Travel  

Gedung Merdeka Bandung Dari Masa Ke Masa

Gedung Merdeka Bandung Dari Masa Ke Masa

tribunwarta.com

Lokasi: Jl. Asia Afrika, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111Maps: Klik DisiniHTM: GratisBuka Tutup: 08.00 – 16.00 (Jumat 14.00 – 16.00)Telepon: 022 4233564

Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki peran penting untuk kemerdekaan dan juga membawa Indonesia menuju kesuksesan.

Terbukti, disini ada banyak bangunan yang membuktikan bagaimana peran Bandung untuk kemerdekaan Indonesia.

Salah satu bangunan yang memiliki peran penting dan juga menjadi landmark di kota Kembang Bandung adalah Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika.

Gedung ini cukup terkenal di kota Bandung dan menjadi daya tarik bagi wisatawan karena memiliki arsitektur dan tata kota menarik yang tak kalah indah dari Gedung Sate.

Arsitektur klasik dan gaya art deco yang khas memang masih terjaga dan tidak dirubah sedikitpun di sampai sekarang. Meski sudah kerap berubah-ubah fungsi, akan tetapi Gedung Merdeka tetap abadi di hati masyarakat Indonesia.

Di area luar gedung ini sendiri kerap digunakan untuk berbagai macam keperluan. Mulai dari syuting film, photoshot untuk majalah hingga keperluan pribadi seperti selfie dan sebagainya.

Mengenal Sejarah

Tidak salah jika tampilan eksterior dari Gedung Merdeka ini memang mengundang banyak perhatian dari masyarakat dan juga para wisatawan.

Sementara di area interior sendiri masih tersimpan banyak kekayaan informasi yang bisa mengundang minat bagi para penikmat wisata sejarah.

Bangunan bersejarah bernama Gedung Merdeka ini pada awalnya dijadikan sebagai Societeit Concordia.

Societeit Concordia adalah tempat untuk rekreasi dan bersosialisasi bagi para ekspatriat Belanda yang kala masa penjajahan hidup dan tinggal di Bandung.

Gedung Merdeka ini dulu digunakan untuk ajang silaturahmi dan reuni para pejabat tinggi/petinggi pemerintahan dan pengusaha dari Belanda.

Selain pejabat pemerintahan, para pegawai perkebunan, pengusaha dan petinggi militer serta sipil juga kerap datang ke gedung ini.

Disini, biasanya para ekspatriat akan berkumpul, berdansa dan menonton pertunjukan. Sementara warga Belanda sendiri menikmati makan malam ataupun sekedar minum kopi.

Meski sebagai tempat rekreasi, akan tetapi gedung ini menjadi salah satu ikon rasisme yang dibuat oleh masyarakat Belanda pada masa tersebut.

Pasalnya, di era kependudukan Belanda gedung ini mempunyai peraturan dan larangan keras bagi warga pribumi untuk tidak masuk menikmati aneka pertunjukkan yang kerap digelar disini.

Gedung ini memiliki area auditorium tersendiri yang digunakan untuk menggelar pertunjukkan seperti teater hingga musik klasik.

Di pintu depan gedung ini terdapat peringatan berbunyi ‘Verbodden voor Honden en Inlander‘ yang berarti dilarang masuk bagi anjing dan pribumi.

Awal Dibangunnya

Gedung Merdeka ini berdiri pada tahun 1895 kemudian direnovasi di tahun 1926 oleh dua master arsitektur dunia yang mengajar di Techniche Hogenschool(sekarang dikenal sebagai ITB).

Dua dosen ini yaitu Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker yang sudah cukup lama malang melintang di dunia arsitektur.

Gedung Merdeka ini pada awalnya memiliki bentuk sederhana. Akan tetapi, di tangan 2 maestro berubah menjadi bangunan megah bergaya modern atau art deco.

Di tahun 1921, ketika renovasi akan dimulai, gedung yang bernama Concordia ini mendapatkan sentuhan yang lux, lengkap dan eksklusif.

Hal ini tentu saja untuk membuat para ekspatriat Belanda agar betah berlama-lama di gedung Concordia baik buat sekedar bercengkerama maupun menikmati pertunjukkan.

Dan di tahun 1940, pembenahan kedua dimulai sehingga gedung ini pun memiliki tampilan lebih menarik. Di area sayap kiri ditambahkan ruangan atau area yang didesain oleh A.F. Aalbers.

Dan gaya arsitektur International Style yang dimasukkan ke dalam area tersebut menjadikannya sebagai tempat rekreasi yang sangat nyaman.

Pergantian Fungsi

Setelah penjajah Jepang masuk ke Indonesia, gedung Merdeka ini pun kemudian turut beralih fungsi.

Kala itu setelah berhasil mengusir Belanda, di tangan pemerintahan Jepang Gedung Merdeka menjadi pusat kebudayaan yang mempertontonkan budaya Nippon kepada para militer dan juga ekspatriat.

Gedung ini berubah nama menjadi Dai Toa Kaman dan tempat tersebut kerap menggelar pertunjukkan kebudayaan Jepang guna untuk menghibur dan mengenalkan budaya mereka.

Sementara di sayap kiri yang memiliki nama Yamato difungsikan untuk minum-minum bagi para pejabat tinggi Jepang. Namun sayangnya di tahun 1944, area ini terbakar habis dan harus direnovasi.

Sementara di tahun 1946-1950, Bandung kembali diduduki oleh tentara NICA setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan Perang Dunia II sudah selesai.

Gedung Dai Toa Kaman ini akhirnya difungsikan untuk pertemuan umum dan sebagian lainnya menjadi tempat rekreasi.

Kemudian Gedung Merdeka beralih fungsi pada masa Proklamasi Kemerdekan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan menjadi markas besar pemuda Nusantara untuk menggalang kekuatan mengusir tentara Jepang.

Ketika Konferensi Asia Afrika, gedung Merdeka ini mengalami renovasi serta perubahan dan kemudian difungsikan sebagai gedung pertemuan. Dan namanya diubah oleh Presiden Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka pada tanggal 7 April 1955.

Presiden Soekarno ketika itu mengubah nama menjadi Gedung Merdeka untuk mencerminkan bahwa Indonesia sudah merdeka.

Di saat bersamaan, ruas jalan di Gedung Merdeka juga diubah, dari Jln.Raya Timur menjadi Jln.Asia Afrika dan menjadi simbol konferensi Asia Afrika pertama kali.

Sementara Gedung Dana Pensiun yang letaknya berada di sebelah Museum Geologi ini berubah menjadi Gedung Dwi Warna.

Perubahan Fungsi

Dan setelah terbentuknya Konstituante Republik Indonesia yang merupakan hasil dari pemilu pada tahun 1955, Gedung Merdeka ini menjadi kantor pusat dari Gedung Konstituante.

Sementara ketika Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan dan mengumumkan bahwa Konstituante dibubarkan, gedung ini menjadi kantor dan tempat untuk Badan Perancang Nasional atau Bapenas.

Selang setahun kemudian, Gedung Merdeka menjadi kantor untuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara atau MPRS dalam kurun waktu 1960 – 1971.

Dan pada tahun 1965 gedung ini menjadi tempat berlangsungnya acara Konferensi Islam Afrika Asia.

Di tahun 1965, sempat berkobar pemberontakan G30S yang melibatkan Gedung Merdeka di kala itu dan menyebabkan bangunan ini dikuasai oleh instansi militer.

Dan sebagian area pada masa itu menjadi penjara untuk para tahanan politik. Namun selang setahun kemudian pemeliharaan Gedung Merdeka ini akhirnya diserahkan Pusat ke Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Dari Pemerintah Jawa Barat, diserahkan kembali ke Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung. Di tahun 1968, MPRS mengeluarkan surat keputusan bahwa bangunan induk gedung diserahkan kepada Pemda.

Sementara untuk bangunan-bangunan lainnya yang berada di belakang dari bangunan induk masih dibawah pemerintahan MPRS.

Tidak lama berselang atau tepatnya di tahun 1969, pengelolaan gedung kembali diambil alih oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dan di tahun 1980 sendiri akhirnya menjadi Museum Konferensi Asia Afrika.

Pertemuan dan Konferensi

Ternyata Gedung Merdeka ini memiliki peran yang cukup penting. Sebab, ada banyak konferensi dan kongres digelar di sini usai kemerdekaan.

Di tahun 1956 menjadi Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika. Di tahun 1961 digelar Sidang Dewan Setiakawan Rakyat Asia-Afrika. Sementara di tahun 1965 menjadi tempat Konferensi Islam Asia-Afrika.

Lalu selang 5 tahun kemudian yaitu di tahun 1970 menjadi tempat Kongres Pertama Organisasi Islam Afrika-Asia (The Afro-Asian Islamic Organization).

Di tahun 1980 menjadi venue acara untuk Peringatan ke-25 Konferensi Asia-Afrika dan menjadi tempat pembukaan Sidang Komite Ahli Hukum Asia-Afrika ke-21 yang disebut Asian-African Legal Consulative Commite/AALCC.

Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1983 menjadi tempat Peresmian Pusat Studi dan juga Pengkajian Masalah Asia-Afrika dan Negara-Negara Berkembang.

Tahun 1984 menjadi tempat untuk Kunjungan peserta Konferensi Menteri Penerangan Negara-Negara Nonblok.

Tahun 1985 dan 1990 Gedung Merdeka menggelar Peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-30 serta 35. Dan di tahun 1995, 2000 hingga setiap 5 tahun sekali menggelar peringatan Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *