Perusahaan Rintisan Tunisia Kembangkan Teknologi Drone untuk Dukung Pertanian Berkelanjutan

Perusahaan Rintisan Tunisia Kembangkan Teknologi Drone untuk Dukung Pertanian Berkelanjutan

Menurut salah satu pendiri Robocare, Imen Hbiri, teknologi yang dikembangkannya dapat memprediksi penyakit tanaman dan menentukan tanaman mana yang kekurangan atau kelebihan air.

“Robocare memberikan solusi kepada petani dengan menawarkan teknologi modern yang mengandalkan kecerdasan buatan. Dengan memanfaatkan kamera spektral yang dipasang di drone, kami bisa memotret dan mengevaluasi kondisi semua tanaman. Prinsipnya, kami bisa memproduksi gambar seperti yang dihasilkan sinar-X, yang kemudian dengan mudah bisa dievaluasi,” jelas Imen Hbiri.

Karena menggunakan drone, teknologi memungkinkan petani memantau lahannya yang luas, meneliti kemungkinan adanya gangguan atau penyakit, dan mengambil tindakan yang diperlukan sesegera mungkin.

Mouhamed Njah, seorang insinyur pertanian di Perusahaan Pertanian Hamemi menyambut positif teknologi ini.

Imen Hbiri, salah satu pendiri startup Robocare, melihat seorang rekannya menerbangkan drone di sebuah peternakan pertanian di Kasserine, Tunisia, 6 Oktober 2022. (REUTERS/Jihed Abidellaoui)

Imen Hbiri, salah satu pendiri startup Robocare, melihat seorang rekannya menerbangkan drone di sebuah peternakan pertanian di Kasserine, Tunisia, 6 Oktober 2022. (REUTERS/Jihed Abidellaoui)

“Margin keuntungan petani saat ini terus menurun dari tahun ke tahun. Bila Anda tidak memantau pemupukan atau proses irigasi, tidak melakukan analisis dan tidak mengambil tindakan, bisnis Anda tidak akan bertahan lama. Dewasa ini, pertanian tidak lagi tradisional. Dengan biaya meningkat dari hari ke hari, Anda harus menghitung semuanya,” jelasnya.

RoboCare didirikan pada tahun 2020. Menurut Hbiri, teknologi yang dikembangkan perusahaannya awalnya menawarkan solusi untuk mengatasi penyebaran penyakit yang cepat pada tanaman di rumah kaca, mengefisienkan penggunaan pestisida dan menghemat penggunaan air untuk irigasi. Namun kemudian teknologi ini dikembangkannya itu untuk bisa digunakan pada pertanian skala luas.

Tunisia mengalami kekeringan yang berkepanjangan. Sumber-sumber air diperkirakan akan menyusut dan frekuensi kebakaran diperkirakan akan meningkat selama dekade berikutnya.

Lahan pertanian Perusahaan Hamemi di Kasserine, Tunisia, 6 Oktober 2022. (REUTERS/Jihed Abidellaoui)

Lahan pertanian Perusahaan Hamemi di Kasserine, Tunisia, 6 Oktober 2022. (REUTERS/Jihed Abidellaoui)

Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap air. Sebuah studi memperkirakan sektor itu menyedot 80 persen air yang tersedia, Tak heran, bila belakangan berbagai usaha digelar untuk mengatasi kebutuhan air.

Hbiri dari Robocare mengatakan, “Salah satu tujuan terpenting kami adalah mengajak sebanyak mungkin petani untuk memanfaatkan teknologi ini. Selain pengetahuan dan pengalaman, mereka memerlukan teknologi modern untuk membantu mengatasi masalah perubahan iklim, memanfaatkan sumber daya alam secara lebih baik, memikirkan kepentingan generasi mendatang dan mengembangkan pertanian berkelanjutan.” [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *