News  

PP Aisyiyah: “Family time” butuh komitmen orang tua

PP Aisyiyah: “Family time” butuh komitmen orang tua

Guru pertama itu orang tua, guru kedua itu bapak/ibu guru di sekolah, guru ketiga itu lingkungan

Jakarta (ANTARA) – Anggota Divisi Pembinaan Keluarga Majelis Tabligh PP Aisyiyah, Hibana mengatakan family time membutuhkan komitmen ayah dan ibu dalam meluangkan waktu bersama untuk saling berkomunikasi antar anggota keluarga.

“Bagaimana ayah dan ibu berniat, beritikad untuk meluangkan waktu bersama keluarga, karena kadang, jadi satu bersama keluarga tapi tidak ada komitmen untuk membangun komunikasi yang konstruktif,” kata Hibana dalam webinar bertajuk “Penguatan Family Time Untuk Keluarga Tangguh” yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Family time adalah komitmen untuk meluangkan waktu bersama keluarga dengan membangun komunikasi yang positif dan konstruktif, serta memberikan perhatian penuh dan melakukan aktivitas yang bermakna.

Baca juga: PP Aisyiyah: “Family time” kunci bentuk keluarga tangguh

Tujuan family time agar anak-anak dan orang tuanya sama-sama bertumbuh.

Kebersamaan dalam keluarga sangat penting karena keluarga menjadi kunci pertama untuk membangun ketangguhan anak.

“Guru pertama itu orang tua, guru kedua itu bapak/ibu guru di sekolah, guru ketiga itu lingkungan,” katanya.

Baca juga: Cara bangun waktu berkualitas bersama keluarga saat macet

Pihaknya mencatat ada 2,67 persen anak usia dini tidak tinggal bersama dengan ayah dan ibu kandung. Kemudian 0,35 persen anak usia dini tidak ada kebersamaan dengan orang tua/wali dan terdapat 3,73 persen anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.

“Data-data ini harus menggugah kita untuk lebih berhati-hati, lebih cermat, minimal di keluarga kita. Masih banyak anak yang membutuhkan perhatian kita untuk membangun ketangguhan dirinya,” katanya.

Sementara tantangan dalam rumah tangga diantaranya beban rumah tangga yang semakin meningkat, orang tua sibuk bekerja, anak sibuk berkegiatan dan penggunaan teknologi informasi yang dapat merampas kehidupan anak.

“Anak membutuhkan bermain aktif, bukan bermain pasif dengan berjam-jam menatap gadget. Anak harus berinteraksi dengan lingkungan, anak harus jadi subyek,” katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *