China Sensor Protes Anti-Presiden Xi Jelang Kongres Partai Komunis

China Sensor Protes Anti-Presiden Xi Jelang Kongres Partai Komunis

Badan Sensor Internet China, Jumat (14/10), menghapus hampir semua referensi mengenai laporan protes di Beijing. Protes yang langka itu melibatkan spanduk-spanduk yang mencela Presiden Xi Jinping dan kebijakan COVID negara itu.

Beijing sangat waspada terhadap kemungkinan munculnya gangguan menjelang pertemuan penting Partai Komunis yang dimulai pada hari Minggu, di mana Xi akan dipastikan menduduki kursi kepresidenan untuk masa jabatan ketiga.

Paket-paket yang masuk ke Beijing dan komuter kereta bawah tanah telah menjalani pemeriksaan keamanan tambahan, dan pasukan sukarelawan dikerahkan ke setiap lingkungan untuk melaporkan sesuatu yang tidak biasa. Namun rekaman video dan foto yang tersebar secara online pada hari Kamis tampaknya menunjukkan seorang pengunjuk rasa yang membangkang, menggantungkan dua spanduk yang dilukis dengan tangan dengan slogan-slogan yang mengkritik kebijakan Partai Komunis, di sisi sebuah jembatan di Beijing.

Orang-orang yang memakai masker melewati potret Presiden China Xi Jinping, menyusul wabah COVID-19, di Shanghai, China, 31 Agustus 2022. (Foto: REUTERS/Aly Song)

Orang-orang yang memakai masker melewati potret Presiden China Xi Jinping, menyusul wabah COVID-19, di Shanghai, China, 31 Agustus 2022. (Foto: REUTERS/Aly Song)

“Tidak ada tes COVID, saya ingin mencari nafkah. Tidak ada Revolusi Kebudayaan, saya ingin reformasi. Tidak ada lockdown, saya ingin kebebasan. Tidak ada pemimpin, saya ingin memilih. Tidak ada kebohongan, saya ingin martabat. Saya tidak akan menjadi budak, Saya akan menjadi warga negara,” tulis salah satu spanduk.

Spanduk lainnya menyerukan warga untuk mogok dan menyingkirkan “diktator pengkhianat Xi Jinping”.

Foto-foto lain yang sempat beredar di internet menunjukkan seseorang bertopi sedang berdiri di jembatan di belakang spanduk-spanduk itu, sementara asap terlihat membubung dari jembatan itu.

Polisi dilaporkan bergegas mencabut spanduk-spanduk itu.

Tidak ada tanda-tanda spanduk terlihat ketika wartawan kantor berita AFP tiba di lokasi protes yang dilaporkan, Kamis.

Protes publik sangat jarang terjadi di ibu kota China dan mereka yang menentang aparat keamanan Beijing yang ketat menghadapi hukuman serius.

Pada Jumat pagi, media-media sosial China telah memblokir posting dan kata kunci yang terkait dengan protes, termasuk “Jembatan Sitong”, nama jalan layang di mana spanduk-spanduk itu tampaknya telah ditampilkan.

Badan Sensor Internet China, Jumat (14/10), menghapus hampir semua referensi mengenai laporan protes di Beijing. (Foto: Ilustrasi/AFP)

Badan Sensor Internet China, Jumat (14/10), menghapus hampir semua referensi mengenai laporan protes di Beijing. (Foto: Ilustrasi/AFP)

Hasil pencarian untuk kata kunci “Beijing” di platform Weibo yang populer dibatasi hanya untuk akun yang diverifikasi pada hari Jumat. Bahkan frasa yang merujuk secara tidak langsung ke protes, termasuk tagar “Saya melihatnya”, tidak membuahkan hasil hingga Jumat sore.

“Saya melihatnya” adalah salah satu tagar terakhir yang digunakan pengguna Weibo untuk membahas insiden tersebut dalam referensi terselubung pada Jumat (14/10) pagi. Seorang pengguna memposkan pernyataan: “Saya melihatnya, saya tidak akan melupakannya.” [ab/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *