Cara hindari kekerasan di media sosial

Cara hindari kekerasan di media sosial

Selain pencurian data, penipuan, phishing serta perundungan, tindakan pelecehan seksual juga menjadi salah satu ancaman yang kerap mengintai para pengguna di ranah digital.

Di dunia digital, terdapat berbagai potensi yang dapat mengintai keamanan para pengguna internet hingga media sosial. Tak hanya terkait pencurian data, penipuan, phishing, hingga perundungan, para pengguna internet juga berpotensi mengalami pelecehan seksual di ranah digital. 

Di Indonesia sendiri, tindak pelecehan seksual di ranah digital termasuk ke dalam kategori Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Pasalnya, tindakan kekerasan ini difasilitasi oleh teknologi yaitu media sosial dan berniat untuk melecehkan korban berdasarkan gender serta seksual. 

Lebih lanjut, mengutip dari laporan yang disusun oleh Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFENet), tindakan yang termasuk ke dalam KBGO cenderung beragam. Ini meliputi pelanggaran privasi, pemantauan dan pengawasan melalui spyware, peretasan akun, konten illegal, manipulasi data, pelecehan online, ancaman penyebaran video atau foto pribadi hingga pencemaran nama baik. 

Oleh karena itu, pengguna internet perlu mempunyai kecakapan dan kemampuan dalam menjaga keamanan digital (cyber security). Pasalnya, siapa saja bisa menjadi korban dari tindak pelecehan seksual yang terjadi di ranah digital. 

Agar terhindar dari potensi tersebut, pengguna harus memastikan data privasi yang dimiliki telah dilindungi secara ketat. Sehingga data tersebut tidak dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab di media sosial ataupun aplikasi lainnya. 

Dilansir dari SAFENet (17/8), berikut ini beberapa tips yang dapat melindungi data privasi pengguna agar terhindar dari ancaman KBGO di media sosial ataupun aplikasi layanan perpesanan lainnya. 

1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik

Tips pertama yaitu memisahkan akun pribadi dengan akun publik untuk media sosial yang kamu miliki. Hal ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk melindungi diri dari ancaman yang ada di dunia maya. 

2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi

Sesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi seperti nama, foto, nomor ponsel serta lokasi. Dengan pengaturan privasi ini, pengguna dapat megendalikan siapa saja dan aplikasi mana saja yang dapat mengakses data pribadi yang mereka miliki. 

3. Buat password yang kuat dan nyalakan verifikasi login

Dengan membuat password yang kuat serta menyalakan verifikasi login, pengguna dapat meminimalisir terjadinya peretasan pada akun miliknya. Ini dapat dilakukan pengguna untuk menjaga keamanan akun media sosial serta email yang dimiliki. 

4. Jangan sembarangan percaya aplikasi pihak ketiga

Biasanya, aplikasi pihak ketiga akan meminta akses ke media sosial yang dimiliki oleh pengguna. Nah, untuk menjaga keamanan data privasi, sebaiknya pengguna tidak memberikan akses kepada aplikasi pihak ketiga tersebut. Pasalnya, aplikasi ini bisa saja menggunakan data pribadi dan informasi pengguna untuk hal yang tidak diinginkan dari pemberian akses tersebut. 

5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)

Tips ini dilakukan untuk menjaga lokasi pribadi pengguna agar terhindar dari ancaman yang ada di dunia nyata. Sebab, informasi terkait lokasi nyata dapat menjadi data yang berharga untuk orang-orang yang mempunyai niat buruk kepada pengguna.

6. Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan

Ada potensi yang membahayakan ketika pengguna mengetuk URL yang telah dipendekkan. Bisa saja URL tersebut akan mengarahkan pengguna menuju situs-situs berbahaya yang dapat mencuri data pribadi yang dimiliki. 

7. Lakukan data detox

Pengguna dapat melakukan data detox untuk mengecek keberadaan data diri pribadi yang ada di internet. SAFENet mencatat, perusahaan Tactical Tech dan Mozilla telah menyusun kemampuan untuk membersihkan jejak digital yang terdapat di internet. Lebih lanjut, pengguna dapat mengaksesnya melalui https://datadetox.myshadow.org

8. Jaga kerahasiaan PIN atau password pada perangkat pribadi

Terakhir, pengguna perlu merahasiakan PIN serta password yang ada pada perangkat pribadi mereka. Pasalnya, tak jarang pelaku KBGO justru berasal dari orang-orang terdekat yang berada di lingkungan pengguna. Oleh karena itu, kerahasiaan PIN dan password ini menjadi penting untuk melindungi data pribadi yang tersimpan pada smartphone, PC serta laptop yang dimiliki pengguna. 
 


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *