Apakah Lubang Hitam di Luar Angkasa adalah Lubang Cacing?

Apakah Lubang Hitam di Luar Angkasa adalah Lubang Cacing?

Telset.id, Jakarta – Apakah lubang hitam di luar angkasa adalah lubang cacing? Selama ini, lubang hitam kerap disangkutpautkan dengan lubang cacing.

Apakah lubang hitam di luar angkasa benar-benar pintu masuk ke lubang cacing? Para ilmuwan dan fisikan terus mencoba memecahkan teka-teki tersebut.

Dalam berbagai fiksi ilmiah, penjelajah ruang angkasa secara rutin menembus lubang cacing di ruang dan waktu yang dihubungkan oleh dua lubang hitam.

Lubang hitam adalah benda langit sangat padat. Cahaya tak bisa lepas dari cengkeramannya. Lubang cacing adalah solusi untuk persamaan teori relativitas.

Kembali ke pertanyaan apakah lubang hitam di luar angkasa memang pintu masuk ke lubang cacing? Jawaban singkat untuk pertanyaan itu mungkin tidak.

Namun, matematika alam semesta tak lantas mengesampingkan. Satu-satunya hal di pusat lubang hitam adalah singularitas, titik kepadatan tak terbatas.

Secara teori, lubang hitam dapat dipasangkan dengan kembaran cermin, yang biasa disebut lubang putih, untuk membentuk yang dinamakan lubang cacing.

Lubang cacing teoretis itu tidak akan terlihat seperti yang digambarkan dalam fiksi ilmiah. Lubang cacing tradisional diperkirakan sangatlah tidak stabil.

Beberapa fisikawan pernah menyampaikan perkiraan bahwa lubang cacing bisa menjadi lebih stabil apabila terbentuk dari lubang hitam yang berputar.

BACA JUGA:

Jembatan Einstein-Rosen

Para ilmuwan kali pertama menemukan lubang hitam bukan melalui pengamatan di alam semesta, melainkan matematika teori relativitas umum Einstein.

Persamaan itu menunjukkan bahwa jika Anda meruntuhkan materi yang cukup menjadi volume yang cukup kecil, gravitasi bakal menguasai setiap gaya lain.

Gravitasi juga menyusutkan materi menjadi titik sangat kecil, yang dikenal sebagai singularitas. Nah, perlu diketahui, lubang hitam adalah perjalanan searah.

Begitu melintasi batas yang dikenal sebagai cakrawala peristiwa, seseorang tidak akan pernah bisa melarikan diri. Namun, Einstein mempunyai teori sendiri.

Lubang hitam pernah dianggap hanya tipuan persamaan Einstein. Pengamatan astronomi akhirnya mengungkap bahwa lubang hitam ada di alam semesta.

Tetapi, matematika yang sama juga memungkinkan kebalikan yang tepat dari lubang hitam, yakni lubang putih yang masih punya singularitas dan cakrawala.

Alih-alih jatuh dan merasa tidak mungkin untuk melarikan diri, dengan lubang putih, seseorang tidak akan pernah bisa mencapai cakrawala peristiwa dari luar.

Menghubungkan pasangan singularitas lubang hitam dan lubang putih membentuk satu jenis lubang cacing paling sederhana, yakni jembatan Einstein-Rosen.

 

Ilustrasi teori Jembatan Einstein-Rosen

Tidak terlalu berguna

Sayang, jembatan Einstein-Rosen tidak terlalu berguna untuk melintasi kosmos. Alasannya, pintu masuk ke lubang cacing di belakang cakrawala peristiwa.

Karena tidak bisa masuk di sisi lubang putih, seseorang harus jatuh ke dalam lubang hitam untuk masuk.  Begitu melintasi cakrawala peristiwa, ia terjebak.

Dengan kata lain, seperti Telset kutip dari Live Science, Selasa (13/9/2022), jika memasuki lubang cacing, Anda akan terjebak di dalam untuk selama-lamanya.

Masalah lain dengan jembatan Einstein-Rosen adalah stabilitasnya. “Jembatan ini sejenis lubang cacing bersifat sementara,” kata Samir Mathur, fisikawan.

Menurut ilmuwan dari The Ohio State University, jembatan itu terjepit sebelum benda apapun dapat menggunakannya untuk berpindah dari satu sisi ke sisi lain.

Ketidakstabilan ini ada karena membuat lubang cacing butuh pengaturan materi sangat tepat dan hati-hati. Apapun yang mengganggu memicu keruntuhan.

Lubang cacing akan merobek dirinya sendiri seperti karet gelang yang diregangkan lebih cepat dari kecepatan cahaya, mencegah apapun dari perjalanan ke bawah.

Selain itu, sebagian besar fisikawan berpikir lubang putih tidak ada di alam semesta. Tidak seperti “sang saudara”, lubang putih cenderung sangat tidak stabil.

Menurut matematika, sekali bahkan sedikit materi menjatuhi, lubang putih langsung meledak. Jika terbentuk secara alami, lubang putih tidak akan tahan lama.

Kombinasi dari ketidakpastian keberadaan lubang putih, ketidakstabilan jembatan Einstein-Rosen, dan non-utilitas relatif memunculkan eksistensi lubang cacing.

BACA JUGA:

Singularitas berputar

Mungkin ada cara untuk membangun lubang cacing dari jenis lubang hitam lebih rumit. “Semua lubang hitam berputar,” kata matematikawan bernama Roy Kerr.

Orang Selandia Baru tersebut adalah yang pertama memecahkan matematika untuk lubang hitam yang berputar. Di tengahnya terdapat gaya sentrifugal ekstrem.

Gaya sentrifugal ekstrem menyebarkan singularitas seperti titik menjadi sebuah cincin. Mungkin saja  “singularitas cincin” menjadi pintu masuk ke lubang cacing.

“Singularitas lubang Kerr dikelilingi ‘cakrawala dalam’ yang dikelilingi ‘cakrawala luar’. Orang-orang percaya ‘cakrawala dalam; bukanlah konsep stabil,” imbuhnya.

Kerr melanjutkan, sejumlah kecil materi yang jatuh akan sepenuhnya mengubah wilayah di dalam cakrawala dan dengan demikian juga mengubah singularitas.

Hasil akhir dari ketidakstabilan ini tak jelas. Jika materi menjatuhi, singularitas cincin menghadapi tarikan gravitasi sangat besar dan gaya sentrifugal ekstrem. [SN/HBS]

 

Artikel ini bersumber dari telset.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *