Kemenkominfo kembangkan DTS demi penuhi kebutuhan baru tenaga kerja

Kemenkominfo kembangkan DTS demi penuhi kebutuhan baru tenaga kerja

tribunwarta.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengembangkan program yang sudah ada Digital Talent Scholarship supaya bisa memenuhi kebutuhan baru tenaga kerja di bidang digital.

“Kita mengembangkan program Digital Talent Scholarship (DTS) berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Kebutuhan itu adalah kombinasi antara technical skill dengan soft skill,” kata Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM Dedy Permadi dalam siaran pers diterima Kamis.

Dedy mengatakan keterampilan teknis yang dikenal sebagai ABCD (Artificial intelligence, blockchain, cloud computing dan data analytic) harus didukung dengan “soft skill” yang mencakup 4C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatifitas), collaboration (kolaborasi) dan communication (komunikasi).

“Apa yang kita pelajari dari DTS itu sebetulnya merujuk pada proyeksi kebutuhan talenta digital seperti halnya ABCD ataupun 4C. Kalau ke depan ada teknologi-teknologi baru yang juga berkembang, tentu DTS akan mengikuti perkembangan zaman,” kata Dedy.

Salah satu perkembangan teknologi yang perlu diantisipasi, menurut Dedy, adalah metaverse. Kementerian Kominfo pada 2023 mendatang mengembangkan pelatihan yang berhubungan dengan metaverse untuk memastikan kesiapan masyarakat Indonesia menuju era baru itu.

“Jangan sampai metaverse, yang juga seperti pisau bermata dua, justru merugikan masyarakat. Kita ingin metaverse juga memberdayakan dan menghadirkan teknologi yang positif dan produktif bagi masyarakat,” kata Dedy.

Dedy juga mengatakan Kementerian Kominfo sedang merancang supaya peserta Digital Talent Scholarship bisa bertambah untuk 2023.

“Kita sedang melakukan perencanaan untuk tahun 2023. Kita sangat berharap ada porsi yang mencukupi untuk masyarakat Indonesia karena kita punya kebutuhan 600 ribu talenta digital per tahun,” kata Dedy.

Digital Talent Scholarship diharapkan tidak hanya memfasilitasi akses peserta untuk mengikuti pelatihan, tapi, juga untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ketertarikan atau bidang keilmuan yang sedang dipelajari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *