Apakah Sidang DPR AS untuk Selidiki Kerusuhan 6 Januari Berdampak pada Masyarakat?

Apakah Sidang DPR AS untuk Selidiki Kerusuhan 6 Januari Berdampak pada Masyarakat?

Jutaan warga Amerika Serikat dalam enam minggu terakhir telah menyaksikan sidang dengar pendapat yang digelar oleh komite bipartisan DPR AS, yang mendokumentasikan tindakan apa saja yang diambil mantan Presiden AS Donald Trump dan lingkaran terdekatnya dalam kaitan dengan serangan massa pendukung Trump ke gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.

Dua puluh juta pemirsa menyaksikan sidang pertama yang digelar pada 9 Juni lalu, yang disiarkan secara nasional pada jam utama tayangan televisi. Meski demikian, belum jelas apakah sidang-sidang itu akan menciptakan dampak tertentu, terlepas dari berbagai rincian baru yang muncul tentang apa yang terjadi di Gedung Putih di bawah kepemimpinan Trump sebelum dan selama terjadinya pemberontakan yang bertujuan menghentikan pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS.

Partai Demokrat berharap sidang-sidang itu, termasuk yang digelar Kamis (21/7) waktu setempat, akan mengakhiri karir politik Trump dan mungkin lebih jauh lagi, kata Profesor Studi Perkotaan dan Kebijakan Publik Dillard University Robert Collins.

“Yang diinginkan Demokrat adalah menemukan cukup bukti pelanggaran pidana – bukti yang cukup kuat bahwa mantan Presiden Trump telah menghasut para pendukungnya untuk menyerbu gedung Kongres untuk membatalkan hasil pemilu 2020 – sehingga Departemen Kehakiman dapat mengajukan tuntutan pidana terhadapnya dan rekan-rekan konspiratornya,” kata Collins kepada VOA.

“Tapi itu adalah sesuatu yang sulit terwujud, karena ada berbagai masalah yang timbul dari penuntutan terhadap mantan presiden,” tambah Collins. “Jika mereka setidaknya bisa merusaknya secara politis sehingga ia tidak bisa lagi mencalonkan diri menjadi presiden dengan sukses, saya rasa Demokrat sudah cukup senang.”

Hasil Jajak Pendapat Terbaru

Jajak pendapat baru yang dirilis pada Kamis menunjukkan bahwa 57 persen warga AS percaya Trump pantas “disalahkan” atas kerusuhan 6 Januari di gedung Kongres. Menurut jajak pendapat NPR/PBS NewsHour/Marist, 92 persen pendukung Partai Demokrat menyalahkan sang mantan presiden dan hanya 18 persen responded yang mempunyai sentimen yang sama dengan kubu Republik.

Lima puluh persen percaya Trump seharusnya didakwa dengan kejahatan berdasarkan bukti yang disajikan di sidang DPR, tetapi hanya 28 persen yang berpikir bahwa itu akan terjadi.

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 80 persen pendukung Demokrat memantau sidang-sidang itu, sementara hanya 55 persen di kalangan independen dan 44 persen di kalangan pendukung Partai Republik yang mengikutinya.

Jumlah penonton tayangan persidangan pun menurun, di mana hanya sembilan juta orang Amerika menonton sidang ketiga – kurang dari separuh jumlah pemirsa sidang pertama.

“Saya belum menonton sidang-sidang itu sama sekali dan saya juga belum menonton tayangan media arus utama,” kata Perez di negara bagian Georgia. “Saya berasumsi itu juga yang dilakukan sebagian besar pendukung Trump MAGA (Make America Great Again atau Buat Amerika Kembali Berjaya, red.). Sidang ini tidak memiliki kredibilitas di mata kami.”

Tapi banyak pendukung Demokrat mengatakan bahwa mereka masih menganggap sidang itu layak ditonton.

“Secara pribadi, rasanya lega melihat kesaksian yang membuktikan bahwa karakter Trump seburuk yang saya lihat sebelumnya,” kata Glazer asal California. “Tapi stasiun televisi seperti FOX tidak menayangkan sidang-sidang itu dan hampir tidak mengomentarinya kecuali untuk mencemooh Demokrat. Tidak heran sidang itu tidak menjangkau banyak pendukung Republik.” [rd/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *