News  

Ke Mana Habisnya Uang?

Ke Mana Habisnya Uang?

Suara.com – Dalam dunia yang semakin mahal ini, uang pasti ada dalam pikiran semua orang. Namun, berbicara tentang uang seringkali dianggap tabu. Itulah mengapa kami menanyakannya untuk Anda.

Cerita interaktif ini tidak terlihat sebagaimana seharusnya. Klik di  sini untuk membacanya.

Dari orang-orang yang mendapat bantuan pemerintah hingga mereka yang berpenghasilan lebih dari A$250.000 per tahun, lebih dari 750 warga Australia dari seluruh pelosok negeri menanggapi permintaan kami dari pembaca untuk membagikan rincian pengeluaran bulanan dan pemikiran mereka tentang krisis biaya hidup.

Bukan rahasia lagi banyak orang yang menjalaninya dengan susah payah, seperti yang Anda lihat melalui jawaban mereka di bawah ini dengan menggunakan panah di bagian kanan bawah …

Baca Juga:
Perubahan Gaya Hidup Dorong Orang Tua Lebih Berperan dalam Keamanan Digital

“Saya sangat takut akan masa depan saya. Saya tidak tahu apakah ada banyak orang yang mengalami situasi yang sama.”

Lisa T, 40, Queensland

“Saya bahkan sudah tidak lagi mencoba untuk membuat rencana anggaran.”

Jaide C, 22, Queensland

“Saya sudah tidak minum bir selama beberapa bulan.”

Baca Juga:
Warganet Bongkar Gaya Hidup Anak Bos ACT, Hidup Mewah hingga Gaya Pacaran

Michael Evans, 51, Western Australia

“Saya tidak tahu bagaimana orang bisa hidup seperti ini: tampaknya kita harus memilih hidup tanpa mobil, liburan, rumah, atau bayi dalam kehidupan saat ini.”

Tracy, usia 20-an, Victoria

“Ada banyak hal yang perlu disyukuri, dan sikap ini sepertinya merupakan kunci yang membedakan antara orang-orang yang bergumul [dan mereka yang tidak].”

Nat, usia 40-an, Queensland

“Saya sangat iri pada teman-teman saya yang punya orangtua yang membantu keuangan mereka.”

Courtney Millar, 27, Australia Barat

“Ongkos untuk bersosialisasi kini tinggi.”

Zac B, 28, New South Wales

“Bagaimana mungkin beberapa orang di Australia bisa hidup sangat berkecukupan sementara setengah penduduknya berjuang untuk hidup?”

Eleanor, usia 20-an, New South Wales

“Orang-orang tidak menyadari seberapa kecilnya uang pensiun mereka.”

Alexis, 60s, Australia Barat

“Sulit sekali untuk menabung.”

Banyak Pembaca

“Saya merasa saya harus menghasilkan semaksimal mungkin dalam usia saya yang masih 20-an.”

Lydia B, 24, Victoria

“Kami secara rutin meributkan soal uang!”

Joanne, usia 30-an, Australia Utara

“Saya melakukan hal-hal yang membuat saya bahagia dan tidak memerlukan uang.”

Liz De Donato, 66, Victoria 

“Disiplin adalah perjuangan yang dilakukan terus-menerus.”

Vincent, usia 30-an, Australia Selatan

Cerita interaktif ini tidak terlihat sebagaimana seharusnya. Klik di  sini untuk membacanya.

Tapi terlepas dari bagaimana perasaan pribadi seseorang saat mengalami krisis, banyak benang merah yang ditemukan, seringkali bertentangan dengan stereotip atau keluhan tentang biaya hidup — misalnya, bahwa penghasilan tambahan akan menyelesaikan masalah keuangan, atau bahwa generasi yang lebih tua lebih baik daripada generasi muda saat ini.

Untuk mengintip pengalaman orang-orang, kami telah mengelompokkannya menurut tema dan tren, termasuk anggaran pengeluaran mereka, bersama dengan anekdot dan kiat yang digunakan banyak orang untuk memegang kendali atas situasi ekonomi yang berubah dengan cepat.

Perumahan, tagihan listrik, transportasi, dan makanan

Ke Mana Habisnya Uang? Image:

Perpaduan antara inflasi yang meroket, angka suku bunga, sewa rumah yang naik, serta biaya listrik dan gas telah menciptakan badai yang hebat untuk banyak orang Australia.

Uang sewa, cicilan rumah, dan makanan selalu menjadi pengeluaran utama rumah tangga, tetapi kenaikan harga bahan bakar, bahan makanan, dan tagihan listrik dan gas secara bersamaan telah mengakibatkan kebiasaan sehari-hari berubah dengan cepat, dan perasaan tidak pasti mulai muncul.

Image:
A photo of a miniature man next to a VW. Image:
A photo of miniature people sitting on food. Image:

“Penghasilan bulanan saya pada dasarnya habis untuk membayar sewa rumah, penitipan anak, dan bayar utang,” kata Lauren, yang berusia 30-an dan berpenghasilan lebih dari A$100.000 per tahun dan bekerja di sektor keuangan di daerah barat Sydney.

“Kenaikan harga dalam hal apa pun pada dasarnya berarti kita harus mulai berhemat di hal-hal yang lain.”

Anggaran Belanja Rumah Tangga Lauren

Jenis Pengeluaran

Besaran

Sewa Rumah

30%

Cicilan, utang, tagihan listrik dll 

30%

Belanja bulanan, bensin

20%

Penitipan anak

10%

Lain-lain (Obat-obatan, layanan streaming, jalan-jalan)

5%

Tabungan

<5%

Catatan: Biaya adalah persentase perkiraan dari total pengeluaran bulanan

Suaminya bekerja paruh waktu di industri perhotelan dengan pendapatan variabel, yang dialokasikan oleh pasangan yang memiliki anak balita ini untuk bensin, bahan makanan, dan jalan-jalan setelah pengeluaran wajib dibayarkan.

“Saya sedang mengecek daftar belanjaan saya dan menemukan, ‘Oke, kami perlu sampo, kondisioner …,'” katanya.

A photo of supermarket shopping. Image:

“Kami tidak dapat membeli semuanya dalam satu kali belanja karena itu akan jadi terlalu mahal, sehingga saya harus menyisihkannya [untuk belanja selanjutnya].”

Kecelakaan mobil awal tahun ini yang tidak ditanggung oleh asuransi membuat keluarga ini terpaksa mengambil pinjaman yang tidak direncanakan dan beralih ke layanan ‘beli sekarang, bayar belakangan’ atau AfterPay ketika anggaran mereka tidak menumpuk di akhir bulan.

Image:
Image:
Image:

Keluarga ini mengandalkan pengembalian pajak untuk membantu mereka membayar utangnya, dan mengurangi agenda jalan-jalan yang mahal sambil mengalokasikan dana untuk layanan streaming sebagai cara yang lebih murah untuk “bersantai” di rumah.

“Kami menggunakan Netflix dan layanan semacamnya sebagai cara untuk melepas lelah daripada membayar tambahan A$100 (Rp1 juta) seminggu untuk pergi ke kebun binatang atau menonton film, atau pergi ke akuarium,” kata Lauren.

Ini sekaligus mengantarkan kita ke tren pengeluaran anggaran kedua setelah kebutuhan hidup …

Kesenangan yang menimbulkan perasaan bersalah

A photo of a miniature man watching TV. Image:

Rekreasi, alkohol, bermain game, menggunakan layanan streaming dan liburan, adalah kelompok pengeluaran terbesar kedua di bawah kategori jalan-jalan dan rekreasi.

Ketika memeriksa ke mana habisnya uang, ‘guilty pleasure’ atau kesenangan yang menimbulkan perasaan bersalah, mungkin hadir dalam bentuk keinginan “mendaftarkan diri ke gym yang jarang dikunjungi” atau membeli “es krim Magnum” atau makan siang “sambil minum sampanye untuk melupakan stres di tempat kerja.”

Layanan streaming dan makanan antar telah menjadi kebiasaan ‘lockdown’ yang tetap dipelihara banyak orang, sementara alkohol dikategorikan sebagai hal yang “agak remeh namun menyenangkan” dalam anggaran mereka yang masih bisa membelinya.

A photo of miniature people on a Nintendo. Image:
A photo of a football with tennis balls. Image:
A photo miniature people sitting on alcohol bottles. Image:

Christine, seorang janda dan pensiunan yang bekerja paruh waktu di Komisi Pemilihan Umum (AEC) Australia untuk mendapat penghasilan lebih, yang berasal dari Wiradjuri, sebutan penduduk asli Australia untuk Sydney, mengatakan hobinya makan kue dan pergi ke tempat judi pokies adalah kesenangan yang menimbulkan perasaan bersalah baginya.

“Itu adalah dua hal yang, kalau misalnya saya punya kue dan bisa ke tempat judi, membuat saya cukup senang!” katanya.

Anggaran Rumah Tangga Christine

Jenis Pengeluaran

Besaran

Sewa

35%

Listrik dan air

30%

Keperluan rumah tangga, bensin, pengeluaran tak terduga

25%

Utang (kartu kredit)

5%

Judi dan kue

<5%

Catatan: Besaran berarti persentase total pengeluaran bulanan

Christine memiliki prinsip sederhana tentang anggaran: “Saya menikmati hidup saya. Saya masih punya makanan di dalam kulkas, saya masih punya mobil, dan punya rumah yang nyaman.” Tapi ia juga mengatakan menghabiskan A$50 (Rp500 ribu) untuk main judi. Uang yang dimenangkannya disimpan untuk kesempatan berikutnya.

“Kalau saya menang, saya bisa main lagi minggu depan,” katanya. “Tapi saya tidak duduk sepanjang waktu di sana sambil mencoba keberuntungan. Saya tidak dapat melakukannya.

“Tapi bahkan ketika saya sudah meninggalkan tempat judi dan menghabiskan A$50, saya berpikir, ‘Wah, seharusnya saya bisa bla bla bla,’ … tapi buat saya ada kepuasan sendiri [dalam judi].”

Ketika membeli kopi atau makan di luar menjadi ‘guilty pleasure’ yang sudah tidak lagi bisa dibeli oleh sebagian orang, di sisi lain mereka yang memiliki banyak uang sudah membeli tiket liburan main ski atau membeli sebotol wine untuk dinikmati kala musim dingin.

A photo of miniature people sitting on takeaway coffee cups. Image:
A photo of a miniature plane flying past an Eiffel tower. Image:

Naiknya biaya hidup juga telah membuat beberapa orang beralih ke kebiasaan yang lebih baik, hingga mempertanyakan harga tembakau.

“Orang yang tidak memonitor pengeluaran mereka tapi merokok, minum, dan main judi, saya tidak tahu bagaimana mereka bisa melakukan semua ini,” kata Christine.

“Menurut saya kita perlu duduk dan mencatat semuanya. Kalau kita coba hitung pengeluaran dalam satu hari … kita bisa terkejut.

“Banyak orang yang stres sampai kesehatan mental mereka pun terganggu.

“Coba konsultasi dengan ahli karena masalah akan terus bertambah dan bisa menjadi semakin besar dari yang sebenarnya dan banyak ahli yang bisa membantu.”

Komitmen dan tahu batas

A photo of a jar with teeth and pill boxes. Image:

Tantangan hidup seperti penyakit, utang atau perceraian, komitmen keluarga, asuransi atau kewajiban mengurus orang tersayang kita, menjadi tantangan besar bagi mereka yang berusaha bertahan di tengah naiknya harga-harga kebutuhan.

Beberapa anak muda yang sudah mulai membayar hipotek dan pinjaman kuliah dengan gajinya, bahkan tetap merasa berada di waktu yang salah untuk menjadi anak muda.

Mereka yang bergantung pada dana pensiun atau kesulitan mencari jalan menuju pensiun juga mengeluhkan bagaimana mereka berada di waktu yang salah untuk menjadi orang lanjut usia.

A miniature photo showing Four Generations of Australians. Image:
Image:

Saat Kirsten meletakkan badan di kasurnya setiap malam, ia khawatir apakah suatu hari dirinya dapat menjadi “seperti perempuan-perempuan itu.”

“Saya membaca sebuah berita tentang bagaimana seorang perempuan menjadi tunawisma dan takut suatu hari nanti bisa jadi itu saya,” ujar pekerja di bidang pendidikan asal Melbourne yang berusia 59 tahun tersebut.

Anggaran Belanja Rumah Tangga Kirsten 

Jenis Pengeluaran

Besaran

Cicilan rumah, badan korporat

30%

Listrik dan air

30%

Keperluan rumah tangga, bensin

30%

Lainnya (usaha, amal)

<10%

Catatan: Besaran berarti persentase total pengeluaran bulanan

Saat ini, Kirsten memiliki penghasilan A$60,000 per tahun namun memiliki tanggung jawab mengurus anaknya yang difabel secara intelektual. Dengan kondisinya sudah tidak bekerja lagi, harus membesarkan anak dan mengurus saudaranya yang lansia, Kirsten hanya bisa mengklaim sedikit dari tunjangannya, dan ia masih harus membayar cicilan rumah.

“Saya berada di pengujung karir, kalau dilihat dari segi umur,” katanya.

A photo of a miniature camper van and two miniature people. Image:

“Pinggang saya sudah mulai sakit.

“Tapi apa yang akan terjadi pada saya kalau saya sudah tidak lagi bekerja?

“Saya tidak bisa lagi beli kopi. Dulu itu bagaikan ritual mewah kami di hari Sabtu pagi. Anak saya dan saya biasanya beli kopi, muffin, dan Pepsi. Tapi sekarang tidak lagi karena semua itu totalnya sudah A$20 (Rp200 ribu).”

Kirsten tidak sendiri. Banyak orang lain yang juga mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini, denda di jalan atau kesalahan menghitung harga panel surya bisa mengacaukan seluruh rancangan anggaran mereka.

A photo of a miniature fine on a miniature car. Image:
A photo of a miniature man holder a phone charger cord. Image:

Beberapa orang mengatakan mereka bisa bertahan setelah melakukan pengorbanan besar, misalnya memotong pengeluaran internet, asuransi, atau cepat-cepat tidur supaya tidak perlu menyalakan penghangat udara di musim dingin.

Namun, ada juga yang melihat hal ini sebagai hal yang menguntungkan karena di luar mengutak-atik anggaran, banyak tips dan contoh cara mengelola keuangan yang kreatif yang membantu rumah tangga Australia.

Apa tipsnya?

A photo of a tip jar. Image:

Misalnya, untuk menghindari harga keperluan rumah tangga yang terus naik, seorang pria Australia Selatan di usianya yang ke-60 tahun merekomendasikan mencari buah di taman.

Pasangan remaja di Queensland yang membutuhkan sofa memotong pengeluaran rumah tangganya dengan membuat sendiri tempat duduk dari kayu bekas.

A photo of miniature people pushing cherries. Image:
A photo of miniature people building a couch. Image:

“Kami tidak bisa membeli sofa baru, jadi pasangan saya mengumpulkan kayu bekas dari tempat kerjanya dan kami akhirnya membuatnya sendiri. Hasilnya ternyata OK.”

Gina, 20-an, Queensland

“Sekarang saya sering mencari buah di Adelaide Hills dari pohon-pohon di sana dan juga dari kebun saya sendiri.”

 Mike Brisco, usia 60-an, Australia Selatan

“Saya naik sepeda ke tempat kerja karena bus mahal sekali.”

Emily, usia 20-an, Queensland

“Saya mengisi bensin ketika sudah di ujung tanduk dan menggunakan jeriken.”

George Marxfield, 67, Australia Barat

“Saya mencari hal-hal yang membuat saya senang tapi tidak butuh uang.”

Liz De Donato, 66, Victoria 

“Kadang saya makan tuna dan nasi seminggu penuh supaya bisa menghabiskan uang di akhir pekan.”

Nicola, 27, Queensland

“Tidak membeli kopi, makanan ‘takeaway’ atau ke restoran dan kafe.”

Adrian Thomson, 59, New South Wales

“Mungkin terdengar klise, tapi saya menghemat dengan menempatkan pendapatan saya ke dompet elektronik yang berbeda, menabung sekian persen dan tidak memakai uang itu kalau sangat tidak butuh. Ini sudah membantu saya menghindari utang.”

Simon, usia 30-an, Victoria

“Lembar kelola uang bukan hanya untuk bisnis! Saya selalu membuatnya setiap tahun, lembar kerja setiap bulan, daftar pengeluaran setiap hari. Saya mencatat penghasilan dan pengeluaran, di samping saldo bank dan kartu kredit.”

Simone W, usia 51-an, Australia Selatan

Apa pun strategi Anda, entah menghemat belanja di supermarket, memonitor pengeluaran listrik, mencermati lembar pengeluaran untuk klaim pajak, atau memikirkan kembali cara membayar pinjaman rumah, banyak pembaca yang menekankan bahwa kunci mempertahankan hubungan positif dengan pengeluaran adalah dengan mengendalikan ekspektasi dan mengingat bahwa meski kebutuhan finansial itu bermacam-macam, tidak ada yang melalui krisis ini seorang diri.

A photo of miniature people playing with blocks. Image:

Editor ‘Your Money Explained’ di ABC, Emily Stewart, yang memberikan tips mengelola uang bila Anda berlangganan email melalui link ini, mengatakan jika Anda mengalami masalah keuangan, banyak badan yang bisa membantu.

“Anda bisa menghubungi National Debt Helpline (1800 007 007) dan meminta saran konsultan keuangan. Jasa mereka gratis dan sarannya independen, bisa membantu Anda merencanakan anggaran dan menghindari utang,” katanya.

“Mungkin bisa juga berkonsultasi dengan tim yang menangani masalah keuangan di bank. Mereka bisa menunda biaya konsultasi atau mencari cara lain untuk meringankan beban.”

Jika Anda ingin mengirim tulisan kepada ABC dan menceritakan pengalaman Anda atau memiliki pertanyaan, silakan mengisi formulir melalui link ini.

Baca dalam: Bahasa China | Bahasa Inggris

Kredit

Catatan: Beberapa kutipan dan komentar sudah diedit dan diparafrase demi kejelasan. Informasi yang tersedia dalam berita ini juga bersifat umum. Jika Anda membutuhkan saran keuangan silakan berkonsultasi pada ahli.


Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *