News  

Massa Buruh KASBI Ancam Golput di Pemilu 2024, Jika Pemerintah Tak Turunkan Harga BBM

Massa Buruh KASBI Ancam Golput di Pemilu 2024, Jika Pemerintah Tak Turunkan Harga BBM

Suara.com – Massa Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengancam golput alias tidak memilih satupun calon presiden-calon wakil presiden maupun legislatif saat Pemilu 2024, jika pemerintah tidak kunjung menurunkan harga BBM.

Pernyataan tersebut disampaikan seorang orator dari Massa KASBI, saat menggelar aksi di sekitar Bundaran Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat pada Selasa (13/9/2022).

“Jika BBM tak kunjung turun, kami serentak akan memilih untuk golput, kami mengancam untuk golput,” ujar salah seorang orator di atas mobil komando.

Namun, sang orator meminta massa KASBI waspada akan adanya bantuan yang tiba-tiba diberikan sejumlah pihak tertentu. Dia meminta, massa tetap teguh untuk golput sampai pemerintah menurunkan harga BBM.

Baca Juga:
Tak Cuma Minta Harga BBM Turun, Massa KASBI Minta Pemerintah Cabut Omnibus Law dan RKUHP

Massa Aksi tolak BBM naik dari KASBI dan elemen mahasiswa tumpah ruah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (13/9/2022). [Suara.com/Rakha Arlyanto]
Massa Aksi tolak BBM naik dari KASBI dan elemen mahasiswa tumpah ruah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (13/9/2022). [Suara.com/Rakha Arlyanto]

“Jangan sampai serangan fajar mengganggu niat kalian!” ujarnya.

Tiga Tuntutan KASBI

Untuk diketahui, Massa KASBI bersama sejumlah aliansi mahasiswa menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM di sekitar Bundaran Patung Kuda Arjuna, Jakarta pada Selasa (13/9/2022) siang ini.

Ketua Umum KASBI Nining Elitos sebelumnya menyampaikan, pihaknya akan menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, massa KASBI bersama mahasiswa meminta pemerintah segera membatalkan aturan kenaikan harga BBM.

Kedua, massa KASBI dan mahasiswa meminta pemerintah menurunkan harga sejumlah bahan-bahan pokok.

Baca Juga:
Kompak Demo Tolak Kenaikan BBM, Massa Buruh-Mahasiswa Sudah Meluber di Kawasan Thamrin

“Rakyat semakin sulit pendapatannya semakin minim bahkan banyak kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber ekonomi baik di desa-desa maupun di kota,” ungkap Nining kepada wartawan.


Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *