Ukraina Laporkan Rusia Serang Infrastruktur Energi

Ukraina Laporkan Rusia Serang Infrastruktur Energi

Perusahaan energi negara Ukraina Kamis mengatakan membatasi penggunaan listrik di beberapa daerah di negara itu setelah serangan-serangan Rusia semalam yang menarget infrastruktur energi.

Ukrenergo mengatakan serangan itu antara lain menyebabkan kerusakan pada peralatan di bagian tengah Ukraina. Ukrenergo mengatakan bahwa pembatasan penggunaan energi diperlukan untuk menghindari kelebihan beban pada jaringan dan untuk mempermudah perbaikan fasilitas yang rusak.

Serangan-serangan baru terhadap fasilitas energi Ukraina terjadi sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy berterima kasih kepada para pegawai di sektor energi atas upaya mereka menstabilkan jaringan listrik.

“Tidak peduli apa yang dilakukan musuh, tugas kita adalah menghancurkan rencananya dan melindungi Ukraina. Dan ini bukan hanya tugas seseorang, ini bukan hanya berkenaan dengan para pekerja di sektor energi atau siapa pun. Kepedulian dalam konsumsi energi kini diperlukan oleh seluruh rakyat Ukraina,” kata Zelenskyy dalam pidato hariannya, Rabu malam.

Seorang pejabat yang ditempatkan Rusia di Krimea, Kamis (27/10) mengatakan serangan drone semalam menarget sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di semenanjung yang dicaplok Rusia itu.

Pejabat itu mengatakan tidak ada ancaman terhadap pasokan listrik di sana dan juga tidak ada korban.

Latihan serangan nuklir

Kremlin mengatakan presiden Rusia Vladimir Putin Rabu mengamati dari jarak jauh latihan yang dilakukan pasukan nuklir strategisnya yang dimaksudkan untuk mensimulasikan tanggapan terhadap “serangan nuklir besar-besaran.” Televisi pemerintah Rusia memperlihatkan video di mana Putin tampak mengamati latihan itu di layar televisi besar, yang disertai dengan komentar dari para pemimpin militer.

Dalam tayangan tersebut, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan latihan itu melibatkan kapal selam nuklir, pesawat jarak jauh dan beberapa latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah.

Gedung Putih, Selasa (25/10) mengatakan bahwa Rusia telah memberitahu akan menggelar latihan tahunan yang disebut “Grom” atau “Thunder.” Latihan itu berlangsung sementara NATO memulai latihan nuklir tahunannya sendiri yang disebut “Steadfast Noon,” pada hari Senin.

Selama beberapa hari, para pejabat Rusia menuduh bahwa Ukraina berencana mengembangkan dan menggunakan apa yang disebut bom kotor dalam konfliknya dengan Rusia. Bom kotor adalah perangkat yang mengombinasikan bahan peledak konvensional dengan bahan radioaktif dan dirancang untuk menyebarkan radioaktivitas yang dapat menyebabkan kematian dan pencemaran besar-besaran.

Dewan Keamanan PBB membahas tuduhan Rusia itu dalam pertemuan tertutup hari Selasa. Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya telah membantah keras tuduhan itu, dan menduga tuduhan itu dibuat sebagai dalih bagi eskalasi dalam perang di Ukraina. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *