News  

IDAI: Hindari dulu pemberian obat sirup paracetamol saat anak demam

IDAI: Hindari dulu pemberian obat sirup paracetamol saat anak demam

Pakai cara konservatif dulu

Jakarta (ANTARA) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua untuk menghindari pemberian obat sirup paracetamol bagi anak yang sedang mengalami demam sebagai bentuk kewaspadaan terhadap gagal ginjal akut.

“Dugaan dari Gambia, Afrika, ada kandungan dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat. Untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil di awasi ada tidaknya obat itu di Indonesia,” kata Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dalam siaran langsung Instagram IDI Menjawab yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.

Menurut Piprim, saat ini sudah terlalu banyak produk obat antibiotik beredar di pasaran, termasuk yang mengandung paracetamol. Bahkan produk tersebut kerap menjadi jalan instan bagi orang tua dalam menurunkan demam anak.

“Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup paracetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol,” katanya.

Baca juga: Gagal ginjal akut dilaporkan serang anak usia 6 bulan sampai 18 tahun 

Baca juga: Kemenkes terbitkan pedoman tata laksana gagal ginjal akut

Anjuran tersebut merupakan sistem kewaspadaan dini yang bisa diterapkan orang tua berdasarkan pembelajaran dari kasus gagal ginjal akut di Gambia.

“IDAI merekomendasikan ke Kemenkes agar hindari dulu konsumsi obat tersebut,” katanya.

Piprim mengajak orang tua untuk kembali pada metode pengobatan konservatif untuk menurunkan demam pada anak, salah satunya dengan diberikan istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.

“Pakai cara konservatif dulu, kecuali ada komorbid seperti asma, pneumonia itu butuh obat serius. Kalau batuk dan pilek karena cuaca, cukup istirahat, cukup jangan gunakan antibiotik” ujarnya.

Sementara itu, IDAI telah menghimpun total 192 kasus gagal ginjal akut dari total 20 provinsi di Indonesia sejak Januari hingga saat ini. Komposisi pasien sebagian besar balita.

DKI Jakarta menempati jumlah laporan terbanyak mencapai 50 kasus, kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 24 kasus, dan Sumatera Barat 21 kasus.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan masih menunggu hasil rekomendasi tim dan uji laboratorium penyebab gagal ginjal akut di Indonesia.

“Kami masih menunggu laporan tim dan uji laboratorium,” kata Nadia menyikapi rekomendasi IDAI terkait konsumsi obat paracetamol.

Baca juga: RSCM: Pola makan pasien gagal ginjal akut di bawah kendali orang tua

Baca juga: IDAI laporkan gagal ginjal akut pada anak di Indonesia capai 152 kasus

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *