Piala Dunia: Pelatih AS Minta Maaf Usai US Soccer Hapus Lambang Bendera Iran

Piala Dunia: Pelatih AS Minta Maaf Usai US Soccer Hapus Lambang Bendera Iran

tribunwarta.com – Pelatih tim nasional Amerika Serikat (AS), Gregg Berhalter, pada Senin (28/11/2022) meminta maaf atas kehebohan dipicu unggahan federasi sepak bola negaranya yaitu US Soccer, yang menghapus lambang di bendera negara Iran.

US Soccer akhir pekan lalu mengunggah klasemen Grup B Piala Dunia 2022 di media sosial dengan bendera Iran tanpa lambang di tengahnya. Menurut federasi tersebut, itu adalah isyarat solidaritas kepada pedemo wanita di Iran.

Unggahan itu kemudian dihapus setelah protes dari federasi sepak bola Iran yang mengajukan keluhan ke FIFA dan menuntut sanksi terhadap USMNT, singkatan nama tim sepak bola pria AS.

Berhalter dalam konferensi pers pada Senin (28/11/2022) mengatakan, para pemain dan staf pelatih AS tidak menyadari unggahan itu.

Dia pun berusaha meredakan ketegangan jelang laga pamungkas penyisihan grup pada Rabu (30/11/2022) dini hari WIB yang mempertemukan Iran vs AS untuk memperebutkan tiket ke 16 besar.

“Terkadang ada hal-hal di luar kendali kita,” kata Berhalter, dikutip dari kantor berita AFP.

“Kami tidak fokus pada hal-hal di luar itu dan yang bisa kami lakukan hanyalah meminta maaf atas nama para pemain dan staf, tetapi itu bukanlah sesuatu yang menjadi bagian kami.”

“Kami tidak tahu apa yang dikeluarkan US Soccer. Staf, para pemain, kami tidak tahu. Bagi kami fokusnya adalah pada pertandingan ini dan saya tidak ingin berbicara sendiri, atau kami tidak peduli dengan mengatakan itu.”

“Tentu kami memikirkan rakyat Iran, seluruh negara, dan semua orang. Tapi pikiran kami hanya tertuju pada pertandingan ini.”

Amerika Serikat dan Iran adalah musuh ideologis selama lebih dari 40 tahun. Mereka memutus hubungan diplomatik setelah Revolusi 1979.

Berhalter juga menekankan bahwa sejarah di luar lapangan yang bergolak antara AS dan Iran tidak akan berpengaruh pada persiapan timnya.

Sementara itu, pelatih Iran Carlos Queiroz turut mengalihkan pertanyaan tentang politik. Ia menepis anggapan bahwa Iran dapat memanfaatkan kontroversi bendera tersebut sebagai alat motivasi.

“Jika setelah 42 tahun saya menjadi pelatih pertandingan ini, saya masih percaya bisa memenangi laga dengan permainan mental itu, saya pikir saya tidak belajar apa-apa tentang permainan itu,” ujar pelatih senior asal Portugal itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *