Kominfo Usut Dugaan Kasus Kebocoran Data Pelanggan PLN

Kominfo Usut Dugaan Kasus Kebocoran Data Pelanggan PLN

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sedang mengusut dugaan kasus kebocoran data yang menimpa Perusahaan Listrik Negara (PLN),  yang tengah viral di internet.

Sebelumnya beredar informasi dari akun Twitter @nuicemedia pada Jumat (19/8/2022),  mengatakan bahwa ada akun hacker bernama Lolitya yang menjual data perusahaan Indonesia, dan data perusahaan asing di sebuah situs hacker yang sepintas mirip Raid Forums.

Untuk memperkuat pernyataannya, akun ini juga membagikan screenshot situs yang menjual data-data tersebut dengan judul “347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies (branch)”.

Lalu masih dalam postingan akun Lolitya, dijual pula data dari PLN dengan judul “SELLING INDONESIAN PLN DATA 17 MILLION++”. Artinya hacker Lolitya mengklaim punya 17 juta data pelanggan PLN di Indonesia, dan menjualnya secara bebas di internet.

Informasi mengenai kebocoran data PLN
(Sumber foto: Twitter @nuicemedia)

BACA JUGA:

“Pelanggaran data itu tertulis milik PLN, Microsoft, McKinsey, PwC, Huawei, China Railway, Huawei Tech Investment, Prudential, dll,” cuit @nuicemedia.

Kebocoran Data PLN

Kasus ini pun viral di media sosial. Postingan Nuice Media mendapatkan berbagai tanggapan dari warganet. Banyak warganet yang merasa kesal karena kasus kebocoran data kembali terjadi di Indonesia.

Kominfo pun memberikan tanggapan mengenai kasus ini. Menurut juru bicara Kominfo Dedy Permadi mengatakan kalau pihaknya sedang mendalami kasus kebocoran data PLN.

“Sedang kami dalami,” ungkap Dedy singkat, saat dihubungi tim Telset, Jumat (19/8/2022).

Di sisi lain, pengamat keamanan siber dan Chairman CISSReC Pratama Persadha mengaku telah memeriksa sampel data yang diunggah oleh hacker. Sampel data jumlahnya sangat sedikit hanya 10 pelanggan PLN, tetapi memuat informasi yang detail seputar identitas pelanggan.

“Dari data tersebut berisi banyak informasi dari pelanggan PLN, misalkan nama, id pelanggan, alamat, Tipe pelanggan, batas daya, dan yang lainnya” tutur Pratama melalui keterangan resminya.

BACA JUGA:

Dari situ Pratama meragukan klaim hacker yang mengaku memiliki 17 juta data pelanggan PLN, karena sampel yang diberikan oleh hacker di internet tergolong sedikit.

“Sebenarnya 10 sample data pelanggan PLN dari total 17 juta data yang diklaim tersebut belum bisa membuktikan datanya bocor. Saat ini kita perlu menunggu si peretas memberikan sampel data yang lebih banyak lagi sambil PLN melakukan digital forensik dan membuat pernyataan,” tutup Pratama. [NM/HBS]

 

Artikel ini bersumber dari telset.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *