Ada Jenis Obat yang Digaris Polisi

Ada Jenis Obat yang Digaris Polisi

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberi sinyal bahwa dua industri farmasi akan dipidana terkait dugaan kandungan zat kimia berbahaya yang terdapat pada obat batuk yang diproduksi. Menurut Polda Sumatra Utara ada jenis obat dengan kandungan zat kimia berbahaya yang terdapat di salah satu industri farmasi yang sekarang telah digaris polisi.

VOA – Kepolisian Daerah Sumatra Utara (Polda Sumut) mengungkapkan saat ini ada jenis obat pada salah satu industri farmasi di Kota Medan yang sudah diberi garis polisi (police line) lantaran diduga mengandung zat berbahaya seperti etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether. Tiga kandungan zat berbahaya yang terdapat pada obat sirop itu disebut turut diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak. Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra mengatakan, obat-obat yang diduga mengandung zat berbahaya tersebut telah ditarik dari industri farmasi itu.

“Jenis obatnya yang sudah kami garis polisi bukan pabriknya. Jadi obat yang diproduksi itu yang digaris polisi bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ada ribuan jenis produksi obatnya. Kami bekerja sama dengan BPOM karena mereka yang bisa untuk memastikan ini boleh apa enggak diedarkan. Sekarang yang jelas kami telah melakukan penarikan,” katanya di Medan, Senin (24/10).

Kendati demikian, polisi belum memerinci nama industri farmasi yang jenis obatnya telah digaris polisi. Saat ini polisi masih terus menindaklanjuti surat edaran dari pemerintah pusat terkait jenis-jenis obat yang diduga berkaitan menjadi penyebab terjadinya gangguan ginjal akut.

“Langkah yang kami lakukan bersama Bareskrim dan BPOM untuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa jenis termasuk pabrik yang ada di Sumut yang memproduksi obat sirop tersebut,” ungkap Panca.

Bukan hanya itu, kepolisian bersama BPOM juga telah meminta kepada industri farmasi yang memproduksi obat sirop supaya tak lagi mengedarkannya ke pasaran. Hal itu dilakukan sampai pemerintah mengeluarkan hasil penelitian terkait penyebab penyakit gangguan ginjal akut.

“Meminta supaya obat-obat itu tidak diedarkan saat ini sampai hasil penelitian dari pusat apakah itu diizinkan atau tidak. Tapi surat peringatannya sudah ada dan kami sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan. Saya mengimbau dan meminta kepada BPOM akan turun ke lapangan untuk menarik obat itu dari pasaran,” ungkap Panca.

Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Penny K Lukito mengatakan, ada dua industri farmasi yang akan dipidana lantaran ditemukan kandungan zat berbahaya seperti etilen glikol dan dietilen glikol pada produknya.

“Kami sudah mendapatkan dua industri farmasi yang akan kami tindaklanjuti menjadi pidana. Deputi IV bidang penindakan dari BPOM sudah kami tugaskan untuk masuk ke industri farmasi tersebut. Bekerja sama dengan kepolisian dan segera akan melakukan penyelidikan untuk menuju pada perkara pidana,” katanya di Istana Negara, Senin (24/10).

Namun Penny enggan membeberkan nama dua industri farmasi yang akan dipidana terkait temuan zat berbahaya dalam obat batuk yang diproduksi oleh pabrik tersebut.

“Saya tidak menyebutkan sekarang karena prosesnya masih berlangsung. Kami akan segera komunikasikan kepada masyarakat karena ada indikasi bahwa kandungan dari etilen glikol dan dietilen glikol di produknya. Tidak hanya dalam konsentrasi sebagai kontaminan tapi sangat tinggi tentu saja sangat toksik dan itu diduga bisa mengakibatkan ginjal akut,” pungkasnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan BPOM terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran etilen glikol dan dietilen glikol yang melebihi ambang batas aman pada lima produk dan diproduksi oleh dua industri farmasi yakni PT Yarindo Farmatama dan Universal Pharmaceutical Industries.

Salah satu industri farmasi bernama Universal Pharmaceutical Industries itu diketahui berada di Kota Medan, Sumatera Utara. Nama industri farmasi itu masuk ke dalam daftar pabrik yang memproduksi obat jenis sirop diduga mengandung etilen glikol dan dietilen glikol. Kuat dugaan jenis obat yang digaris polisi oleh Polda Sumut merupakan produk dari Universal Pharmaceutical Industries. Kendati demikian, sampai saat ini polisi maupun BPOM belum merilis nama industri farmasi yang akan dipidana. [aa/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *