Travel  

10 Gambar Rowo Jombor Klaten, Sejarah Asal Usul, Lokasi Alamat, Jam Buka Tutup, Misteri Mitos + Rumah Makan di Dalam Wisata

10 Gambar Rowo Jombor Klaten, Sejarah Asal Usul, Lokasi Alamat, Jam Buka Tutup, Misteri Mitos + Rumah Makan di Dalam Wisata

tribunwarta.com – Lokasi: Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Regency Central Java, Jawa TengahMAP: KlikDisiniHTM: Rp 5.000/ orangBuka/Tutup: 09.00-21.00 WIBTelepon: N/A

Tempat wisata lain di Kota Klaten yang patut dikunjungi adalah Rowo Jombor. Wisata air ini memiliki pemandangan yang begitu indah. Banyak masyarakat yang datang untuk menikmati masakan di warung sekitar Rowo Jombor sambil melihat sunset dan sunrise.

Rute Menuju Rowo Jombor

Lewat jalur timur: Kota Klaten – Stasiun Klaten – By Pass – belok kanan/ ke arah selatan – Terminal Klaten baru – Kelurahan Buntalan – Desa Jimbung – Rowo Jombor.

Lewat jalur barat: Kota Klaten – pertigaan Bendogantungan, Desa Sumberejo, belok ke arah selatan atau kiri – Desa Danguran – Desa Glodongan – Desa Jimbung – Rowo Jombor.

Asal-Usul Rowo Jombor

Dahulu letak daerah ini sebenarnya adalah dataran rendah yang berbentuk cekung dan dikelilingi oleh pegunungan. Hal tersebut membuat daerah ini sering tergenang air, baik ketika musim hujan ataupun musim kemarau.

Rowo Jombor berasal dari dua kata, yakni Rowo karena daerah ini sering tergenang air dan Jombor karena berada di Desa Jombor yang sekarang berubah nama menjadi Desa Krakitan. Penjelasan ini bisa Anda dapatkan dalam bentuk pdf.

Genangan air semakin tinggi ketika musim hujan karena dari sebelah barat laut terdapat dua sungai, yaitu kali Dengkeng dan Kali ujung. Kedua sungai ini selalu meluap ketika hujan sehingga luapan mengarah ke Rowo Jombor.

Luapan air membuat Rowo Jombor semakin melebar hingga banyak rumah warga yang tergenang air, bahkan sawah-sawah yang berada di sekitar Rowo Jombor terpaksa harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Sejarah Rowo Jombor bermula pada tahun 1901 di mana Sinuwun Paku Buwono ke-X bersama pemerintah Belanda mendirikan pabrik gula Manisharjo di daerah Pedan, Klaten. Dibangunnya pabrik gula membuat semua lahan pertanian ditanami dengan tebu.

Bertambahnya tanaman tebu yang ada membuat kebutuhan air untuk irigasi juga bertambah. Sinuwun Paku Buwono ke-X dan pemerintah Belanda berencana membuat saluran irigasi dari Rowo Jombor ke area perkebunan tebu.

Saluran irigasi mulai dibangun pada tahun 1917 dengan membuat terowongan sepanjang 1 km yang menerobos pegunungan di sekeliling rawa dan talang air di atas kali Dengker. Inilah legenda pesugihan bulus Rawa Jombor yang menampilkan penunggu menyeramkan.

Pembuatan saluran irigasi ini selesai pada tahun 1921. Setiap tahun Sinuwun Pakubuwono X mengunjungi Rowo Jombor, meskipun hanya sekedar melihat pemandangan dengan baik perahu.

Pabrik gula yang sebelumnya dikelola pemerintahan Belanda pun bangkrut, bersamaan dengan masuknya penjajahan Jepang. Rowo Jombor kemudian dijadikan sebagai waduk yang dibangun tanggul di sekitar rawa oleh pemerintah Jepang pada tahun 1943-1944.

Pembuatan tanggul ini memanfaatkan tenaga kerja paksa atau sering disebut sebagai Romusha. Pembuatan tanggul mengubah luas Rowo Jombor yang semula sekitar 500 hektar, menjadi 180 hektar dengan lebar tanggul 5 m.

Rowo Jombor tetap dimanfaatkan sebagai waduk, meskipun masa penjajahan Jepang sudah berakhir. Pada tahun 1956, pemerintah Klaten melakukan pembangunan tempat peristirahatan bagi pengunjung dan kemudian menetapkan Rowo Jombor sebagai tempat wisata.

Setelah orde baru tahun 1967-1968, pemerintah kota Klaten memanfaatkan para tahanan politik untuk perbaikan Rowo Jombor. Perbaikan dilakukan dengan memperlebar tanggul yang sebelumnya hanya 5 m menjadi 12 m. Pekerjaan ini selesai dalam 7 bulan dengan tenaga kerja 1.700 orang.

Wisata Warung Apung

Salah satu daya tarik dari tempat wisata ini adalah warung apung dan swalayan terbaru dengan berbagai kelezatan menu-menunya. Terdapat puluhan warung yang bisa Anda jumpai. Bambu dan drum menjadi bahan utama yang digunakan dalam pembuatan warung agar bisa mengapung.

Untuk mengunjungi warung apung tersebut, Anda harus menaiki perahu khusus dengan cara ditarik oleh petugas. Pengalaman menaiki perahu ini saja sudah menyenangkan, apalagi kalau sudah sampai di warung. Selain itu, terdapat drag race di sana yang bisa menjadi pengalaman menyenangkan.

Warung apung menyediakan berbagai masakan dari ikan tawar, seperti bawal, lele, gurameh, nila dan masih banyak lagi. Cara memasaknya pun cukup bervariasi, yakni di bakar, goreng atau asam manis.

Aktivitas lain yang bisa Anda lakukan di warung ini adalah memancing. Bagi Anda yang memiliki hobi memancing, wajib untuk datang ke warung apung Rowo Jombor. Kunjungilah tempat wisata Yogya yang berada di dekatnya.

Tidak ada tarif untuk memancing, tapi jika Anda mendapatkan ikan maka harus dibeli karena ikan di sekitar warung merupakan ikan ternakan pemilik warung. Tapi, jika Anda ingin memancing yang benar-benar gratis, maka pilih saja di daerah pinggir rawa, lepas dari area warung apung.

Hari Minggu menjadi hari yang tepat untuk mengunjungi warung apung ini. Meskipun ramai, tapi beberapa warung apung akan menyediakan okes dangdut live sehingga liburan Anda akan terasa lebih menyenangkan.

Beberapa pengisi acara yang pernah berpartisipasi adalah Didi Kempot dan Sera, mereka menyanyikan lagi dengan bahasa Jawa. Bahkan, video dan mp3 dari lagu dangdut live ini tersebar di internet. Masih banyak penyanyi dangdut dari Solo dan Jogja yang ikut mengisi.

Resto atau RM di tempat ini pernah menjalani renovasi untuk perbaikan fasilitasnya. Pembangunan ini disambut baik oleh para pengunjung dan turis karena dapat meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung.

Proyek ini akan terlihat jela dari denah atau park yang ada. Peta tempat ini bisa Anda dapatkan dari google maps melalui jaringan internet.

Bukit Sidoguro di Rowo Jombor

Pemandangan indah di Rowo Jombor berasal dari bukit Sidoguro. Dereta perbukitan ini berada tepat di sebelah Rowo Jombor, Pada hari-hari tertentu, Anda akan menemukan pertunjukan dangdut di bukit ini. Suasana paling ramai di bukit ini ada pada hari Syawalan atau seminggu setelah lebaran.

Selain pertunjukan dangdut, biasanya juga diadakan pasar malam dan kirab gunungan di bukit Sidoguro. Dipastikan pada hari tersebut, akan ada banyak masyarakat Klaten, bahkan masyarakat dari luar kota yang mengunjungi bukit ini.

Peristiwa Penemuan Mayat

Suatu berita menjelaskan bahwa telah ditemukan mayat di daerah rawa ini. Masyarakat pun mengaitkannya dengan cerita mistis dan cerita rakyat diyakini. Selain itu, dibuhubungkan juga dengan keberadaan ular di dalam rawa hingga terbentuknya mitos yang diyakini terdapat penunggu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *