tribunwarta.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Memiliki jaminan kesehatan di Indonesia memang atas dasar kesadaran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemilik jaminan kesehatan paling banyak yang berasal dari kelompok dengan pengeluaran tertinggi atau kuintil 5. Persentasenya tercatat mencapai 80,79%.
Data BPS juga menyebutkan bahwa sebesar 69,62% penduduk Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan pada 2022. Persentase itu meningkat 1,26% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 68,36%.
Berdasarkan status ekonominya, pemilik jaminan kesehatan paling banyak yang berasal dari kelompok dengan pengeluaran tertinggi atau kuintil 5. Persentasenya tercatat mencapai 80,79%. Proporsi penduduk dengan pengeluaran menengah ke atas atau kuintil 4 yang memiliki jaminan kesehatan mencapai 72,95%.
Setelahnya ada penduduk dengan pengeluaran menengah atau kuintil 3 yang sebesar 68,86% Kemudian, persentase penduduk miskin dan rentan atau kuintil 2 yang memiliki jaminan kesehatan sebesar 64,96%. Persentasenya lebih rendah lagi di kalangan penduduk miskin atau kuintil 1, yakni 60,52%.
Dari wilayahnya, proporsi penduduk di perkotaan yang memiliki jaminan kesehatan sebesar 74,31%. Angkanya lebih tinggi dari penduduk di perdesaan yang sebesar 63,29%. Sementara menurut jenis kelaminnya, sebanyak 70,07% penduduk perempuan telah memiliki jaminan kesehatan. Persentasenya di atas laki-laki yang sebesar 69,18%.
Berdasarkan jenisnya, sebanyak 69,22% penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebanyak 7,65% penduduk punya jaminan kesehatan daerah (jamkesda).
Selain itu, 2,81% penduduk memiliki jaminan kesehatan dari kantor. Sedangkan, hanya 0,58% penduduk yang memiliki jaminan kesehatan berupa asuransi swasta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
