Modal Awal Pinjam Nenek, Sekarang Mixue Untung Rp23 Triliun!

Modal Awal Pinjam Nenek, Sekarang Mixue Untung Rp23 Triliun!

tribunwarta.comGerai es krim dan minuman kekinian asal China, Mixue, kini sudah mulai menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Menjamurnya gerai es krim viral ini sepadan dengan kepopulerannya di masyarakat. Terlebih, harga es krim dan minuman yang ditawarkan relatif murah.

Di Indonesia, satu cone es krim Mixue dibanderol dengan harga Rp8 ribu, sedangkan minuman lainnya dibanderol dengan harga mulai dari Rp10 ribu.

Dipicu oleh harga yang rendah tersebut, Mixue laris-manis. Sebagian besar konsumen mengaku memilih Mixue karena harganya yang murah dan rasanya yang enak.

Dilansir dari Nikkei Asia, di negara asalnya, hingga Maret 2021 Mixue telah membuka 21.619 gerai. Pada akhir 2022, jumlah tersebut diperkirakan akan menyentuh 30.000. Sementara itu di Indonesia, Mixue telah memiliki 1000 gerai lebih sejak 2020 hadir pertama kali di Indonesia. Angka tersebut didukung oleh biaya waralaba atau franchise Mixue yang rendah.

Menurut laporan Nikkei Asia, pada 2021, angka keuntungan Mixue meningkat dua kali lipat menjadi 10,3 miliar Yuan atau sekitar Rp23,1 triliun. Dilaporkan, Mixue akan segera mengajukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Shenzhen.

Salah satu kunci profitabilitas yang stabil adalah strategi pengadaan barang dan produksi. Mixue memiliki dapur pusat di dekat pemasok yang menangani semua mulai dari pembelian dan pemrosesan hingga pengiriman ke franchise.

Dilaporkan, laba franchise hanya menyumbang sekitar 1,9 persen dari pendapatan Mixue. Jumlah tersebut sebagian besar berasal dari penjualan bahan dan peralatan ke toko.

Selain itu, biaya toko juga menjadi salah satu faktor profitabilitas Mixue yang stabil. Berbeda dengan kompetitornya yang membuka gerai di pusat perbelanjaan atau mal, Mixue justru mengambil pendekatan sederhana melalui toko-toko di kota kecil dengan biaya sewa, tenaga kerja, dan biaya operasional yang cenderung lebih rendah.

Hal tersebut yang kemungkinan menjadi pemicu meningkatnya minat para pengusaha atau masyarakat untuk membuka franchise Mixue. Selain itu, strategi tersebut juga menghadirkan lapangan kerja baru.

Zhang Hongchao adalah sosok di balik populernya Mixue di dunia. Zhang mendirikan Mixue pada 1997 sebagai kedai es serut ketika dia masih menjadi mahasiswa. Saat itu, Zhang membuka kedai pertamanya di sekitar sekolah di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, yang secara ekonomi belum begitu maju. Kedai es serut itu ia beri nama Mixue Bingcheng.

Dikutip dari FoodTalks yang berbasis di China, Zhang mendapat modal hasil pinjaman sebesar 4.000 yuan atau sekitar Rp8,9 juta dari neneknya untuk membuka kedai.

Akibat modal awal yang sangat terbatas, peralatan toko Mixue pada saat itu juga sangat sederhana. Zhang hanya memiliki freezer, beberapa bangku, dan meja lipat. Bahkan mesin es serut untuk memproduksi es dirakit sendiri oleh Zhang dengan membeli motor, turntable dan cutter.

Pada 2007, ketika toko es krimnya tak mampu memenuhi demand konsumen, Zhang Hongchao memutuskan untuk menjual hak waralaba.

Kini, valuasi seluruh bisnis Mixue diperkirakan mencapai US$3,17 miliar atau sekitar Rp 49,5 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *