Saat Perang Dimulai, Putin Tolak Rekomendasi Pembantunya Soal Kesepakatan Damai Ukraina

Saat Perang Dimulai, Putin Tolak Rekomendasi Pembantunya Soal Kesepakatan Damai Ukraina

Utusan utama Vladimir Putin untuk Ukraina memberitahu pemimpin Rusia itu ketika perang dimulai bahwa ia telah mencapai kesepakatan sementara dengan Kyiv, yang akan memenuhi tuntutan Rusia agar Ukraina tetap berada di luar NATO. Namun Putin dikabarkan menolak kesepakatan itu dan terus maju dengan kampanye militernya, kata tiga orang yang dekat dengan pemimpin Rusia tersebut.

Dmitry Kozak, sang utusan yang kelahiran Ukraina, mengatakan kepada Putin bahwa ia yakin kesepakatan yang ia capai menghilangkan kebutuhan bagi Rusia untuk melakukan pendudukan besar-besaran di Ukraina, kata para sumber. Kantor berita Reuters menjadi yang pertama melaporkan tentang rekomendasi Kozak untuk Putin agar menerapkan kesepakatan itu.

Putin telah berulang kali menegaskan sebelum perang bahwa NATO dan infrastruktur militernya semakin mendekati perbatasan Rusia dengan menerima anggota baru dari Eropa Timur, dan bahwa aliansi itu sekarang bersiap membawa Ukraina ke orbitnya juga. Putin secara terbuka mengatakan bahwa itu merupakan ancaman eksistensial bagi Rusia, yang memaksanya untuk bereaksi.

Saat Perang Dimulai, Putin Tolak Rekomendasi Pembantunya Soal Kesepakatan Damai Ukraina

A young woman holds a drawing of Russian President Vladimir Putin during an anti-war protest following Russia’s invasion of Ukraine, in Niksic, Montenegro, March 6, 2022.

Terlepas dari dukungan sebelumnya terhadap perundingan itu, ketika diberitahu mengenai kesepakatan Kozak, Putin malah menjelaskan bahwa konsesi yang dirundingkan pembantunya itu tidak cukup jauh dan bahwa ia meluaskan sasarannya hingga mencakup aneksasi beberapa wilayah Ukraina, kata para sumber. Akibatnya, kesepakatan dibatalkan.

Ketika ditanya mengenai temuan Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan kenyataan. Hal semacam itu tidak pernah terjadi. Ini benar-benar informasi yang tidak benar.”

Kozak tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim via Kremlin.

Mykhailo Podolyak, penasihat presiden Ukraina, mengatakan, Rusia telah menggunakan perundingan itu sebagai selubung untuk mempersiapkan invasinya, tetapi ia tidak menanggapi pertanyaan mengenai substansi pembicaraan dan tidak mengukuhkan bahwa kesepakatan awal telah dicapai. “Hari ini, kami dengan jelas memahami bahwa pihak Rusia tidak pernah tertarik pada penyelesaian secara damai,” kata Podolyak.

Dua dari tiga sumber mengatakan desakan agar kesepakatan itu dituntaskan terjadi tidak lama setelah invasi Rusia pada 24 Februari. Dalam beberapa hari, Kozak yakin ia telah mencapai kesepakatan dengan Ukraina mengenai persyaratan utama yang diinginkan Rusia dan merekomendasikan kepada Putin agar ia menandatangani kesepakatan, kata para sumber.

“Setelah 24 Februari, Kozak diberi kewenangan penuh: mereka memberinya lampu hijau; ia mencapai kesepakatan. Ia membawanya kembali dan mereka memberitahunya untuk meninggalkan kesepakatan itu. Semuanya dibatalkan. Putin mengubah rencana,” kata salah seorang sumber yang dekat dengan pemimpin Rusia itu.

Ofensif Moskow di Ukraina adalah kampanye militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Ini mendorong dijatuhkannya sanksi-sanksi ekonomi yang luas terhadap Rusia serta dukungan militer bagi Ukraina dari Washington dan sekutu-sekutu Baratnya. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *