Mark Zuckerberg sorot fitur enkripsi Apple yang terbatas

Mark Zuckerberg sorot fitur enkripsi Apple yang terbatas

Layanan pesan Apple menggunakan enkripsi ujung ke ujung hanya saat pengguna dalam percakapan menggunakan perangkat Apple.

Iklan WhatsApp baru-baru ini memberi pukulan kepada layanan perpesanan Apple, terkait keamanan dan privasi pengguna. CEO Meta Mark Zuckerberg, yang membagikan foto iklan tersebut, membandingkan fitur enkripsi yang ada di WhatsApp dan yang baru ada di iMessage.

Iklan yang terpampang di atas pintu masuk Stasiun Pennsylvania menampilkan tiga pesan dengan warna berbeda, yang merepresentasikan pesan SMS atau MMS yang muncul di iPhone (hijau), pesan di iMessage (biru), dan pesan yang mewakili WhatsApp (putih). Iklan tersebut menyiratkan bahwa hanya WhatsApp yang memiliki fitur enkripsi dengan dukungan lintas perangkat.

Seperti diketahui, layanan pesan Apple menggunakan enkripsi ujung ke ujung hanya saat pengguna dalam percakapan menggunakan perangkat Apple. Namun, pesan tidak terenkripsi apabila pesan dikirim atau diterima melalui ponsel Android.  

Awal tahun ini, Google juga mengkritik kebijakan Apple, mendorong perusahaan untuk mengizinkan pengiriman pesan RCS di iPhone. Google mengadopsi RCS di Android tahun lalu, yang juga mengenkripsi end-to-end. Perusahaan sejak itu mengeluhkan Apple mengunci pengguna ke dalam ekosistemnya dengan hanya mengizinkan enkripsi dan fitur-fitur canggih lainnya melalui iMessage.

Namun selama panel Vox bulan lalu, CEO Apple Tim Cook secara eksplisit mengatakan bahwa dia lebih suka mengonversi pengguna ke iPhone daripada mengizinkan pesan RCS antara pengguna iPhone dan Android, dilaporkan TechSpot (18/10).

Di samping itu, Zuckerberg dan bos WhatsApp, Will Cathcart, juga menyoroti pencadangan cloud terenkripsi menyeluruh dari WhatsApp. Pasangan itu mengatakan Apple tidak mendukung fitur ini.

Kenyataannya, Apple mengenkripsi cadangan iMessage iCloud, tetapi anehnya mereka juga menyimpan kunci untuk cadangan tersebut. Meskipun menjadi mudah bagi pengguna untuk memulihkan pesan ketika kehilangan kata sandi, tetapi kebijakan ini memberi Apple kunci enkripsi untuk pesan mereka.  

WhatsApp juga baru-baru ini menerima kritik dari pesaing karena masalah keamanan. Awal bulan ini, pendiri Telegram Pavel Durov menyebut layanan itu pada dasarnya tidak aman. Durov mengatakan kerentanan WhatsApp sebagai “planted backdoors” dan menyebut aplikasi itu sebagai alat pengawasan.


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *