News  

Pemprov DKI Jakarta Kembangkan Konsep Wisata Alam Berbasis Pertanian

Pemprov DKI Jakarta Kembangkan Konsep Wisata Alam Berbasis Pertanian

Suara.com – Pemprov DKI Jakarta terus mengembangkan kegiatan pertanian perkotaan dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak, mulai dari sekolah, kelompok pemuda, warga, perkantoran, pemerintahan, dan unsur-unsur lainnya. Sebagian lokasi pertanian perkotaan tersebut dapat dioptimalkan menjadi destinasi agro eduwisata di tengah kota Jakarta.

Salah satunya Vezo Grapes Farm di Jakarta Utara. Di lahan ini, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan telah memanen anggur pada pertengahan Juli 2022. Dalam kegiatan ini, Anies mengundang warga Jakarta untuk datang ke Vezo Grapes Farm.

“Saya mengundang kepada pegiat dan masyarakat di seluruh wilayah Jakarta. Sempatkan mampir ke sini, kemudian belajar, lalu gunakan pengalaman di sini untuk menumbuhkan hal yang sama di tempat masing-masing,” katanya.

Anies mengungkapkan, di sini adalah contoh nyata sebuah kolaborasi antara pemerintah sebagai kolaborator dan warga sebagai kokreator. Karena itu, ia mengajak komunitas ataupun keluarga di Jakarta untuk dapat memanfaatkan lahan kosong di sekitar tempat tinggalnya sebagai lahan pertanian, bahkan sebagai agro eduwisata.

Baca Juga:
Pemprov DKI Gencarkan Deteksi Dini Warga Sakit Akibat Polusi Udara Hingga Tingkat RW

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menambahkan, agro eduwisata adalah lokasi wisata dengan basis pertanian (agro) dengan konsep wisata sambil belajar (edukasi). 

Lokasi agro eduwisata berada di aset-aset milik Pemprov DKI Jakarta, di antaranya 15 kebun bibit yang dikelola oleh DKPKP yang seluruhnya potensial dikembangkan menjadi destinasi wisata. Selain itu di lokasi-lokasi pertanian perkotaan di lingkungan warga, dengan pembinaan dan pendampingan Pemprov DKI Jakarta.

“Pihak swasta juga bisa mengembangkan lokasi agro eduwisata dengan pengelolaan yang sama seperti halnya agro eduwisata yang sudah ada di berbagai daerah. Berwisata sambil belajar tentang pertanian (agro) adalah kegiatan utama yang dapat dilakukan. Namun, bisa juga melakukan kegiatan lain di lokasi agro eduwisata, seperti olahraga, pentas seni budaya, seminar, dan lain-lain,” terangnya.

Menurut Suharini, agro eduwisata dapat membantu mewujudkan target Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta. Bagi masyarakat, mengunjungi lokasi agro eduwisata bisa menjadi destinasi wisata serupa yang selama ini masyarakat harus keluar kota untuk dapat menikmatinya.

“Keunggulan utama dari agro eduwisata yang ada di Jakarta adalah konsep wisata alam berbasis pertanian yang belum ada di lokasi wisata lain di Jakarta. Adapun yang kami lakukan saat ini adalah menata lokasi agro eduwisata menjadi destinasi wisata agro yang representatif dan melakukan publikasi ke publik bahwa di dalam kota Jakarta terdapat agro eduwisata yang tidak kalah dengan agro eduwisata lainnya yang sudah ada,” ucapnya.

Baca Juga:
Melihat Sekolah Net Zero Carbon yang Baru Diresmikan Anies Baswedan

Suharini mengatakan, dalam menata dan mengembangkan agro eduwisata, DKPKP berkolaborasi dengan perencana, praktisi, akademisi, dan berbagai pihak terkait lainnya. Agar semakin dikenal publik, untuk saat ini belum ada biaya yang dibebankan kepada warga yang berkunjung ke lokasi agro eduwisata di aset milik Pemprov DKI Jakarta.

Kunjungan DPRD Gorontalo

Seperti dikutip dari website Kota Administrasi Jakarta Utara, budidaya tanaman anggur Vezo Grapes Farm kian menarik perhatian publik. Penggiat budidaya tanaman anggur Vezo Grapes Farm, Tarto Blendot, menyambut hangat kehadiran rombongan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo, untuk mempelajari budidaya tanaman anggur secara langsung di Vezo Grapes Farm pada 1 September 2022 lalu. 

Dalam pertemuan itu, Tarto menekankan penerapan urban farming kembali ke alam atau back to nature. Artinya seluruh kebutuhan budidaya tanaman anggur tidak menggunakan buatan pabrik alias mendaur ulang bahan organik. Misalnya pupuk yang berasal dari limbah sayur, buah, ataupun kotoran hewan. Konsep tersebut telah dibuktikan dengan hasil budidaya tanaman anggur yang memuaskan serta dapat menekan biaya perawatan tanaman.

“Marilah kita bertani secara organik, kembali ke alam, dengan biaya sedemikian murah, bahkan gratis dan hasilnya pun lebih optimal. Konsep itu yang kami bagi kepada rombongan DPRD Provinsi Gorontalo, selain berbagi ilmu dan pengetahuan soal cara penanaman tanaman anggur yang baik sesuai dengan kondisi cuaca pesisir,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Muh Kris Wartabone, mengaku terpikat kesuksesan budidaya tanaman anggur lewat tayangan YouTube saat Gubernur Anies memanen anggur di Vezo Grapes Farm. Hasil kunjungan ini pun nantinya direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menggiatkan budidaya tanaman anggur di lahan-lahan terbatas.

“Karakteristik Jakarta Utara dan Gorontalo mirip, wilayah pesisir dan cuacanya yang cukup panas. Pertemuan ini akan kami rekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menggiatkan budidaya tanaman anggur, dengan mempelajarinya dari tempat ini (Vezo Grapes Farm),” pungkasnya.


Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *