Miris Warga RI! Harga Daging Ayam To The Moon, Gegara Dolar?

Miris Warga RI! Harga Daging Ayam To The Moon, Gegara Dolar?

tribunwarta.com – Harga daging ayam terpantau melanjutkan kenaikan. Di Jakarta, harga daging ayam ras naik Rp111 jadi Rp38.466 per ekor di hari Rabu (30/11/2022).

Harga tertinggi dilaporkan terjadi di Pasar Baru Metro Atom yang melayang ke Rp45.000 per ekor, sedangkan harga terendah di Rp30.000 per ekor di Pasar Grogol.

Sementara, harga rata-rata nasional dilaporkan melonjak Rp3.910 jadi Rp38.170 per kg mengutip data Panel Harga Badan Pangan Nasional.

Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni mengatakan, salah satu pemicu lonjakan harga daging ayam adalah efek penguatan dolar AS terhadap harga pakan.

“Faktor dolar ini menyangkut bahan baku pembuat pakan. Tetapi kalau di tingkat peternak sama sekali nggak pengaruh,” kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (1/12//2022).

Pardjuni menjelaskan, harga jagung selama 5 bulan ini sebenarnya sudah berada di level Rp 4 ribu per kg.

“Namun, pabrik pakan enggan untuk menurunkan harga pakan dengan alasan dolar yang sedang naik. Padahal persediaan terbesar dari bahan pakan adalah jagung, dengan persentase pemakaian kurang lebih 50%,” ujarnya.

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi menambahkan hal senada.

“Harga jagung sebenarnya turun karena produksi naik. Petani sekarang lebih memilih menanam jagung sehingga kelebihan pasokan. Bagi peternak ayam petelur ini terasa karena memang pakai jagung langsung untuk pakan,” kata Musbar.

“Tapi, bagi peternak ayam daging, meski harga jagung anjlok, harga pakan terus naik. Kenapa? Karena dolarnya saja sekarang sudah hampir Rp15.600 dari sebelumnya Rp14.000-an. Sementara bahan baku pakan yang diimpor itu, kontribusinya sampai 70% terhadap harga pakan. Akibatnya, biaya produksi naik,” kata Musbar.

Di sisi lain, Pardjuni menduga, lonjakan harga terjadi sebenarnya karena pedagang yang mengambil untung terlalu banyak.”Pedagangnya mengambil keuntungan lebih banyak. Karena saya sendiri saja itu selama 4 bulan terakhir belum pernah menjual ayam menyentuh Rp 30 ribu per kilogram,” katanya.

Sebab, lanjut dia, jika dihitung dengan rumus yang ada, harga ayam hidup yang dijual di peternak saat ini seharga Rp 18 ribu, harga daging ayam di pasaran seharusnya berada di level Rp 30 ribu.

“Kalau kita beli ayam di kandang dengan harga Rp 18 ribu, kita menggunakan faktor pengali 1,6 itu sudah menyangkut biaya transport, biaya penyusutan, dan lain sebagainya. Sehingga, jatuhnya kalau harga Rp18 ribu hanya sekitar Rp30 ribu (di pasar). Berarti yang ngambil keuntungan tinggi adalah pedagang,” pungkas Pardjuni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *