Samsung gabung Microsoft dan Google untuk cegah cyber attack

Samsung gabung Microsoft dan Google untuk cegah cyber attack

Samsung dilaporkan bergabung dengan Microsoft dan Google untuk meningkatkan keamanan pada perangkat Galaxy mereka guna mencegah serangan siber yang marak terjadi.

Di tengah serangan siber yang semakin marak terjadi, Samsung tampaknya sedang berupaya untuk meningkatkan keamanan pada perangkat Galaxy miliknya. Salah satunya dengan bergabung bersama Microsoft dan Google untuk mencapai tujuan tersebut. 

Upaya ini dilakukan oleh Samsung karena melihat kondisi perkembangan spyware dan malware yang ada. Sehingga pihaknya berusaha keras untuk membuat smartphone Samsung Galaxy semakin sulit diretas. 

Seperti diketahui, sekarang perangkat Samsung Galaxy telah mempunyai perlindungan Samsung Knox dan Secure Folder. Knox sendiri merupakan ‘lemari besi’ perangkat keras Samsung yang berisi informasi sensitif pengguna mulai dari PIN hingga password. Perlindungan ini juga menawarkan Wi-Fi dan DNS yang aman saat terhubung dengan jaringan untuk berselancar di internet. 

“Ini memungkinkan kami untuk mencegah potensi serangan phishing,” ujar VP Samsung Electronics dan Kepala Keamanan, Dr. Seungwoo Shin dalam sebuah wawancara, dikutip dari Sammobile (11/7). 

Pada kesempatan tersebut, Shin menyinggung mengenai tingginya jumlah serangan siber yang terdeteksi. Ini juga meliputi meningkatnya jumlah virus Trojan pada sistem perbankan sejak adanya Covid-19. 

Lebih lanjut, perkembangan spyware yang lebih canggih saat ini diketahui dapat membobol perangkat tanpa mengharuskan pengguna melakukan tindakan apapun. Hal ini kemudian membuat beberapa produsen dan pengembang gadget berusaha untuk meningkatkan sistem keamanan pada perangkat mereka. 

Pesaing Samsung, Apple, dalam hal ini telah memperkenalkan fitur keamanan terbaru mereka untuk iPhone, iPad, dan Mac. Fitur yang disebut dengan ‘Lockdown Mode’ ini diklaim mampu mencegah spyware dan malware masuk ke dalam perangkat mereka. 

Sementara itu, Samsung diketahui bekerja sama dengan Microsoft dan Google untuk mengembangkan langkah-langkah dalam menghadapi serangan siber yang ada. Sayangnya, hingga kini masih belum jelas fitur keamanan seperti apa yang akan mereka luncurkan. 

Sebelumnya, Samsung mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan teknologi Fast ID Online (FIDO) ke dalam perangkat dalam waktu dekat. Teknologi ini diklaim dapat memungkinkan pengguna login ke aplikasi atau situs web tanpa perlu memasukkan data di berbagai platform

Sebagai informasi, standar FIDO terbaru memungkinkan pengguna untuk menggunakan data login yang sama di berbagai platform seperti ChromeOS, Windows, dan MacOS. Data login yang dimiliki pengguna ini akan disimpan secara lokal di perangkat untuk memperkecil peluang serangan siber yang terjadi.


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *