Ramai-Ramai Anak Muda Malaysia Bangkrut, Ada Apa?

Ramai-Ramai Anak Muda Malaysia Bangkrut, Ada Apa?

tribunwarta.com – Fenomena kebangkrutan pada kaum muda mulai terjadi di Malaysia. Bahkan, jumlahnya mulai menyentuh belasan ribu.

Ini terungkap dari laporan terbaru media setempat The Star. Ada 10.378 muda-mudi Malaysia menyatakan kebangkrutan dari 2018 hingga September lalu.

Sebanyak 20% dari 47.929 orang yang dinyatakan pailit selama periode tersebut berusia di bawah 34 tahun dan 10.138 berusia antara 25 dan 34. Sementara mereka yang berusia di bawah 25 tahun mencatatkan 240 kasus kebangkrutan.

“Kaum muda perlu mengelola keuangan secara efisien agar tidak bangkrut,” kata akademisi Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universiti Malaya Prof Dr Aida Idris, dikutip Kamis (1/12/2022).

“Banyak anak muda sekarang mengejar gaya hidup mewah. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang tidak perlu itu penting,” ujarnya lagi.

Aida memperingatkan bahwa mengejar gaya hidup mewah yang sering digambarkan di media sosial tidak akan menjadi gaya hidup berkelanjutan bagi kebanyakan orang. Terlepas dari apakah seseorang mampu membelinya, ini menjalani gaya hidup hedonistik yang merusak.

Hal yang sama juga disampaikan Asisten Direktur Sunway College (Pre-U Studi) Lee Thye Cheong. Ia merasa sangat penting bagi kaum muda untuk mengelilingi diri mereka dengan orang-orang positif sehingga dapat memberdayakan mereka untuk membuat keputusan keuangan yang baik.

“Perusahaan yang Anda pertahankan memiliki pengaruh besar pada sikap Anda terhadap pengeluaran, tabungan, dan investasi. Oleh karena itu, cobalah untuk menjaga teman-teman yang memperhatikan aspek-aspek manajemen keuangan pribadi ini, “katanya.

Lee menekankan bahwa menjadi bebas secara finansial membutuhkan dedikasi dan disiplin.

“Selalu fokus pada berapa banyak yang harus dihemat sebelum merencanakan pengeluaran Anda. Berhati-hatilah dalam melakukan pembelian atau investasi hanya berdasarkan emosi, “sarannya.

Sementara itu, Badan Penyuluhan Kredit dan Pengelola Utang (AKPK) Malaysia mengatakan ada banyak cara bagi kaum muda untuk mengatur jalan keluar dari masalah tersebut. Badan itu mengatakan literasi keuangan merupakan kunci memerangi kebangkrutan di kalangan anak muda. Ini juga dapat dilakukan dengan pendidikan keuangan yang tepat

“Tidak peduli seberapa buruk situasi keuangan Anda, tidak ada kata terlambat untuk mengambil tindakan yang tepat dan memulai kembali,” kata departemen itu dalam tanggapan email.

AKPK menambahkan akan menempatkan usia muda sebagai prioritas dalam penyuluhan melek finansial. Ini agar banyak pemuda-pemudi di negara itu yang terhindar dari kebangkrutan.

“Tidak ada manual atau buku teks khusus tentang literasi keuangan tetapi penting untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan keuangan dasar yang penting sejak usia muda untuk mengelola hutang dan merencanakan masa depan mereka,” ujarnya lagi.

“Literasi keuangan membantu kita memahami nilai uang, mengetahui pentingnya penganggaran dan tabungan, dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu, sehingga kita dapat menangani keuangan kita dengan lebih baik,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *