Film dan sineas Indonesia melenggang di BIFF 2022

Film dan sineas Indonesia melenggang di BIFF 2022

Tahun ini, Indonesia mengirimkan delegasi terbanyak dalam beberapa tahun terakhir di Busan International Film Festival 2022.

Busan International Film Festival 2022 menjadi momen bersejarah bagi industri perfilman Indonesia. Bagaimana tidak, banyak judul dan nama sineas Tanah Air terpampang di festival kelas dunia ini, di berbagai program atau jalur festival.

“Tahun ini, saya rasa saya melihat delegasi Indonesia terbesar dalam beberapa tahun terakhir BIFF, baik itu film-film dalam seleksi resmi atau program sidebar dan program pasar lainnya seperti ACFM dan Platform Busan. Ini juga merupakan momen penting untuk kembali bertemu tatap muka di festival film seperti sebelum pandemi,” kata produser sekaligus pendiri KawanKawan Media, dikutip dari Variety (10/10).

Konten Indonesia yang melenggang di BIFF 2022 meliputi karya Makbul Mubarak berjudul “Autobiography” dan “Nana” dalam program A Window on Asian Cinema. Dua film produksi Indonesia lainnya yang masuk dalam program tersebut, yaitu “Look at Me, Touch Me, Kiss Me” dan “Stone Turtle”.

Selain itu, “Pengabdi Setan 2: Communion” karya Joko Anwat mewakili program Midnight Passion dan “Teluh Darah” mewakili On Screen. Sementara untuk Asian Project Market diwakiliki “Gaspar”, film yang disutradarai Yosep Anggi Noen dan diproduksi oleh Yulia Evina Bhawa, Christian Immanuel. 

Direktur Jenderal Kebudayaan Indonesia, Hilmar Farid mengatakan, “Kami senang para pembuat film Indonesia mengalir ke Busan tahun ini dan untuk mendukung mereka, kami akan mengadakan Indonesia Night untuk lebih mempromosikan karya-karya mereka, untuk memperluas jaringan mereka dan juga untuk memperkenalkan inisiatif baru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi seperti laboratorium film Indonesia dan kompetisi film pendek. Kami juga akan menyoroti film-film Indonesia di BIFF tahun ini.”

Di samping itu, Park Seri selaku manajer tim program di Asian Contest & Film Market menyambut baik kolaborasi pemerintah Indonesia dengan membawa 10 pembuat film muda Tanah Air ke Platform Busan. 

“Platform Busan dibuat untuk memberikan ruang bagi kolaborasi dan kami senang mengetahui bahwa kami berbagi ide yang sama dengan Direktorat Film, Musik, dan Media Indonesia,” ujar Seri.

Bhara berharap, pencapaian di BIFF 2022 ini dapat melahirkan kolaborasi baru yang berkembang antara pembuat film Indonesia dan pembuat film internasional. 


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *