Dikepung, NATO Kirim 150 Pasukan Siber ke Pulau Icebergen

Dikepung, NATO Kirim 150 Pasukan Siber ke Pulau Icebergen

tribunwarta.comJakarta, CNBC Indonesia – Ancaman serangan siber ke Eropa makin serius. NATO mengumpulkan ahli keamanan siber dari negara-negara anggotanya untuk melakukan simulasi mempertahankan area yang diberi nama Pulau Icebergen dari serbuan hacker.

Konflik Ukraina membuat latihan Koalisi Siber tahunan NATO makin penting. Setiap tahun, 40 negara anggota NATO bersama sekutu dan organisasi lainnya bekerja sama untuk menentukan respons dan skenario pemulihan jika infrastruktur penting seperti listrik dan pelabuhan diserang oleh hacker.

Latihan siber ini mencakup peserta dari seluruh dunia, yaitu 1.000 profesional di dunia maya berpartisipasi dari jarak jauh.

Dunia tidak pernah mengalami perang dunia maya separah ini, yaitu serangan dunia maya digunakan untuk menghancurkan setara dengan serangan fisik, misalnya untuk mematikan layanan penting seperti listrik dan air dan mencegah pemulihannya.

NATO sengaja tidak menetapkan standar pasti tentang tingkat serangan dunia maya yang mewajibkan respons dari anggotanya. NATO menganut paham collective defense, yang berarti serangan kepada salah satu anggotanya merupakan serangan ke seluruh negara NATO.

Tahun ini, 150 perwira keamanan siber dan pakar teknis datang ke Tallinn dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang untuk berlatih merespons serangan siber atas pulau fiksi yang diberi nama Icebergen. Icebergen ditempatkan di sebuah lokasi di antara Islandia dan Norwegia.

Skenarionya, pada 28 November, peretas melancarkan serangan digital di pulau fiksi itu dalam upaya mencuri intelijen dan kekayaan intelektual, mengganggu layanan pemerintah, dan mematikan jaringan listrik.

AS memimpin komando dan kontrol udara dalam latihan tersebut, sedangkan Rumania memimpin pengembangan alur cerita, Inggris mengambil kendali di lapangan, dan Polandia bertanggung jawab atas pasukan operasi khusus.

Hasilnya dari latihan adalah rahasia yang dijaga ketat oleh pejabat NATO, karena masalah keamanan dan intelijen.

Perang siber menjadi skenario yang makin nyata bagi negara-negara anggota NATO dan sekutu mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Untuk diketahui, sejak perang telah memaksa Ukraina untuk bertahan dari serangan rudal dan hacker Rusia.

“Makin serius, ini tidak lagi sebatas fiksi. Sudah menjadi sangat jelas bahwa hal-hal itu terjadi dalam kenyataan,” kata Kolonel Bernd Hansen, kepala cabang Cyberspace di NATO Allied Command Transformation tentang dampak konflik di Ukraina, dikutip dari Politico, Kamis (8/12/2022).

Pasukan dunia maya NATO telah mengamati perang di Ukraina dengan cermat, baik untuk menemukan cara membantu Ukraina maupun untuk mencari cara mempersulit Rusia dan musuh lainnya untuk meretas infrastruktur di negara-negara anggota NATO dan sekutu mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *