Peta air buktikan Mars dulunya kaya akan air dan mineral

Peta air buktikan Mars dulunya kaya akan air dan mineral

Badan Antariksa Eropa (ESA) baru-baru ini membagikan peta air Mars yang melacak sejarah planet dan menunjukkan sumber daya potensial untuk misi masa depan.

Selama bertahun-tahun, manusia mencari cara untuk dapat hidup di Mars. Bagimana mengirim manusia ke sana atau mencoba memahami masa lalu dan melihat bagaimana planet ini berpotensi menjadi tempat tinggal kedua setelah Bumi. Namun, hanya satu hal utama yang selama ini dicari di Mars, yaitu air.

Sebagaimana diketahui, para ilmuwan beranggapan Mars dulunya memiliki banyak air. Ini sebabnya, planet disebut berpotensi untuk menjadi tempat tinggal di masa depan. Tetapi seiring waktu, air menguap dan meninggalkan planet menjadi dataran kering yang tandus. 

Keberadaan air juga telah meninggalkan indikasi dalam geologi planet ini. Badan Antariksa Eropa (ESA) baru-baru ini membagikan peta air Mars yang melacak sejarah planet dan menunjukkan sumber daya potensial untuk misi masa depan.

Peta tersebut menggunakan data yang dikumpulkan oleh dua pengorbit Mars yang berbeda, yaitu Mars Express milik ESA dan Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA. 

Spektrometer pada masing-masing pengorbit mengumpulkan informasi tentang lokasi yang diduga pernah terpapar mineral berair, artinya batuan yang pernah berinteraksi dengan air di masa lalu dan yang telah membentuk mineral seperti lempung.

Peta tidak hanya menunjukkan lokasi mineral tetapi juga seberapa berlimpahnya itu. Salah satu temuan terbesar adalah bahwa mineral ini tidak langka — pada kenyataannya, ada ratusan ribu tambalan mineral di seluruh Mars.

“Pekerjaan ini sekarang telah menetapkan bahwa ketika Anda mempelajari medan kuno secara rinci, tidak melihat mineral ini sebenarnya adalah keanehan,” salah satu peneliti, John Carter, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Digital Trends (29/8).

Mempelajari bagaimana mineral ini tersebar di Mars membantu kita memahami sejarah planet ini. Peta air juga dapat meninjau lokasi pendaratan potensial untuk misi masa depan, baik berawak maupun tidak berawak.

“Evolusi dari banyak air menjadi tidak ada air tidak sejelas yang kami kira, air tidak berhenti begitu saja dalam semalam. Kami melihat keragaman besar konteks geologis, sehingga tidak ada satu proses atau garis waktu sederhana yang dapat menjelaskan evolusi mineralogi Mars. Itu hasil pertama dari penelitian kami. Yang kedua adalah jika Anda mengecualikan proses kehidupan di Bumi, Mars menunjukkan keragaman mineralogi dalam pengaturan geologis seperti halnya Bumi,” ujar Carter.


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *