Travel  

10 Foto Benteng Voc Jepara, Lokasi Alamat, Sejarah Asal Usul, Jam Buka Tutup, Keindahan Bangunan, Misteri Mitos + Retu Jalan Menuju Wisata

10 Foto Benteng Voc Jepara, Lokasi Alamat, Sejarah Asal Usul, Jam Buka Tutup, Keindahan Bangunan, Misteri Mitos + Retu Jalan Menuju Wisata

tribunwarta.com – Alamat: Jalan Pahlawan, Kelurahan Ujungbatu, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, 59416Peta/Online Maps: Klik DiSiniHarga Tiket Masuk: –Jam Buka: Setiap hari, 24 jam

Rekan-rekan, berbicara tentang kawasan wisata di Indonesia, Kabupaten Jepara di Jawa Tengah adalah salah satu lokasi dengan segudang potensi. Beragam destinasi wisata menarik ada di Kabupaten Jepara, yang tentu tidak kalah dari Sumatera Barat, Semarang, Ambon, Makasar.

Jepara tidak hanya memiliki garis pantai yang indah, pulau-pulau kecil nan bersih, dengan hamparan pasir putih. Jepara juga memiliki area perkebunan yang luas termasuk juga daerah lereng pegunungan dengan panoramanya.

Tentu di Jepara juga terdapat waterpark serta kolam renang kawan. Kawasan Jepara, sekalipun adalah suatu Kabupaten di pesisir Utara Jawa, tidak kalah modern daripada kota-kota besar loh. Setiap bagian wilayahnya memiliki potensi wisata.

Satu lagi potensi wisata di Jepara adalah adanya bangunan, yaitu benteng peninggalan ketika masa penjajahan, baik ketika masa Portugis ataupun Hinda Belanda.

Memang, Jepara bukanlah tempat terbanyak terdapat bangunan bersejarah, terlebih pada masa kolonial Belanda. Jepara biasanya identik dengan bangunan khas Jawa, ukiran, serta beberapa museum yang berkaitan kepada R.A. Kartini.

Namun, destinasi kita tidak kalah dengan Benteng Victoria loh kawan. Indonesia yang pernah mengalami beberapa pergantian masa penjajahan, tentu memiliki banyak peninggalan sejarah dengan fungsi perhananan.

Sebut saja di Mataram, kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT), Ternate, Kepulauan Seribu di Jakarta/Batavia/Jayakarta (ketika masa Hindia Belanda), Sumenep, Tangerang, Banda, Kartasura, Banten, dan tempat lain.

Lokasi

Jepara memiliki peninggalan berupa benteng pertahanan ketika masa penjajahan Belanda. Destinasi kita kali ini adalah suatu benteng pertahanan dengan nuansa arsitektur Eropa yang khas serta unik.

Masyarakat sering menyebutnya dengan Benteng VOC Jepara. Hal ini tentu dilakukan untuk memudahkan pengunjung mengingatnya. Nama resmi yang diberikan pemerintah VOC untuk benteng ini adalah Fort Japara XVI.

Sementara itu kawan, beberapa masyarakat sekitar juga menyebut bangunan ini dengan nama Lodji Gunung. Lokasinya berada di daerah Ujungbatu, dekat dengan Museum R.A. Kartini dan Stadion Gelora Bumi Kartini.

Rute Perjalanan

Rekan-rekan tidak akan kesulitan menemukannya melalui maps. Jika ingin melihat destinasi kita kali ini, rekan-rekan bisa berkunjung ke Jepara dengan menggunakan beberapa opsi arah perjalanan. Baik dari Semarang, Demak, Kudus, ataupun dari Tayu/Pati.

Sejarah

Berlibur ke kawasan Benteng VOC tanpa lebih dulu mengetahui asal usulnya, mungkin akan merasa ‘kurang’. Tentu, kita hanya akan melihat keindahan serta kemegahan arsitektur ala Belanda, namun kehilangan nilai serta cerita sejarah dari bangunan tersebut.

Awal pembangunan oleh pemerintah Belanda, benteng ini ditujukan untuk kepentingan penguasa Belanda sekitar abad ke XVI. Pemerintah VOC membangun benteng di suatu bukit, berjarak sekitar 500 meter dari utara alun-alun Jepara.

Salah satu daya tarik wisata sejarah di lokasi ini adalah makam tua Belanda, yang kemungkinan atau konon katanya Kapten Francois Tack. Beliau adalah seorang perwira senior dari VOC.

Ia dikenal melalui jasanya dalam menumpas pemberontakan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal ini tidak lepas dari sejarah kerajaan Mataram beserta kondisi ekonomi, politik, militer pada masa itu.

Mengunjungi Fort Japara XVI, kita sekaligus akan diajak untuk mengenang kisah daerah yang berhasil dikuasai Kerajaan Mataram, serangan pertama dan kedua, ratusan kompeni, kawasan Juwana, Kalianget, Kalino’ok, serta daerah lain yang berhasil direbut atau dihancurkan.

Wah, kawan, rupanya Jepara bukan hanya sebagai lokasi kelahiran R.A. Kartini, sang pahlawan emansipasi wanita, saja ya. Jepara memiliki jauh lebih banyak keunikan serta telah menjadi saksi sejarah sekian lama.

Daya Tarik

Rekan-rekan, rupanya ketinggian tempat destinasi wisata kita ini antara 85 mdpl loh. Di sekitarnya juga terdapat beberapa tujuan wisata lain, sebagai contoh, kompleks makam kuno di sebelah Timur, yaitu pemakaman orang-orang Belanda serta Cina.

Ada juga Taman Makam Pahlawan Giri Dharma, tidak jauh dari Fort Japara XVI. Ketika kalian berkunjung ke lokasi wisata, pertama kali, rekan-rekan akan melihat suatu bangunan serupa gapura. Tinggi, kokoh, dengan gaya arsitektur klasik.

Di atas gapura tersebut tertulis identitas dari bangunan tersebut, Fort Japara XVI. Setelah menapakkan kaki melalui gerbang, rekan-rekan akan disambut dengan warna asri dari berbagai tumbuhan.

Rekan-rekan bisa menikmati keindahan tata letak serta desain taman yang dibangun oleh pemerintah pada masa tersebut. Bagi kalian yang memiliki kegemaran fotografi, berkunjung ke area Benteng VOC adalah suatu moment untuk menangkap banyak foto serta gambar menawan.

Rekan-rekan akan bisa melihat keindahan Teluk Jepara. Keindahan Teluk Jepara ini sudah diakui oleh banyak orang. Melalui Fort Japara XVI, kalian juga bisa menikmati kemegahan Stadion Gelora Bumi Kartini. Suatu lokasi kebanggaan Jepara.

Benteng VOC merupakan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi pribadi ataupun rombongan. Bagi rekan-rekan yang memiliki anak, bangunan ini sekaligus adalah one stop solution bagi anak-anak.

Mereka akan mendapatkan tempat liburan yang indah, luas, memiliki udara segar, sejuk, serta juga bisa sekaligus belajar tentang sejarah bangsa Indonesia. Di area depan juga terdapat berbagai tumbuhan berbuah seperti Mangga, Jambu, Belimbing, serta Sukun.

Fasilitas

Kalian juga tidak perlu cemas tentang fasilitas wisata. Pihak pengelola sudah menyediakan beragam fasilitas untuk menunjang waktu liburan kalian.

Di kawasan Fort Japara XVI sudah terdapat hot spot area yang mengakomodasi kebutuhan kaum muda untuk berfoto sekaligus mengunggah hasilnya ke internet.

Nah, kalau begini, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membantu mempopulerkan pariwisata kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *