Suami Ketua DPR AS Diserang Hingga Babak Belur

Suami Ketua DPR AS Diserang Hingga Babak Belur

Penyusup yang menyerang suami Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi di rumah mereka di San Francisco diketahui mencari pemimpin Partai Demokrat itu sambil berteriak “Di mana Nancy, di mana Nancy?” sebelum kemudian menyerang Paul Pelosi dengan palu.

Teriakan itu mem​bangkitkan kembali kengerian yang terdengar pada peristiwa penyerbuan ke gedung Kongres AS ​pada 6 Januari 2021. ​Pada hari itu, para perusuh yang mencoba menghentikan pengesahan kemenangan Joe Biden pada Pilpres 2020 menggeledah ruangan demi ruangan ​untuk mencari sang ketua DPR dengan meneriakkan ancaman.

Paul Pelosi diserang dan dipukuli habis-habisan oleh seorang penyerang bersenjatakan palu, yang membobol rumah Pelosi ​pada Jumat (28/10) dini hari, menurut beberapa orang yang mengetahui penyelidikan. Penyusup itu lantas menghadapi ​suami Pelosi sambil berteriak menanyakan keberadaan istrinya, menurut salah seorang penyelidik yang menerima pengarahan tentang situasi tersebut.

Pria berusia 82 tahun itu menderita luka benda tumpul di kepala dan tubuhnya, kata dua orang yang tidak ​ingin diungkap identitasnya kepada The Associated Press untuk membahas penyelidikan tersebut. Pihak rumah sakit mengatakan ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco karena luka-luka yang dideritanya. Kondisinya masih belum diketahui.

Tersangka penyerangan diketahui bernama David Depape, kata dua orang yang mengetahui penyelidikan kepada The Associated Press. Dia berada dalam tahanan.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan suaminya, Paul Pelosi dalam sebuah acara di Washington, 7 Desember 2019. (Foto: Kevin Wolf/AP Photo)

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan suaminya, Paul Pelosi dalam sebuah acara di Washington, 7 Desember 2019. (Foto: Kevin Wolf/AP Photo)

Paul Pelosi sedang dirawat oleh dokter karena luka memar, bengkak parah dan cedera lainnya.

Meskipun perincian peristiwa itu belum jelas, serangan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan para anggota Kongres dan keluarga mereka. Ancaman kepada para anggota kongres saat ini berada pada level tertinggi hampir dua tahun setelah penyerbuan ke gedung Kongres. Serangan itu terjadi hanya 11 hari sebelum pemilu paruh waktu AS, di mana isu kejahatan dan keamanan masyarakat menjadi perhatian utama rakyat Amerika.

Pada 2021, Kepolisian Kongres menyelidiki sekitar 9.600 ancaman yang dilayangkan kepada para anggota Kongres. Beberapa ​anggota Kongres telah mengalami serangan fisik dalam beberapa tahun terakhir.

Mantan anggota kongres dari Partai Demokrat, Gabrielle Giffords, ditembak di kepala pada sebuah acara di luar toko swalayan di kota Tucson pada 2011. Kemudian pada 2017, anggota kongres dari Partai Republik, Steve Scalise, terluka parah setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah tim baseball Kongres dari kubu Republik​ yang sedang latihan.

Para anggota Kongres sendiri telah menerima tambahan anggaran untuk keamanan di kediaman mereka. Beberapa di antara mereka bahkan meminta perlindungan yang lebih besar seiring kemunculan orang-orang di rumah mereka dan meningkatnya jumlah ancaman yang diterima.

Kepolisian Kongres, yang bertugas untuk melindungi para pimpinan kongres, mengatakan bahwa Nancy Pelosi ditemani pengawalnya ketika serangan terhadap suaminya terjadi.

Nancy, yang berada di urutan kedua dalam garis suksesi kepresidenan, baru saja kembali pekan ini dari sebuah konferensi keamanan di Eropa dan rencananya akan menjadi pembicara utama dalam sebuah acara advokasi ​pada Sabtu (29/10) malam di Washington DC dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Kepolisian Kongres mengatakan, Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) dan kepolisian San Francisco masih terus menyelidiki kasus penyerangan tersebut. Tersangka telah ditahan oleh kepolisian San Francisco.

Paul Pelosi, yang kerap menemani Nancy dalam berbagai acara resmi di Washington, adalah seorang investor kaya yang lebih sering menetap di kediaman mereka di pesisir barat AS. Mereka memiliki lima anak dan banyak cucu. Keduanya telah menikah selama 59 tahun.

Awal tahun ini, Paul Pelosi mengaku bersalah atas pelanggaran ringan mengemudi di bawah pengaruh alkohol, terkait sebuah kecelakaan Mei lalu di California dan dihukum lima hari penjara dan tiga tahun masa percobaan.

Presiden AS Joe Biden dan para anggota Kongres dari kedua belah partai terkejut atas penyerangan itu dan menyampaikan doa kepada keluarga Pelosi.

“Yang terjadi pada Paul Pelosi adalah tindakan pengecut,” kata Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer. “Saya sudah berbicara dengan Pelosi pagi ini dan menyampaikan keprihatinan dan harapan terdalam saya kepada suaminya dan keluarga mereka, dan saya harap ia cepat pulih.”

“Kami telah menghadiri banyak acara ​bersama keluarga Pelosi selama dua dekade terakhir dan kami kerap membicarakan keluarga kami masing-masing dan tantangan menjadi bagian dari keluarga politisi. Doa kami bersama keluarga Pelosi hari ini,” cuit Senator Roy Blunt dari Partai Republik.

Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah menghubungi Nancy Pelosi.

“Presiden mendoakan Paul Pelosi dan seluruh keluarga Ketua DPR Nancy Pelosi,” kata Jean-Pierre.

“Pagi ini ia berbicara lewat telepon dengan Ketua DPR Pelosi untuk menyampaikan dukungannya setelah serangan mengerikan itu. Ia juga senang bahwa [Paul] diharapkan akan pulih seperti sedia kala. Presiden terus mengutuk segala jenis kekerasan dan ia meminta semua pihak menghormati privasi keluarga.”

Pemimpin Partai Republik di Senat AS, Mitch McConnell, juga memberikan dukungan yang sama kepada keluarga Nancy Pelosi di Twitter. [rd/ft]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *