Jubir Kemenlu China Sebut AS Membiarkan Eropa Tanggung Konsekuensi Krisis Global

Jubir Kemenlu China Sebut AS Membiarkan Eropa Tanggung Konsekuensi Krisis Global

tribunwarta.com – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan Amerika Serikat ( AS ) membiarkan sekutunya di Eropa menanggung konsekuensi dalam krisis global.

Hal ini, disampaikan Zhao Lijian pada Jumat, ketika diminta memberikan komentar kritik dari Presiden Prancis Emanuel Marcon terkait Undang-Undang (UU) Pengurangan Inflasi serta UU CHIPS dan Sains yang diinisiasi oleh Gedung Putih, yang menurut Marcon akan memecah negara Barat.

Menanggapi soal itu, Zhao dengan tegas menyampaikan bahwa UU Pengurangan Inflasi AS tersebut, yang dirancang hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi AS semata.

Kata dia, UU Pengurangan Inflasi AS itu tidak menunjukkan rasa hormat AS terhadap negara-negara lain, bahkan, menurutnya negara yang disebut AS sebagai sekutu pun akan ikut menanggung konsekuensi krisis tersebut.

“Ini merupakan contoh lain dari pendekatan yang disebut sebagai ‘America-first’ AS yang bersifat ingin menguasai dan mendikte,” kata Zhao.

Lebih lanjut, Zhao menuturkan, AS selama ini selalu menyebut Eropa sebagai mitra dan sekutu penting.

Namun, pada kenyataannya Gedung Putih selalu membiarkan Eropa menanggung krisis ini.

“Gedung Putih ( AS ) menyebut Eropa sebagai mitra, tapi pada kenyataannya kini AS membiarkan Eropa menanggung konsekuensi dalam krisis tersebut,” ucapnya menambahkan, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Xinhua pada, Sabtu 3 Desember 2022.

AS , lanjut Zhao, telah mengambil keuntungan dari krisis yang tengah terjadi di Ukraina, seraya membuat Eropa justru menderita akibat inflasi yang tinggi menyusul melonjaknya harga energi dunia.

“Bahkan, sampai sekarang, negara Eropa masih menanggung dan berupaya membereskan kekacauan yang dibuat AS di Suriah, Irak dan Afghanistan,” katanya.

Belakangan, media di Eropa mempertanyakan mengapa perdamaian dan kesejahteraan di Eropa selalu bergantung dari Amerika Serikat. Zhao, menanggapi itu memang pertanyaan yang perlu dijawab dengan serius oleh para pemimpin Eropa dan dunia.

Sebelumnya, beberapa pemimpin dan pejabat Eropa mengatakan bahwa AS tidak boleh menggunakan Undang-Undang Pengurangan Inflasi untuk melawan sekutunya, karena dapat mengakibatkan pengalihan investasi masa depan yang signifikan dari Eropa .***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *