Khawatir Pemutusan Pasokan Gas Rusia, Uni Eropa Sepakat Jatah Gas 

Khawatir Pemutusan Pasokan Gas Rusia, Uni Eropa Sepakat Jatah Gas 

Pemerintah Uni Eropa, Selasa (26/7) sepakat untuk menjatah gas alam pada musim dingin mendatang untuk melindungi diri dari pemotongan pasokan gas alam oleh Rusia ketika negara Beruang Merah itu melanjutkan invasi ke Ukraina.

Para menteri urusan energi Uni Eropa menyetujui rancangan undang-undang yang dirancang untuk menurunkan permintaan gas dari Agustus hingga Maret sebesar 15 persen. Undang-undang itu masih harus diikuti dengan langkah-langkah warga secara sukarela untuk mengurangi konsumsi gas. Jika penghematan yang mereka lakukan tidak cukup, maka akan memicu diambilnya kebijakan yang wajib diikuti 27 negara anggota blok itu.

“Saya tahu keputusan ini tidak mudah. Tetapi saya kira, pada akhirnya, semua orang akan memahami bahwa pengorbanan ini memang harus dilakukan. Kita harus, dan akan memikul hal ini,” ujar Menteri Perindustrian Ceko Jozef Sikela kepada wartawan seusai memimpin pertemuan di Brussels itu.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut baik langkah tersebut, dan dalam sebuah pernyataan mengatakan “Uni Eropa telah mengambil langkah tegas untuk menghadapi ancaman gangguan penuh Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap pasokan gas ini.”

Para menteri energi ini menyetujui aturan hukum tersebut sehari setelah perusahaan energi Rusia, Gazprom, mengatakan pihaknya akan memotong aliran gas yang melalui jalur pipa Nord Stream 1 ke Jerman hingga 20% dari kapasitasnya mulai Rabu ini (27/7). Menurut patokan TTF Eropa, harga gas alam melonjak ke level tertinggi pada hari Selasa (26/7), dan lebih dari lima kali lipat dibanding tahun lalu.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu dan Barat memprotes tindakan itu dengan menjatuhkan sanksi ekonomi, 12 negara Uni Eropa menghadapi pengurangan, atau penghentian pengiriman gas dari Rusia.

Gazprom mengatakan penghentian pasokan gas alam lewat Nord Stream 1 harus dilakukan karena adanya penangguhan pengiriman turbin yang sedang diperbaiki di Kanada dan hingga saat ini belum dipasang kembali. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan turbin lainnya juga akan dihentikan operasinya karena perlu diperbaiki.

Berdasarkan kesepakatan di antara para menteri energi Eropa yang dicapai dalam kurang dari satu minggu, maka 27 negara anggota blok itu berupaya memiliki kebebasan ketika memutuskan cara terbaik untuk memenuhi target pemangkasan gas alam hingga 15 persen dari rata-rata penggunaan gas tahunan mereka lima tahun terakhir ini.

Prancis misalnya ingin menghemat energi dengan menurunkan suhu thermostat kantor di musim dingin, dan memastikan agar pendingin (AC) di gedung-gedung publik dan toko-toko digunakan lebih efesien.

Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, dapat meminta anggotanya untuk mempertimbangkan sistem pemotongan wajib jika masih ada kekhawatiran terjadinya kekurangan pasokan selama delapan bulan ke depan. Lima negara anggota juga dapat mendorong dilangsungkannya pemungutan suara jika mereka menyatakan adanya kekurangan pasokan gas di tingkat nasional.

Undang-undang ini didasarkan pada proposal 20 Juli dari komisi itu, yang ingin mempertahankan front bersama Uni Eropa atas perang y ang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir itu. Penjatahan terkoordinasi diharapkan akan membuat blok itu melewati musim dingin jika Rusia menghentikan semua pengiriman pasokan gas yang diperlukan. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *