Blinken Puji Kebijakan Imigrasi Kolombia yang Terbuka bagi Imigran

Blinken Puji Kebijakan Imigrasi Kolombia yang Terbuka bagi Imigran

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memuji kebijakan imigrasi Kolombia yang terbuka menerima imigran sebagai “panutan” ketika ia mengunjungi pusat imigrasi di Bogota hari Selasa (4/10).

Diplomat Washington itu tengah melakukan lawatan kerja selama empat hari ke Amerika Selatan, di mana ia juga akan mengunjungi Chile dan Peru untuk menghadiri sidang Majelis Umum Organisasi Negara-negara Amerika (OAS).

Ia memulai lawatan itu dengan menemui Presiden Kolombia Gustavo Petro, pemimpin pertama dari sayap kiri dalam sejarah negara itu, pada hari Senin (3/10).

“Yang kita lihat di sini hari ini adalah sebuah panutan bagi banyak tempat lain,” kata Blinken ketika mengunjungi pusat penerimaan imigran bersama Wali Kota Bogota Claudia Lopez.

Pusat-pusat penerimaan itu membantu para imigran mengakses layanan kesehatan masyarakat dan pendidikan dengan mengumpulkan semua layanan administrasi di satu tempat.

“Kita tidak akan kehilangan suatu generasi,” tambah Blinken, yang berbicara singkat dengan salah satu keluarga asal Venezuela yang tiba di negara itu lima bulan lalu.

Sekitar 2,5 juta orang Venezuela tinggal di Kolombia, menurut angka resmi yang diterbitkan bulan Agustus lalu.

Enam juta warga Venezuela telah melarikan diri dari negara mereka sejak tahun 2015 akibat krisis ekonomi dan politik.

Kebijakan imigrasi yang diperkenalkan di bawah kepemimpinan konservatif mantan Presiden Ivan Duque itu telah dipuji sebagai langkah yang dermawan oleh mitra-mitra internasional Kolombia.

Meski demikian, kehadiran jutaan imigran Venezuela merupakan topik yang sensitif di Kolombia.

Petro baru-baru ini mengawasi rekonsiliasi antara negaranya dan pemerintahan Venezuela yang sosialis dan populis pimpinan Presiden Nicolas Maduro dengan membuka kembali perbatasan yang sebelumnya ditutup selama kepemimpinan Duque.

Lawan politik Maduro menuduhnya tidak sah, menerapkan pemerintahan otoriter dan telah menghancurkan perekonomian negara, memaksa jutaan orang melarikan diri.

Akan tetapi, pemerintahan Maduro menyalahkan kesengsaraan negaranya pada sanksi-sanksi yang dijatuhkan AS.

Sementara itu, Blinken dan Petro sendiri membahas upaya pemberantasan perdagangan narkoba dalam pertemuan mereka hari Senin.

Blinken menuju Chile hari Selasa untuk bertemu dengan Presiden Chile Gabriel Boric – yang sama-sama dari sayap kiri – hari Rabu (5/10).

Kemudian Blinken akan bertemu dengan mantan pemimpin serikat pekerja Peru, Presiden Pedro Castillo, sebelum sidang umum OAS. [rd/lt]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *