Mahathir Mohamad akan Bersaing dalam Pemilu

Mahathir Mohamad akan Bersaing dalam Pemilu

Mantan pemimpin Malaysia, Mahathir Mohamad, 97, Selasa (11/10), mengumumkan akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan umum yang diperkirakan berlangsung bulan depan. Namun, ia tidak akan mengatakan apakah ia akan menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya jika aliansi politiknya menang.

“Kami belum memutuskan siapa yang akan menjadi perdana menteri karena calon perdana menteri hanya relevan jika kami menang,” kata Mahathir dalam konferensi pers. Meskipun tidak mungkin, ia akan menjadi kandidat tertua untuk jabatan itu, yang memiliki masa jabatan lima tahun.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob membubarkan parlemen pada hari Senin untuk memungkinkan berlangsungnya pemilu dini. Ia menyerah pada tekanan partainya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang mengharapkan kemenangan besar sendiri di tengah perseteruan dengan sekutu-sekutunya dalam koalisi yang berkuasa. Komisi Pemilu akan menetapkan tanggal dalam seminggu untuk pemungutan suara, yang harus diadakan dalam waktu 60 hari setelah pembubaran Parlemen.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk mengunjungi pemimpin oposisi yang dipenjara Anwar Ibrahim, yang sedang memulihkan diri dari operasi, di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras di Kuala Lumpur, Malaysia 10 Januari 2018. (Foto: Reuters)

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk mengunjungi pemimpin oposisi yang dipenjara Anwar Ibrahim, yang sedang memulihkan diri dari operasi, di Rumah Sakit Rehabilitasi Cheras di Kuala Lumpur, Malaysia 10 Januari 2018. (Foto: Reuters)

Terlepas dari status sebagai lansia dan kekhawatiran kesehatannya tahun ini, Mahathir mengatakan ia akan mempertahankan kursi parlemennya di Pulau Langkawi. Ia juga memperingatkan bahwa kemenangan oleh Partai UMNO yang berkuasa dapat membuat mantan Perdana Menteri Najib Razak yang dipenjara diampuni dan dibebaskan.

Mahathir adalah perdana menteri dari UMNO selama 22 tahun hingga pensiun pada tahun 2003. Kemudian, pada tahun 2016, ia terinspirasi untuk kembali ke politik sewaktu terjadi penjarahan besar-besaran dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) selama masa jabatan Najib. Penggelapan dana investasi itu memicu gelombang kemarahan publik dan membuat oposisi meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu 2018 dengan menggulingkan UMNO, yang telah memerintah sejak kemerdekaan negara itu dari Inggris pada tahun 1957.

Mahathir menjadi kepala pemerintahan tertua di dunia pada usia 93 tahun, dan mengawasi tuduhan korupsi terhadap Najib dan para pemimpin UMNO lainnya. Namun aliansi reformisnya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pembelotan, sehingga mengembalikan UMNO ke tampuk kekuasaan di bawah pemerintahan koalisi baru.

Setelah pemerintahannya runtuh pada tahun 2020, Mahathir membentuk Partai Pejuang dan aliansi baru dengan beberapa partai kecil.

Mahathir, Selasa, mengecam UMNO karena mengutamakan kepentingan sendiri dengan mengadakan pemilu yang tergesa-gesa selama musim hujan tahunan pada bulan November yang biasanya mengakibatkan banjir besar. Ia mengatakan UMNO bertujuan menang besar dengan menawarkan suap dan uang kepada rakyat.

Ia mengatakan tujuan utama UMNO adalah membebaskan Najib, yang memulai hukuman penjara 12 tahun pada Agustus setelah kalah dalam pengadilan banding terakhirnya dalam kasus korupsi terkait skandal 1MDB. Najib juga menghadapi beberapa persidangan lain yang terkait dengan 1MDB yang dapat memperpanjang masa hukumannya jika ia terbukti bersalah.

Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi juga diadili atas puluhan tuduhan korupsi yang tidak terkait dengan kasus 1MDB. [ab/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *