News  

Menkominfo jajaki teknologi Qualcomm untuk new smart metropolis IKN

Menkominfo jajaki teknologi Qualcomm untuk new smart metropolis IKN

Sampai tahun 2030 diprediksi tidak kurang dari 4,4 juta lapangan kerja

Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menjajaki penerapan teknologi Qualcomm untuk new smart metropolis Ibu Kota Negara (IKN) baru.

“Presiden sudah memberikan arahan agar kita membangun Ibu Kota Negara baru yang mengusung konsep kota modern, kota cerdas atau smart city dan ramah lingkungan,” papar Menteri Johnny dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kominfo bangun pusat data dan dorong perluasan smart city tahun depan

Hal itu disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Senior Vice President Goverment Affairs Global Qualcomm, Nate Tibbits dalam kunjungan ke Qualcomm di San Diego, California, Amerika Serikat, pada Rabu (27/07) waktu setempat atau Kamis.

Presiden Jokowi menekankan bahwa nantinya IKN baru bukan sekadar kota yang berisi kantor-kantor pemerintahan, melainkan kota baru dengan konsep new smart metropolis.

Presiden berharap new smart metropolis mampu menjadi global talent magnet dan pusat inovasi sehingga IKN akan menjadi kota baru yang kompetitif di tingkat global.

Qualcomm sendiri mengembangkan dua teknologi, yakni fixed wireless access (FWA) dan frequency Milimeter Wave yang dapat diterapkan, baik di daerah padat penduduk maupun terpencil.

​Frequency milimeter wave merupakan frekuensi tertinggi untuk teknologi 5G dan Qualcomm menawarkan frekuensi sebesar 26GHz, 28GHz, dan 60GHz. Qualcomm telah menerapkan teknologi 5G di Moto GP Mandalika bekerjasama dengan Telkom.

Terbuka kemungkinan perusahaan itu bekerja sama kembali dengan perusahaan telekomunikasi Indonesia untuk menerapkan 5G pada Presidensi G20 Indonesia di Bali, November 2022. Teknologi Qualcomm berupa smart education pernah diterapkan di Indonesia semasa pandemi COVID-19.

Baca juga: Kominfo dorong kolaborasi Gerakan Menuju Smart City 2022

Menteri Johnny mengatakan tantangan terbesar penerapan teknologi fixed wireless acces dan milimeter wave ialah infrastruktur.

“Fokus pemerintah saat ini ialah menyelesaikan pembangunan 4G sebagai tulang punggung telekomunikasi Indonesia dan pada saat bersamaan memperkenalkan teknologi 5G kepada masyarakat,” kata dia.

Adopsi teknologi untuk kota cerdas membutuhkan investasi besar, dukungan regulasi yang sesuai perkembangan teknologi, serta mengusung standar tingkat komponen dalam Negeri (TKDN).

Pemerintah melalui Kemkominfo akan menggunakan skema blended financing, yakni pembiayaan investasi yang bersumber dari pemerintah dan sektor swasta perusahaan-perusahaan telekomunikasi dan aplikasi.

Meski harus berinvestasi besar, Return on Investment (ROI) pembiayaan pembangunan proyek 5G ini jauh lebih cepat dibandingkan teknologi lain.

“Secara rata-rata, return of invesment-nya 4,8 tahun,” kata Menkominfo.

Pengembangan teknologi digital mendorong perkembangan ekonomi digital hingga miliaran dollar. Menkominfo mencontohkan teknologi digital akan menciptakan lapangan kerja.

“Sampai tahun 2030 diprediksi tidak kurang dari 4,4 juta lapangan kerja bisa dihasilkan dari adopsi teknologi digital,” pungkas Menteri Johnny.

Baca juga: ITB usulkan “living lab” untuk kembangkan Kota Pintar dalam G20

Baca juga: Menkominfo paparkan program “smart city” di Indonesia dalam forum G20

Baca juga: Kominfo akan bangun 3.447 BTS demi Smart City

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *