Keluarga Mengungsi ke Tempat Jauh di AS untuk Hindari Ancaman Kebakaran Hutan

Keluarga Mengungsi ke Tempat Jauh di AS untuk Hindari Ancaman Kebakaran Hutan

Beberapa pekan setelah kebakaran hutan paling menghancurkan dan paling banyak menewaskan korban dalam sejarah California, keluarga Holden hanya ingin memiliki rumah baru. Mereka mulai mencari tempat jauh, yang tidak seperti California yang terus terancam kebakaran hutan, kekeringan dan gempa bumi. Mereka adalah migran iklim, yang tidak ingin terus menerus hidup di bawah ancaman peristiwa cuaca ekstrem yang berkaitan dengan pemanasan global.

Keluarga Holden bermukim di sebuah lahan pertanian di negara bagian Vermont, bersama ternak ayam dan kambing mereka.

“Saya Ellie. Ini suami saya James, dan lima anak kami. Kami berasal dari Paradise, California, dan pada dasarnya kami adalah pengungsi iklim. Kami datang ke Vermont setelah kehilangan rumah kami, seluruh kota kami dan kota-kota sekitarnya karena kebakaran Camp Fire. Kami mencari tempat di mana kami tidak akan pernah melewati hal seperti itu lagi. Vermont adalah tempat kami mendarat,” jelas salah seorang migran iklim, Ellie Holden.

Keluarga Mengungsi ke Tempat Jauh di AS untuk Hindari Ancaman Kebakaran Hutan

Ellie Holden menanam bibit bersama anak-anaknya (dari kiri) Soraya, Jack dan Isa, di kebun dan lahan pertanian rumah mereka di Proctor, Vermont, Kamis, 12 Mei 2022. (AP/Charles Krupa)

Keluarga Holden kehilangan segalanya setelah Camp Fire berkobar di Paradise pada tahun 2018. James dan Ellie Holden bersama lima anak mereka bertaruh nyawa ketika menyelamatkan diri dengan mobil dari kota mereka yang terbakar.

Pengalaman traumatis itu menguatkan mereka untuk mencari rumah baru di daerah yang tidak akan membuat mereka terancam bahaya kebakaran hutan dan risiko perubahan iklim lainnya. Mereka juga ingin memastikan bahwa mereka dapat memperoleh pekerjaan dan mampu membeli lahan pertanian. Pencarian itu membawa mereka ke Proctor, Vermont, kota indah di dekat salah satu area ski terbaik di kawasan timur AS.

James mendapatkan pekerjaan di bidang teknik. Keluarga itu membeli Valley Acres Farm berusia 192 tahun seluas 96 hektare yang terdiri dari hutan serta padang rumput.

Ellie menjelaskan bahwa ketakutan terbesar mereka adalah tidak memiliki tempat tinggal lagi. Sementara itu James mengatakan, terlepas dari apa yang telah mereka alami, ia bersyukur mengingat keberuntungan mereka.

“Kami tidak perlu melewati perbatasan. Kami tidak perlu secara ilegal pindah ke suatu negara karena di sana ada peluang kerja yang lebih baik. Tak seorang pun menembaki kami ketika kami mengungsi dari kebakaran. Jadi, kami akui bahwa kami beruntung sekali dapat melakukan ini, seberat apapun. Ini satu hal yang membuat kami lebih banyak berempati pada orang-orang dan situasi mereka,” imbuhnya.

Banyak keluarga yang mempertimbangkan faktor iklim untuk pindah, di antaranya karena meningkatnya suhu dan bencana terkait iklim.
Beberapa laporan awal tahun ini menyoroti tren itu.

Jack Holden menyirami tanaman bunga bersama ibunya Ellie, di rumah mereka, di Proctor, Vermont, Kamis, 12 Mei 2022. (AP/Charles Krupa)

Jack Holden menyirami tanaman bunga bersama ibunya Ellie, di rumah mereka, di Proctor, Vermont, Kamis, 12 Mei 2022. (AP/Charles Krupa)

Salah satunya mendapati bahwa 2021 merupakan tahun yang paling banyak menelan korban setelah tahun 2011 di AS, dengan 688 orang tewas dalam 20 bencana iklim dan cuaca yang menimbulkan kerugian sedikitnya 145 miliar dolar.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa sulit untuk menyalahkan perubahan iklim untuk satu peristiwa tunggal. Tetapi dengan meningkatnya bencana, sebagian warga di daerah-daerah yang paling terdampak menyimpulkan bahwa tinggal di jalur kebakaran bukan lagi pilihan.

Keluarga Holden gembira dengan keputusan mereka untuk pindah di daerah yang paling kecil risikonya bagi mereka untuk terdampak perubahan iklim. Anak-anak mereka menikmati kehidupan di pertanian dengan suara ayam yang sangat nyaring bersahut-sahutan, membantu memanen bunga untuk dijual di kios pertanian mereka, bersepeda dan berjalan-jalan di lahan mereka atau membantu mereka berkebun. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *