Tahapan Pernikahan Adat Jawa Ala Pasangan Kaesang & Erina

Tahapan Pernikahan Adat Jawa Ala Pasangan Kaesang & Erina

tribunwarta.com – Rangkaian prosesi pernikahan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono telah selesai dilaksanakan. Keseluruhan rangkaian prosesi pernikahan keduanya menggunakan adat Jawa, mulai dari pengajian hingga ngunduh mantu.

Lantas, bagaimanakah rangkaian pernikahan adat Jawa yang memiliki banyak makna dan filosofi bagi calon pengantin ini? Berikut daftar prosesinya.1. Semaan atau Pengajian

Prosesi pengajian dilakukan oleh keluarga yang beragama Islam. Dalam prosesi ini, calon pengantin juga akan memohon doa restu dari orang tua agar proses pernikahan berlangsung dengan lancar.2. Pasang Tarub, Bleketepe, dan Tuwuhan

Setelah pengajian, upacara akan berlanjut ke prosesi pemasangan tarub, bleketepe, dan tuwuhan.Dalam bahasa Jawa, tarub diartikan sebagai peneduh di halaman rumah berupa hiasan dari janur kuning. Umumnya, tarub dipasang di sisi kanan dan kiri tratag atau dekorasi tenda serta pintu gapura tempat tinggal pemilik hajat.Sementara itu, tuwuhan berarti hasil pertanian yang dipasang dan disusun seperti pagar. Tuwuhan biasanya terdiri dari pisang raja, aneka dedaunan, dan janur. Pemasangan tarub dan tetuwuhan didasarkan pada perhitungan hari yang cukup rumit.Sedangkan, bleketepe merupakan anyaman yang terbuat dari daun kelapa tua. Bleketepe digunakan sebagai simbol dari penyucian diri.3. Siraman

Siraman memiliki makna penyucian fisik dan batin dari masing-masing calon mempelai. Siraman harus dilakukan oleh orang tua dari calon mempelai atau orang yang dituakan dalam keluarga masing-masing. Proses dimulai dari orang tua kandung hingga tujuh sepuh di atasnya.Prosesi ini dilakukan oleh calon mempelai perempuan dan calon mempelai laki-laki secara terpisah di kediaman masing-masing.4. Sadean Dawet

Dalam prosesi siraman, terdapat tradisi dodol dawet atau berjualan dawet. Namun, berjualan dalam prosesi ini tidak menggunakan uang asli, melainkan dengan kreweng atau koin yang terbuat dari tanah liat sebagai alat tukar.Ritual ini mengandung harapan agar upacara pernikahan akan dikunjungi banyak tamu atau laris manis seperti dawet yang terjual.5. Bopongan

Prosesi bopongan dilakukan oleh kedua orang tua calon pengantin. Melalui prosesi ini, kedua orang tua menggambarkan rasa sayang dan kerelaan mereka untuk melepas anak-anaknya yang akan menikah.Biasanya, bopongan dilakukan setelah melaksanakan prosesi siraman dan dilakukan oleh seorang ayah dengan menggendong putrinya atau calon mempelai perempuan menuju kamar.6. MidodareniUmumnya, ritual midodareni dilaksanakan pada malam jelang upacara pernikahan. Midodareni berasal dari kata ‘widodari’ atau dalam bahasa Jawa berarti bidadari.Malam midodareni diyakini sebagai waktu turunnya bidadari untuk menemui calon mempelai perempuan untuk membantu percantik calon mempelai sekaligus memberikan wejangan seputar pernikahan.Dilansir dari CNN Indonesia, menurut Budayawan Jawa, Irfan Afifi, pada zaman dahulu calon pengantin benar-benar harus ‘dikurung’ di dalam kamar selama malam midodareni.Namun, midodareni masa kini berlangsung cukup berbeda. Beberapa keluarga memperbolehkan kedua calon mempelai bertemu. Kemudian, pada kesempatan ini para panitia pernikahan melakukan rapat dalam situasi yang lebih santai.7. Akad Nikah

Prosesi akad nikah merupakan prosesi paling sakral dalam sebuah pernikahan. Dalam agama Islam, akad nikah dilakukan dengan mengucapkan ijab kabul di depan penghulu dan saksi. Sedangkan bagi pemeluk agama Katolik atau Kristen disebut dengan Sakramen Ijab dan dilangsungkan di gereja.8. Pamitan

Pamitan adalah proses meminta restu kepada kedua orang tua untuk pergi dan menjalani kehidupan yang baru bersama pasangan hidupnya. Prosesi ini biasanya dilakukan usai akad nikah berlangsung.9. Ngunduh Mantu

Dalam bahasa Jawa, ‘ngunduh’ memiliki arti panen atau memanen. Sementara ‘mantu’ adalah menantu. Prosesi ini menandakan bahwa keluarga mempelai laki-laki yang memiliki menantu perempuan baru.Sebagai prosesi pelengkap, pesta lanjutan ngunduh mantu ini dijadikan momentum sebagai cara keluarga pengantin laki-laki untuk memberi tahu kepada sanak saudara bahwa mereka memiliki anggota keluarga baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *