Travel  

10 Gambar Curug Awang Sukabumi Cibenda + Tragedi Legenda Mitos Misteri Sejarah

10 Gambar Curug Awang Sukabumi Cibenda + Tragedi Legenda Mitos Misteri Sejarah

tribunwarta.com – Lokasi: Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, 43177Map: KlikDisiniHTM: Rp 3000Buka/Tutup: 24 jamTelepon: –

Siapa yang tidak mengetahui taman konservasi alam Ciletuh Geopark, daerah Jampang Kulon. Di mana tempat ini digunakan sebagai lembaga penelitian dalam bidang geologi.

Ciletuh Geopark atau taman bumi Ciletuh ternyata mencakup banyak lokasi air terjun. Setidaknya terdapat tujuh air terjun atau curug dalam geopark. Tak hanya curug saja, bukit-bukit hingga pantai termasuk di dalamnya.

Memiliki luas 128 hektar, dan termasuk dalam delapan kecamatan berbeda di daerah pelabuhan ratu, Sukabumi, Ciletuh Geopark menjadi salah satu tujuan wisata favorit di daerah Jawa Barat, selain Bogor dan Bandung.

Kembali pada wisata air terjun, Telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat sembilan curug, yaitu curug sodong, cikanteh, curug awang, cimarinjung, puncak manik, ngelay, curug tengah, dan yang paling terkenal adalah curug awang.

Curug awang sering disebut sebagai niagara mini yang ada di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Merujuk pada air terjun niagara di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada. Terletak di desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ketinggiannya sekitar 40 meter dan lebar kurang lebih 60 meter. Keindahannya semakin terlihat jelas dengan warna tebing air terjun yang terlihat cokelat kemerahan, tidak berwarna kehitaman seperti lainnya.

Sumber aliran air yang menuju curug awang adalah sungai ciletuh. Sungai tersebut merupakan perbatasan dari kecamatan Ciemas dan Ciracap, juga menjadi pembatas antara desa Tamanjaya dan Cibenda serta desa Mandra Jaya dan desa Mekar Sakti.

Tidak hanya menjadi sumber air dari curug Awang, melainkan juga curug tengah dan Puncak Manik.

Bagi Anda yang belum mengetahui, saat musim kemarau, curug Awang akan terlihat seperti memiliki dua air terjun, berada di sebelah kanan dan kirinya. Untuk lokasi yang lebih kecil disebut anak curug Awang, dan yang lebih besar serta utama disebut Curug Awang Indung.

Namun, bila musim penghujan tiba, tempat ini akan terlihat begitu luar biasa dan memiliki panorama khas pedesaan. Inilah yang membuatnya terlihat mirip dengan air terjun niagara, derasnya debit air memberikan pemandangan luar biasa.

Untuk dapat menikmati keindahan alamnya dan mengabadikannya dalam beberapa foto, Anda harus memnempuh perjalanan selama kurang lebih tiga sampai empat jam, bila berangkat dari Jakarta.

Rute yang dilalui bisa lewat Bogor, kemudian menuju Cihideung, ke Cijeruk, dan sampai Sukabumi. Perjalanan dilanjutkan ke daerah Cikidang, Pelabuhan Ratu, kemudian ke Simpenan, Kiaradua, sampai Jampang Kulon, desa Waluran, akhirnya tiba di desa Tamanjaya.

Tiba di area geopark sebenarnya sudah cukup baik kontur jalannya, walau masih ada yang agak berbatu dan juga rusak. Anda dapat menggunakan kendaraan biasa, seperti motor atau mobil, lagipula posisi dari curug Awang pun termasuk yang paling mudah untuk diakses.

Sejarah Terbentuknya Curug Awang

Banyak sumber yang menyatakan terkait terbentuknya dari curug awang ciletuh. Pastinya lokasi air terjun paling terkenal di ciletuh geopark itu terbentuk secara alami.

Terlihat dari tebing tempat air mengalir dari sungai ciletuh, adanya lapisan cukup tebal akibat dari batupasir yang lebih muda dari batuan lainnya di kawasan ciletuh.

Batuan dasar sungai juga terdiri dari batu pasir yang merupakan bagian formasi Jampang. Curugnya sendiri akibat dari patahan lempeng dasar Ciletuh.

Untuk penamaan awang sendiri, ada sejarah atau asal usulnya sendiri. Menurut penuturan warga setempat, karena lokasinya berada paling tinggi, seperti berada di angkasa.

Sehingga disebut awang, dalam bahasa Sunda berarti angkasa. Walau sebenarnya masih ada lagi tempat air terjun sebelum awang, yaitu curug Puncak Jeruk dan Anying. Sayangnya keduanya berada di desa berbeda.

Selain memiliki kisah asal usul pembentukan yang luar biasa, curug awang juga memiliki kisah mistis dan penuh misteri. Hingga menetap menjadi sebuah mitos oleh warga lokal. Bahkan bila ada yang melanggar dari aturan yang ditetapkan dari mitos tersebut, akan menyebabkan sebuah tragedi dan muncul korban jiwa.

Sebuah mitos yang menjadi legenda di curug awang adalah bila tercium aroma kemangi dari dasar kolam, maka akan muncul buaya putih. Ada juga mitos lainnya, masih di area Ciletuh Geopark, yaitu Curug Cimarinjung.

Di sini beredar kabar bahwa curug tersebut dilarang dikunjungi pada hari Jumat. Bila ini dilanggar akan jatuh korban. Juru kunci di area curug rutin memberikan sesajen di sekitar air terjun.

Maka dari itu, sangat dibutuhkan kebijaksanaan dari para traveller untuk menghormati setiap peraturan yang diterapkan di kawasan ciletuh geopark, karena di dalamnya pun juga tinggal warga lokal dari desa setempat dan masih mempercayai mitos di sekitarnya.

Tetap menjaga sikap selama berada di tempat wisata alam, kalau ingin mengambil poto, lakukan saja dengan sewajarnya dan jangan mengedit gambar terlalu berlebihan, sehingga keaslian dari tempat tersebut terlihat meragukan.

Jadi, dapat dikatakan berlibur ke curug Awang ataupun mengeksplor lebih jauh dalam kawasan Ciletuh Geopark termasuk aman.

Namun, jangan pergi sendirian juga, pergilah secara berkelompok dan pastikan untuk perhatikan arah jalan, karena Anda akan melewati hutan yang sangat lebat. Bawalah kompas dan peta bila perlu untuk mengtahui arah.

Kawasan Wisata Ciletuh

Tak diragukan dan tinggal sedikit lagi bahwa kawasan Ciletuh Geopark akan menjadi lokasi Geopark sedunia. Disebutkan juga, batuan yang berada di sini adalah terbesar di dunia dan bentuknya mirip tapal kuda.

Terdiri dari beberapa kecamatan dengan desa yang masih berpenghuni, juga terdapat beberapa air terjun, hutan hutan tropis, bukit-bukit yang dijadikan tempat wisata, seperti bukit Panenjoan.

Bukit Panenjoan ini merupakan area tebing yang terletak sekitar 250 meter di atas permukaan laut. Di tempat ini Anda akan disambut, karena bukit nan tinggi tersebut adalah gerbang masuk dalam area geopark.

Anda dapat melihat keseluruhan lahan geopark dari atas bukit, hamparan hijau menyegarkan dan asri.

Dari bukit panenjoan, ada puncak darma. Tempatnya terletak pada ketinggian 230 meter di atas permukaan laut, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan pendakian hingga ke puncak, waktu tempuh sekitar satu jam. Setelah berada di atas, Anda dapat melihat indahnya teluk Ciletuh.

Selain bukit, ada juga pantai. Ya, pantai dalam area geopark. Pantai Palangpang adalah muara dari air terjun Cimarinjung, bahkan lokasi curug tersebut dari pantai ini masih terlihat. Pantainya tidak berkarang dan pasirnya sangat halus.

Satu lagi tempat yang wajib dikunjungi selama di area geopark, yaitu Taman Purba. Di sini Anda dapat melihat banyaknya jenis bebatuan dari berbagai proses dan usia yang beraneka ragam.

Layaknya kembali ke zaman purba, ditambah terdapat pemandangan pohon kering dan juga teluk ciletuh terlihat di sini, menambah cantiknya suasana.

Itulah beberapa tempat wisata alam yang terdapat di Ciletuh Geopark. Termasuk curugnya memiliki daya tarik sendiri. Silahkan berkunjung dan selamat berlibur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *