Gempa Kuat Lukai Puluhan, Tutup Bandara di Filipina Utara

Gempa Kuat Lukai Puluhan, Tutup Bandara di Filipina Utara

Gempa kuat mengguncang sebagian besar Filipina Utara, melukai sedikitnya 36 orang dan memaksa penutupan sebuah bandara internasional dan evakuasi pasien dari rumah sakit-rumah sakit, kata sejumlah pejabat negara itu, Rabu (26/10).

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter itu, yang terjadi pada Selasa malam, dipicu oleh pergerakan patahan lokal dan berpusat sekitar 9 kilometer dari barat laut kota Lagayan di provinsi Abra pada kedalaman 11 kilometer.

Sistem Peringatan Tsunami AS mengatakan tidak ada peringatan dikeluarkan terkait gempa itu.

Gempa itu terasa di wilayah yang luas di Luzon, Filipina Utara, termasuk di beberapa bagian metropolitan Manila, yang terletak lebih dari 400 kilometer dari selatan Abra.

Sedikitnya 10 orang mengalami luka ringan sebagian besar di Abra, terutama akibat puing-puing yang jatuh, dan 26 lainnya terluka di Ilocos Norte, provinsi asal Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Petugas pemadam kebakaran berdiri di samping gereja yang rusak akibat gempa kuat di Ilocos Norte, Filipina Utara, Rabu 26 Oktober 2022. (AP)

Petugas pemadam kebakaran berdiri di samping gereja yang rusak akibat gempa kuat di Ilocos Norte, Filipina Utara, Rabu 26 Oktober 2022. (AP)

Bandara internasional di ibu kota Ilocos Norte, Laoag, ditutup Rabu karena kerusakan akibat gempa dan setidaknya dua penerbangan domestik dibatalkan, kata para pejabat.

Di kota Batac, juga di Ilocos Norte, sejumlah pasien dipindahkan dari rumah sakit terbesar di provinsi itu setelah bagian langit-langit di unit perawatan intensif jatuh saat bangunan bergoyang. Layanan konsultasi medis di rumah sakit itu dihentikan. Sekolah di provinsi itu ditutup sementara para insinyur menilai kerusakan bangunan, kata para pejabat.

Marcos Jr. mengatakan pihak berwenang sedang memeriksa jalan-jalan dan bangunan-bangunan. “Kebanyakan orang meminta tenda karena mereka takut untuk kembali ke rumah mereka karena jika gempa susulan terjadi, mereka mungkin terluka,” katanya pada sebuah konferensi pers di Manila.

Lebih dari 400 gempa susulan telah terdeteksi tetapi hanya sedikit yang dirasakan oleh orang-orang, kata para pejabat.
Di kota La Paz di Abra, sebuah gereja Kristen yang telah berusia seabad rusak, dengan bagian dari menara tempat lonceng bergantung runtuh dan beberapa dinding retak, kata para pejabat.

Sedikitnya dua kota di Provinsi Cagayan tidak mendapat aliran listrik karena kabel-kabel listrik yang rusak. Sejumlah jembatan dan jalan di provinsi-provinsi terpencil itu rusak.

Pada bulan Juli, gempa bumi berkekuatan 7 skala Richter memicu tanah longsor dan merusak bangunan-bangunan di Abra dan sejumlah provinsi lain di Filipina Utara, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan lainnya.

Petugas membersihkan puing-puing dari tanda yang rusak akibat gempa kuat di Ilocos Norte, Filipina Utara, Rabu 26 Oktober 2022. (AP)

Petugas membersihkan puing-puing dari tanda yang rusak akibat gempa kuat di Ilocos Norte, Filipina Utara, Rabu 26 Oktober 2022. (AP)

Pada tahun 1990, gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina Utara dan menimbulkan kerusakan parah, termasuk di Manila.

Filipina terletak di “Cincin Api Pasifik,” sebuah wilayah di sepanjang sebagian besar tepi Samudra Pasifik di mana banyak letusan gunung berapi dan gempa bumi terjadi. Karena lokasinya ini, negara Asia Tenggara tersebut merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *