Soal Utang, Sri Mulyani: Enak Diomongin Tapi Tak Mencerdaskan

Soal Utang, Sri Mulyani: Enak Diomongin Tapi Tak Mencerdaskan

tribunwarta.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kepada kalangan muda untuk meninggalkan pembicaraan-pembicaraan yang tidak mencerdaskan dalam kehidupan bernegara. Salah satunya hoax soal utang negara.

Saat berbicara di depan kalangan anak muda dalam acara Mofest 2022 di Gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis (1/12/2022), Sri Mulyani menyinggung hoax utang ini tatkala meminta anak muda turut mencarikan ide-ide kreatif dan solusi untuk mengelola keuangan negara, termasuk di dalamnya dari sisi persoalan perpajakan.

“Bagaimana sih istilahnya gotong royong, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu tidak berarti seluruh rakyat Indonesia dibayarin negara, terus no body pay for that, tidak,” ujar Sri.

Menurut Sri Mulyani, keadilan sosial dalam urusan pengelolaan keuangan negara, khususnya dari sisi penerimaan APBN melalui pengumpulan pajak adalah dengan mendorong masyarakat yang mampu dan berpendapatan tinggi membayar pajak, sedangkan masyarakat tidak mampu ditolong negara melalui pajak yang dikumpulkan.

“Nah prinsipnya gampangkan di komunitas kalian bisa ngobrol sambil minum kopi, caranya nentuinnya bagaimana? itu butuh action,” ucap Sri.

“Kalau saya pendapatan Rp 5 juta saya bayar pajaknya berapa, 10 juta berapa, pendapatan saya Rp 100 juta bagaimana, Rp 1 m gimana, kalau pendapatan dia Rp 1 triliun bagaimana. Jadi mulai ditantangin, oh jadi pajaknya gimana untuk harus mengcaptur keadilan sosial,” ucap Bendahara Negara itu.

Bagi orang dengan pendapatan tinggi, tentu pajaknya sudah bisa dikenakan asalkan telah masuk ke dalam kategori Penghasilan Kena Pajak (PKP). Sedangkan, bagi masyarakat tidak mampu, Sri berujar, maka konsepnya bukan harus ditagih pajaknya melainkan harus dibantu.

“Nah kalau orang miskin dibantu cara bantunya gimana? apakah dia daftar atau harus didaftar? yang daftar siapa? pak RT, pak RW, Pak Lurah, Pak Camat, Bupati? nanti ad! yang bilang kalau bupati yang daftar nanti yang didaftarin teman-teman yang milih dia aja. loh kalau supaya enggak terjadi gitu gimana caranya? that is the real problem,” tutur Sri Mulyani.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani menekankan, dalam menentukan cara-cara teknis bernegara sambil menjunjung keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia anak-anak muda harus paham isu-isu yang berbicara tentang kontrak antara negara dan rakyat.

Dengan begitu, arah pikiran masyarakat kata dia tidak akan terus dihabiskan dengan isu-isu yang tidak penting dan tidak mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sini lah dia mulai menyinggung tidak pentingnya membahas hoax utang terus menerus.

“Sehingga kalau kalian mulai tahu, kalian enggak mudah diombang ambingkan dengan isu hoax apalagi conspiracy theory,” tegasnya.

“Wah si dia itu kayaknya memang senengnya utang, cuma gitu aja, enggak ngomong tentang segala hal tadi. Enak dikuping enak diomongin sambil minum kopi, tapi tidak mencerdaskan kita, padahal negara itu negara kita sendiri,” ucapnya.

Dengan begitu, ia meminta seluruh masyarakat muda harus mulai memikirkan cara menjaga perekonomian bangsa untuk menjaga target Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Target itu turut diiringi dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat dengan tetap mengedepankan keadilan.

“Yang akan kalian semua jaga untuk vision 2045 kita berharap jadi negara yang berpendapatan tinggi makin adil, itu semuanya bisa terjadi kalau kita semua mulai memahami mempelajari,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *