Krisis Sumur-Sumur Air Mengering di California Semakin Memburuk

Krisis Sumur-Sumur Air Mengering di California Semakin Memburuk

Sementara kemarau di California semakin memburuk, semakin banyak komunitas pedesaan yang kehabisan air. Penggunaan air tanah secara besar-besaran telah membuat persediaan air tanah semakin menyusut dan tidak dapat digantikan oleh air hujan dan salju.

Hampir 1.200 sumur air telah mengering tahun ini di seluruh negara bagian California, naik 57 persen dari periode yang sama pada tahun lalu, menurut data negara bagian.

Krisis air tanah paling parah terjadi di San Joaquin Valley, wilayah pertanian produktif di mana para petani lebih bergantung pada air tanah karena mereka tidak mendapat cukup air dari waduk-waduk negara bagian yang juga mengering.

Thomas Chairez mengatakan, properti yang ia sewakan kepada satu keluarga beranggotakan delapan orang, biasanya mendapatkan air dari sumur milik tetangganya. Namun sumur air itu mengering dua tahun lalu. Chairez telah berupaya agar kabupaten menyediakan tangki penyimpanan air dan mengirim air.

Penyewanya kini harus mengisi air di ember sebanyak 19 liter di rumah tetangga dan mengangkutnya dengan mobil setiap hari. Mereka menggunakan air itu hanya untuk memasak dan mandi.

Rumah perahu berada di bagian air yang sempit di Danau Oroville yang mengering, di Oroville, California, 5 September 2021.Danau Oroville saat ini memiliki kapasitas 23% dan mengalami tingkat kekeringan yang ekstrem. (JOSH EDELSON / AFP)

Rumah perahu berada di bagian air yang sempit di Danau Oroville yang mengering, di Oroville, California, 5 September 2021.Danau Oroville saat ini memiliki kapasitas 23% dan mengalami tingkat kekeringan yang ekstrem. (JOSH EDELSON / AFP)

Chairez mengatakan, “Mereka dapat bertahan dengan mengangkut air dari tetangga sekitar 450 meter dari sini. Saya yang membayar biaya air kebutuhan mereka. Mereka mengangkut air setiap hari.”

Keluarga Elaine Moore memiliki pertanian almond di Central Valley. Dua dari sumur-sumur air mereka telah kering pada musim panas ini. Ia juga menyediakan air bagi tetangga-tetangga yang sumurnya mengering.

Elaine Moore mengatakan, “Sumur-sumur itu mengalami kekeringan parah sejak tahun lalu. Kami tidak mendapat banyak hujan dan salju. Tampaknya akan sama saja pada musim dingin ini. Kami mungkin harus mengebor sumur air baru.”

Krisis air tanah paling parah terjadi di San Joaquin Valley, yang merupakan jantung pertanian California, yang mengekspor buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan ke seluruh dunia. Menyusutnya persediaan air tanah mencerminkan parahnya kemarau di California yang kini memasuki tahun ketiga.

Menurut badan Monitor Kemarau AS, lebih dari 94 persen California mengalami kemarau parah. Sebagai akibatnya, petani hanya mendapat sedikit air dari waduk yang menyusut. Mereka memompa lebih banyak air tanah untuk mengairi tanaman mereka. Hal itu menyebabkan menyusutnya air tanah di seluruh California. Data negara bagian memperlihatkan 64 persen sumur air berada pada tingkat air di bawah normal.

Kekurangan air telah mengurangi produksi pertanian di kawasan itu karena petani terpaksa membiarkan kebunnya tidak ditanami dan membiarkan kebun buahnya layu.

Pemerintah mengadakan program bantuan berupa pemberian air minum botol dan pengisian tanki air secara rutin dengan truk bagi warga yang memiliki sumur kering. Selain itu, negara bagian juga menyediakan dana untuk mengganti sumur yang kering namun harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan yang baru. [lj/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *