nguras padasan Kong Enceh yang merupakan ritual untuk menguras 4 gentong besar yang biasa digunakan untuk berwudhu.

Tentu saja menjadi salah satu upacara keagamaan dan budaya yang pas serta lengkap.

Akses Menuju Lokasi

Bagi para peziarah yang ingin mengunjungi kawasan makam para raja Imogiri ini bisa menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

Bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum bisa berangkat dari terminal Giwangan. Gunakan bis yang memiliki jurusan ke kota Imogiri. Dari terminal Imogiri ini para peziarah bisa menggunakan jasa ojek.

Sementara bagi para peziarah yang menggunakan kendaraan pribadi bisa menggunakan aplikasi Google Maps yang siap memberikan peta atau denah kota Jogja yang akan mempermudah untuk mengakses kawasan wisata sejarah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *