H-1 Jelang ‘Suntik Mati’ TV Analog, Apa Efeknya Bagi RI?

H-1 Jelang ‘Suntik Mati’ TV Analog, Apa Efeknya Bagi RI?

tribunwarta.com – Pelaksanaan Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog akan dimulai 2 November 2022. Ke depannya, masyarakat hanya akan menikmati suguhan siaran TV digital.Dengan TV Digital, masyarakat bisa mendapatkan kualitas gambar yang lebih jernih dan canggih. Berbeda dengan siaran analog yang gambarnya terkadang ada “semutnya”.”Kualitas gambaran kalau TV analog ada semutnya, kalau cuaca bagus atau gangguan apa kepyur-kepyur. Kalau TV digital cling, betul-betul gambarnya bersih suaranya jernih dan canggih,” kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Efek lain dari program ASO ini, masyarakat bisa menikmati lebih banyak konten. Seperti di Kepulauan Riau yang sebelumnya hanya ada enam saluran TV, akan bisa menikmati lebih dari 20 program siaran.Sementara itu program ASO, menurut Niken, bisa membuat frekuensi lebih efisien. Pada TV analog, satu frekuensi digunakan untuk satu saluran TV tapi pada TV digital bisa untuk 6-12 saluran.Kepentingan ekonomi digital, industri 4.0 dan 5G juga jadi alasan ASO. Indonesia juga bakal memiliki keanekaragaman konten dan budaya di daerah bisa lebih berkembang dengan ASO.TV digital juga dapat digunakan untuk alasan kebencanaan, sebagai peringatan dini. Menurut Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Aulia Assyahiddin, peringatan tersebut akan langsung disampaikan pada televisi masyarakat.”Masyarakat menggunakan STB ketika ada gempa, ada tsunami di TV dibuat blur hitam segera mengungsi segera beralih kebencanaan. Membuat masyarakat nyaman nanti,” kata Aulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *