News  

BNPB beri dukungan DSP Rp250 juta untuk penanganan longsor Kota Bogor

BNPB beri dukungan DSP Rp250 juta untuk penanganan longsor Kota Bogor

Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dukungan dana siap pakai (DSP) senilai Rp250 juta untuk penanganan darurat bencana longsor di Kota Bogor, Jawa Barat.

“Selain itu, BNPB mendorong bantuan logistik kebutuhan dasar senilai Rp100 juta. Bantuan ini diberikan kepada Wali Kota Bogor untuk penanganan banjir dan longsor di wilayahnya,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Abdul mengatakan demi mengantisipasi potensi bahaya hidrometeorologi basah di musim hujan, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan perpanjangan status tanggap darurat banjir. Status tersebut terhitung mulai tanggal 10 September hingga 31 Desember 2022, melalui Surat Keputusan Wali Kota Bogor Nomor 360/Kep.290-BPBD/2022.

Pusdalops BNPB menyebutkan sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor, yaitu Kelurahan Kedung Halang, Tanah Baru dan Tegal Gundil di Kecamatan Bogor Utara.

Baca juga: Wali Kota Bogor pimpin pengerukan material longsor atasi banjir

Selanjutnya, Kelurahan Gunung Batu, Pasir Jaya, Margajaya, Cilendek Barat dan Menteng di Kecamatan Bogor Barat. Kelurahan Genteng, Pamoyanan, Pakuan, Sempur, Muara Sari dan Cikaret di Kecamatan Bogor Selatan.

Kelurahan Cibogor, Sempur, Kebon Kalapa, Pangaran, Ciwaringin, Bogor Tengah dan Tegal Lega di Kecamatan Bogor Tengah. Sedangkan satu kelurahan, yaitu Kebon Pedes di Kecamatan Tanah Sereal.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan tanah longsor mengakibatkan empat warga meninggal dunia dan tiga lainnya masih dalam pencarian.

Peristiwa ini berlangsung setelah hujan lebat pada struktur tanah labil terjadi pada Rabu (12/10), pukul 12.30 WIB.

BPBD Kota Bogor melaporkan empat warga meninggal dunia tertimpa longsoran telah berhasil dievakuasi. Sedangkan tiga lainnya masih dilakukan pencarian oleh tim gabungan.

Insiden ini terjadi di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tim gabungan berasal dari BPBD Kota Bogor, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga setempat.

Baca juga: Wali Kota Bogor pimpin pengerukan material longsor atasi banjir

“Banjir juga menerjang beberapa wilayah di kota ini. Pusat Pengendalian Operasi BNPB menginformasikan lima kecamatan di Kota Bogor terdampak banjir dan tanah longsor, sebanyak 35 KK atau 76 jiwa terdampak bencana ini. Saat ini teridentifikasi satu KK atau tiga jiwa mengungsi ke tempat yang aman,” ujar Abdul.

Bencana juga menyebabkan kerusakan, antara lain rumah rusak berat satu unit dan rusak ringan dua unit. Tercatat terdampak meliputi fasilitas pendidikan satu unit dan rumah 18 unit. Sebanyak enam unit rumah lainnya terancam akibat struktur tanah labil.

Menyikapi bahaya hidrometeorologi tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Berdasarkan prakiraan cuaca dua hari ke depan, sebagian besar wilayah Kota Bogor masih berpeluang hujan dengan intensitas sedang. Warga diimbau untuk mengantisipasi dampak bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir dan longsor.

Berbagai langkah kesiapsiagaan dapat dilakukan, baik warga maupun komunitas, seperti mewaspadai hujan lebat dengan durasi lama, masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai atau dataran rendah segera dapat melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman sebelum banjir terjadi. Warga dapat melakukan evakuasi dini untuk keselamatan diri dan keluarga.

Baca juga: Polresta Bogor Kota siap bantu BPBD Kota Bogor tangani bencana

Baca juga: Pemkot Bogor: Tercatat 20 orang korban longsor pemancingan Cibogor

Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto memberikan arahan kesiapsiagaan untuk menghadapi bahaya hidrometeorologi dampak cuaca ekstrem. Pemerintah daerah diminta untuk segera melakukan apel kesiapsiagaan untuk mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Apabila diperlukan daerah diminta untuk menerbitkan status tanggap darurat untuk mempermudah koordinasi dan pemberian bantuan apabila terjadi bencana.

Kepala BNPB meminta warga yang berada di lereng bukit agar secara rutin mengecek kondisi tanah di sekitarnya. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana melalui instansi terkait, seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan lintas instansi terkait lainnya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *