News  

Anggota DPR Sebut Hasil Autopsi Ulang Perkuat Motif Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo Tak Bisa Mengelak Lagi

Anggota DPR Sebut Hasil Autopsi Ulang Perkuat Motif Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo Tak Bisa Mengelak Lagi

Suara.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa mengatakan hasil autopsi ulang Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J yang sudah diumumkan akan memperkuat motif pembunuhan dengan cara ditembak.

Seperti diketahui pembunuhan terhadap Yosua sudah direncanakan oleh Irjen Ferdy Sambo beserta istrinya, Putri Candrawathi, Bripka RR, Bharada E dan Kuat Maruf.

“Dalam proses hukum sebenarnya itu (autopsi) memperkuat saja tentang niat, tentang motif pembunuhan. Tapi dalam pasal-pasal sudah memenuhi unsur menghilangkan nyawa seseorang,” kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Desmond berujar, pada akhirnya hasil autopsi akan menjadi data tambahan dalam proses di peradilan, di mana pada proses tersebut pengadilan akan membongkar keseluruhan penyebab tewasnya Yosua.

“Kan ini intinya si A melakukan pembunuhan dengan sadis dan macam-macam. Tapi pasal yang dikenakan itu sudah sesuai dengan itu,” ujar Desmond.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Habiburokhman meminta semua pihak mengambil pelajaran dari hasil autopsi terakhir terhadap jenazah Brigadir J yang ternyata tidak ditemukan penganiayaan.

Habiburokhman meminta publik bisa lebih belajar lagi untuk tidak banyak berspekulasi terlalu dalam. Mengingat sebelumnya banyak spekulasi bahwa Yosua turut mengalami penyiksaan sebelum tewas ditembak, mulai dari kuku dicabut, jari dipotong dan sebagainya.

“Saya pikir ini menjadi pembelajaran juga buat kita semua, kalau kemarin kan banyak spekulasi-spekulasi yang beredar disiksa, dicabut kukunya, dipotong jarinya, segala macem,” ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/8).

Tetapi semua spekulasi yang mengaitkan adanya penyiksaan justru terbantahkan dengan keluarnya hasil autopsi terakhir.

Karena itu, Habiburokhman menekankan pentingnya berbicara tentang kebenaran, namun sekaligus juga jangan sampai kelewat batas yang ujungnya justru bisa menyimpang.


Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *