Kuat Ma’ruf Minta Maaf kepada 4 Terdakwa “Obstruction of Justice” Pembunuhan Brigadir J

Kuat Ma’ruf Minta Maaf kepada 4 Terdakwa “Obstruction of Justice” Pembunuhan Brigadir J

tribunwarta.com – Sopir Ferdy Sambo, Kuat Ma’ruf meminta maaf kepada empat terdakwa obstruction of justice perintangan kasus pembunuhan Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Arif Rachman Arifin, Agus Nurpatria, Chuck Putranto dan Baiquni Wibowo.

Hal tersebut Kuat Ma’ruf sampaikan saat keempat terdakwa obstruction of justice itu memberikan kesaksian di persidangan, Senin (28/11/2022).

Awalnya Majelis Hakim memberikan kesempatan kepada Kuat Ma’ruf untuk menanggapi kesaksian tujuh saksi yang hadir.

Kuat yang juga tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, meminta maaf karena telah memberikan keterangan palsu sambil menyebut empat terdakwa yang menjadi saksi di persidangannya.

“Saya mau minta maaf kepada Pak Agus, Pak Arif, Pak Chuck, dan Pak Baiquni karena pada saat pemeriksaan saya berbohong saat di Paminal (pengamanan internal), dan di Saguling (rumah Ferdy Sambo),” ujar Kuat Maruf.

Selain itu, Kuat Ma’ruf juga mengoreksi keterangan saksi Susanto yang menyebut dirinya diperiksa Karo Provost Propam Polri Irjen Benny Ali pada 8 Juli 2022.

“Keterangan dari Pak Susanto kalau tanggal 8 saya tidak ditanya Pak Benny Ali,” ujar dia.

Dalam perkara ini, Richard Eliezer, Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Dalam dakwaan disebutkan, Eliezer menembak Brigadir J atas perintah mantan Kepala Divisi (Kadiv) Propam kala itu, Ferdy Sambo.

Peristiwa pembunuhan Yosua disebut terjadi usai istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi mengaku dilecehkan Brigadir J di Magelang.

Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan dengan melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf. Akhirnya, Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Atas perbuatannya, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Ketiganya terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *