News  

Indonesia bisa jadi basis produksi dan ekspor ponsel pintar

Indonesia bisa jadi basis produksi dan ekspor ponsel pintar

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia bisa menjadi basis produksi telepon seluler (ponsel) pintar yang diekspor ke berbagai negara di dunia, menyusul kinerja PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) yang mengekspor 8 juta unit ponsel pintar sejak 2018 hingga kuartal ketiga tahun 2022.

“Selain itu, capaian ekspor ini tentunya dapat mendorong Indonesia untuk menjadi basis produksi untuk produk elektronik, termasuk smartphone,” kata Mendag Zulkifli, dikutip dari keterangan pers, Jumat.

Mendag menjelaskan, sektor elektronik merupakan sektor unggulan yang masuk dalam prioritas Making Indonesia 4.0. Sektor elektronik (HS 85) merupakan komponen ekspor keempat terbesar dalam struktur ekspor Indonesia.

Pada periode Januari─Juli 2022, nilai ekspor elektronik Indonesia mencapai 9,43 miliar dolar AS. Nilai ini naik 18,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,93 miliar dolar AS.

Sedangkan pada 2021, ekspor elektronik Indonesia mencapai nilai 14,1 miliar dolar AS dengan tren lima tahunan (2017─2021) positif sebesar 6,54 persen. Di tahun yang sama, nilai ekspor telepon seluler (HS 851712) Indonesia mencapai nilai 305,8 juta dolar AS.

Secara umum, lanjut Zulkifli, kinerja perdagangan elektronik Indonesia tercatat cukup baik. Saat ini Indonesia berada pada urutan ke-34 sebagai negara eksportir elektronik dengan pangsa 0,25 persen.

Menurut Mendag, melalui sinergi antara pihak swasta dan pemerintah untuk mewujudkan “Making Indonesia 4.0”, diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu negara eksportir elektronik dan ponsel pintar dengan pangsa pasar yang semakin meningkat.

Adapun “Making Indonesia 4.0” merupakan program pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era industri digital 4.0 yang difokuskan pada 7 sektor industri yakni makanan-minuman, tekstil, otomotif, kimia, elektronik, alat kesehatan dan farmasi yang menyumbang 70 persen produk domestik bruto (PDB) industri, 65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja industri Indonesia.

Mendag juga menyampaikan, pemulihan ekonomi Indonesia memerlukan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat, daerah, serta pelaku usaha.

“Pelepasan ekspor ini diharapkan dapat menjadi momentum dalam mendorong perluasan pasar ekspor bagi produk-produk Indonesia sekaligus menjadi penggerak roda ekonomi Indonesia di masa pemulihan pascapandemi,” ujar Zulkifli.

Baca juga: Mendag lepas ekspor ponsel pintar Samsung ke Singapura

Baca juga: Korsel: Mobil, ponsel tak tunduk pembatasan AS atas ekspor ke Rusia

Baca juga: Realme mulai ekspor ponsel ke Nepal

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *