5 Daerah Jual LPG 3 Kg Kemahalan, Kok Bisa Harganya Beda?

5 Daerah Jual LPG 3 Kg Kemahalan, Kok Bisa Harganya Beda?

tribunwarta.com – Harga jual Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi 3 kg memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berbeda-beda di setiap daerah. Bahkan, terdapat lima daerah yang menetapkan HET jauh lebih tinggi dibandingkan Harga Jual Eceran (HJE) yang ditetapkan pemerintah pusat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan hal ini dapat terjadi lantaran HET memang ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah (Pemda). Namun, memang ada patokan yang harus dipenuhi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM berupa Harga Jual Eceran (HJE).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa ada perbedaan harga yang jauh antara HJE dengan HET pada penjualan LPG bersubsidi 3 kg di beberapa daerah di Indonesia.

Tutuka menyebutkan hal itu terjadi karena pemerintah pusat hanya menetapkan HJE, sementara harga eceran tertinggi LPG 3 kg subsidi ini ditentukan oleh pemerintah daerah.

Namun demikian, menurutnya pemerintah terus mengawasi harga LPG di masing-masing daerah ini.

“Diawasi (harga LPG 3 kg). Kalau HET oleh Pemda, kalau kita kan HJE-nya. Nah beberapa tempat saya kira nggak banyak sih dari seluruh nasional, beberapa tempat saja kok jauh (perbedaan HJE dengan HET),” ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, dikutip Selasa (13/12/2022).

Dia menyebut, terdapat lima daerah yang menetapkan harga eceran tertinggi jauh lebih mahal dari harga patokan yang ditetapkan pemerintah pusat. Salah satunya yaitu terdapat di daerah luar Jawa yaitu Kota Waringin, Kalimantan Tengah.

Tutuka menyebutkan akan melakukan evaluasi terhadap perbedaan jauh antara HJE yang ditentukan oleh pemerintah pusat dengan HET yang ditentukan oleh Pemda.

“Kita evaluasinya gini, HJE kan ditentukan oleh kita, HET oleh Pemda, sikronisasi itu supaya sampai ke konsumen masyarakat harganya gak tinggi, kita dapat informasi beberapa tempat kan tinggi, kita upayakan supaya gak tinggi,” tuturnya.

Tutuka menyebutkan bahwa jika setelah dilakukan evaluasi HET yang ditentukan masih berbeda jauh dengan HJE, maka Kementerian ESDM akan mengambil langkah lebih lanjut lagi untuk menindaklanjuti hal tersebut.

“Nggak sampai situ, tapi kita memberi masukan kepada Pemda terjadi itu. Nah kita evaluasi kalau dia nggak bisa baru kita langkah lagi,” ucapnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil pantauan CNBC Indonesia, salah satu pemilik pangkalan LPG 3 kg di Tangerang Selatan bernama Sunarni mengakui HET LPG subsidi 3 kg per 1 Oktober 2022 lalu resmi naik menjadi Rp 19.000 per tabung dari sebelumnya Rp 16.000 per tabung.

“Yang 3 kg itu juga sudah penyesuaian harga dua kali. Sebelum naik, HET-nya Rp 16.000 itu dua bulan lalu, Agustus kalau nggak salah. Jadi yang HET Rp 19.000 ini baru sekarang, dulu belum resmi, sekarang sudah resmi, tanggal 1 Oktober ditentukan HET-nya segitu,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (5/11/2022).

Meski HET LPG subsidi ini sudah ditetapkan Rp 19.000 per tabung, namun menurutnya masih ada penjual di tingkat eceran yang menjual hingga Rp 22.000 per tabung. Menurutnya, ini tak lain karena pengecer juga mengambil untung dari penjualan LPG ini.

“Kalau saya jualnya sesuai HET saja. Kalau di eceran jualnya Rp 21.000, Rp 22.000 kan wajar mereka mau untung juga. Kalau di agen itu biasanya gak tau ya sama atau nggak, karena kan beda-beda. Jadi yang diketahui ya paling HET aja, yang tertinggi di masyarakat,” ujarnya.

Senada dengan Sunarni, pengecer LPG bernama Ayu membeberkan bahwa kini harga LPG 3 kg juga dijual di kisaran Rp 21.000 per tabung.

“Kalau yang kecil mah naiknya cuma Rp 1.000 kemarin, itu baru. Sekarang ke konsumen Rp 21.000, kemarin Rp 20.000. Rp 1.000-an naiknya kecil,” terangnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengumumkan hanya LPG non subsidi seperti tabung 5,5 kg dan 12 kg yang mengalami penyesuaian harga per 10 Juli 2022 lalu.

Adapun, untuk harga LPG non subsidi di agen per Juli 2022 di Pulau Jawa, berdasarkan data resmi Pertamina, telah mencapai Rp 213.000 per tabung untuk tabung LPG 12 kilo gram (kg) dan Rp 100.000 untuk tabung LPG 5,5 kg.

Namun di tingkat pengecer, harga jual LPG ke konsumen ternyata telah mencapai setidaknya Rp 220.000 – Rp 225.000 per tabung untuk LPG 12 kg dan Rp 110.000 untuk tabung 5,5 kg.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *