4 Fakta Ilmiah Penyebab Gempa Cianjur Sangat Mengerikan

4 Fakta Ilmiah Penyebab Gempa Cianjur Sangat Mengerikan

tribunwarta.com – Terdapat sejumlah fakta ilmiah terkait penyebab gempa Cianjur pekan lalu. Ahli geologi, Awang Harun Satyana mengungkapkan empat fakta pada gempa (M) 5,6 yang termasuk moderat itu.

Gempa tersebut memiliki energi daya rusak yang sama seperti di atas rata-rata bencana tornado di Amerika Utara. Namun masih di bawah ledakan bom atom di Hiroshima pada Perang Dunia II.

“Tetapi ini masih di bawah kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan tentara sekutu di Hiroshima pada Perang Dunia II yang kira-kira ekivalen dengan gempa sekuat M 6,2 – atau sama dengan daya rusak gempa Bantul Yogyakarta 27 Mei 2006,” kata Awang dalam sebuah keterangan tertulis dikutip Senin (28/11/2022).

Gempa moderat tersebut bisa menyebabkan kerusakan berat dari bangunan dan lingkungan karena empat hal. Pertama, adalah terkait pusat gempanya saat itu dan wilayah yang berada di lereng.

“Satu, pusat gempa dangkal (10 km) sehingga energinya lebih kuat mengguncang permukaan; dua, wilayah lereng-kaki gunung secara topografi bukan area yang stabil bila terlanda gempa dapat memicu longsor terjadi,” jelasnya.

Alasan lainnya adalah terkait tanah yang merupakan pelapukan endapan gunung api berumur muda. Terakhir terkait bangunan yang tidak tahan gempa.

“Tiga, tanah berasal dari pelapukan endapan gunung api berumur muda yang belum cukup terkonsolidasi sehingga energi gempa tidak segera hilang tetapi teraduk-aduk bahkan menguat [amplifikasi] di permukaan; dan empat, konstruksi bangunan tidak tahan gempa seperti pada umumnya rumah-rumah dibangun apalagi di wilayah perkampungan,” ungkap Awang.

Awang juga menjelaskan ada dua kemungkinan penyebab gempa. Pertama adalah sesar tua berusia Sesar Cimandiri atau 20 juta tahun yang tidak terpetakan akibat tertutup endapan gunung api. Selain itu berusia 1 juta tahun dan bergerak mematahkan batuan membangkitkan gempa.

Sesar lainnya adalah baru terbentuk akibat proses geologi, yang menekan wilaya Jawa Barat dan menyebabkan patahan batuan lalu gempa.

“Penyelidikan geofisika di wilayah pusat gempa kemarin dapat mengetahui lebih lanjut dua kemungkinan ini,” katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Jumat (25/11/2022) pukul 06:00 WIB telah terjadi 236 kali gempa susulan dengan kumpulan pusat gempa di permukaan yang melebar, khususnya ke arah utara-timur laut. Gempa susulan itu memiliki magnitudo sekitar 1,2-4,2.

“Banyaknya gempa susulan menunjukkan bahwa kompleks batuan di kedalaman sana sedang aktif melakukan kesetimbangan kembali setelah kompleks batuan pertama di dekatnya dipatahkan oleh oleh kekuatan Bumi setara gempa M 5,6,” kata Awang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *